Dokter Cantik Tuan Psikopat

...༻⌘༺...

Athena berjalan mengikuti Cody dari belakang. Dia melakukannya dengan perasaan campur aduk. Anehnya Athena merasa berat hati meninggalkan Ares. Ada rasa kasihan di hatinya. Terlebih lelaki itu hanya seorang diri di sana. Namun di sisi lain, Athena ingin sekali merasakan kebebasan.

'Sudahlah, Athena. Untuk apa kau mencemaskannya. Dia bahkan tak peduli padamu.' Athena berusaha memperingatkan dirinya.

Sementara Cody yang berjalan di depan, dia memilih fokus mencari jalan keluar. Sebab cahaya di bawah sana sangat minim sekali. Jadi mata Cody harus bekerja lebih keras. Lelaki itu juga merasa canggung dengan Athena. Ia bingung harus bicara apa. Jadi dari pada membuat kesalahan, Cody memutuskan diam saja.

"Apa masih jauh?" tanya Athena.

"Sepertinya sudah dekat," jawab Cody. Dia berhenti saat melihat pintu keluar tempat awal dirinya masuk sebelumnya. "Itu dia!" serunya.

Sekarang Cody dan Athena hanya perlu naik ke atas untuk mencapai pintu. Kebetulan di sana ada sebuah kursi. Sepertinya Ares sengaja meninggalkan kursi tersebut agar bisa keluar masuk lebih mudah.

"Biar aku yang duluan. Supaya aku bisa membantumu naik lebih mudah dari atas," ujar Cody.

Athena mengangguk. Dia membiarkan Cody naik terlebih dahulu. Sesekali Athena menoleh ke belakang, takut kalau-kalau ada Ares muncul.

Pintu dibuka oleh Cody. Sinar matahari senja seketika menyambut. Athena langsung melihat ke atas. Meski harus silau karena cahaya, dirinya merasa sangat senang sekali bisa melihat matahari lagi. Bau udara segar yang semerbak juga menyambut indera penciumannya.

"Sekarang kau bisa naik," kata Cody sembari mengulurkan tangannya ke arah Athena. Dia sudah tiba di atas.

Buru-buru Athena naik ke kursi. Kemudian dia raih tangan Cody.

Cody bantu Athena naik. Sampai akhirnya perempuan itu keluar dari bawah tanah. Kini penglihatan Athena disambut dengan penampakan pepohonan yang berjejer.

Athena kembali berdecak kagum. Air matanya perlahan menetes. Setelah melewati banyak hal buruk, dia tak menyangka masih bisa bebas dalam keadaan selamat.

Athena menjatuhkan lututnya ke tanah. Dia menangis tergugu di sana. Dirinya menjadi sangat emosional. Itu karena perjuangannya untuk bebas dari Ares bukanlah hal yang mudah dilakukan.

"Kau sudah bebas sekarang, Athena. Aku pastikan dia tak akan mengganggumu lagi..." Cody memegangi pundak Athena.

"Aku tahu. Terima kasih..." Athena mengangguk. Dia menjatuhkan diri ke dalam pelukan Cody.

Mata Cody langsung terbelalak. Jantungnya berdegup kencang. Sepertinya perasaan cintanya untuk Athena yang dirinya kira telah redup, ternyata masih ada.

"Ayo, kita sebaiknya bergegas pergi sebelum harinya gelap," ajak Cody.

Athena lantas berdiri. Dia dan Cody segera mencari jalan keluar dari hutan.

Saat melewati rimbunan tanaman mawar putih, Athena kembali mengingat Ares.

"Lupakan dia, Athena!" gumam Athena.

"Kau bilang apa?!" Cody mendengar ucapan Athena dengan samar.

"Bukan apa-apa. Kau ingat jalan keluarnya kan?" tanggap Athena yang langsung merubah topik pembicaraan.

"Entahlah. Aku akan memeriksa jejakku kemarin," sahut Cody. "Semoga saja benar," tambahnya.

Athena dan Cody terus berjalan menyusuri hutan. Sampai akhirnya mereka tiba di titik dimana ada sebuah mobil yang menabrak pohon. Saat itulah Cody bisa mengingat jalan keluar.

Tanpa pikir panjang, Cody membawa Athena pergi ke kota. Dia langsung membawa perempuan itu pulang ke apartemen.

...***...

"Athena!"

Bella dan Ben berseru bersama saat melihat kepulangan putri mereka. Keduanya segera memberi pelukan erat pada Athena.

"Kau kemana saja?

"Kau tidak terluka kan? Apa yang terjadi padamu?"

Bella dan Ben langsung mencecar Athena dengan banyak pertanyaan. Namun mereka terdiam tatkala melihat Athena tiba-tiba menangis.

"My dear... Kenapa kau menangis?" tanya Bella penuh perhatian.

"Jangan menangis... Kau aman sekarang," tutur Ben.

"A-aku minta maaf... Harusnya sejak awal aku mendengarkan nasehat kalian. Aku benar-benar putri yang buruk," isak Athena.

Bella kembali memeluk Athena. "Sudahlah, yang terpenting kau di sini sekarang..." ujarnya.

"Mommy mu benar, Athena." Ben mengusap puncak kepala Athena dengan lembut.

Sementara Cody, sejak tadi dia merasa terenyuh menyaksikan pertemuan Athena dengan kedua orang tuanya. Cody merasa ikut senang melihatnya.

Puas saling melepas rindu, Ben, Bella, dan Athena menoleh ke arah Cody.

"Ini semua berkatmu. Terima kasih, Cody... Aku tidak tahu bagaimana kami membalas jasamu," ungkap Bella tulus.

"Sama-sama. Aku hanya menjalankan tugasku," sahut Cody seraya mengangkat topi fedoranya sejenak. Ia tersenyum tipis.

"Kalau begitu aku pamit dulu, aku harus segera menyelesaikan kasus ini sampai tuntas," ucap Cody. "Nanti aku akan memberitahukan semuanya setelah selesai. Kalian sebaiknya istirahatkan diri. Terutama kau Athena," tambahnya.

Athena tersenyum. "Terima kasih banyak, Cody. Tanpamu, mungkin sampai sekarang aku menjadi tawanannya," ungkapnya.

Cody segera pamit. Sebelum melapor ke polisi, Cody menyebarkan bukti foto dan video tentang Ares ke internet terlebih dahulu. Itu dia lakukan karena keluarga Beneditch cukup berkuasa. Cody tahu, kekuasaan hanya akan kalah dengan dukungan publik.

Foto dan video yang disebarkan Cody langsung viral. Karena itu pula polisi segera bertindak dan mencari Ares ke tempatnya berada.

Ares berhasil tertangkap. Mengingat terakhir kali dia dalam keadaan dirantai. Jadi Ares tak bisa melarikan diri kemana-mana.