Laura Veronica, dia merupakan seorang mahasiswi jurusan manajemen bisnis. Dia bisa di bilang wanita barbar di kampusnya, prilaku Laura memang sembrono dan centil.
Suatu hari, kebetulan ada dosen baru yang bernama Dimas Adamar, pria tampan namun berwajah dingin. Postur tubuhnya yang gagah membuat Laura terpikat akan pesonanya.
Akankahkah pria itu terpikat oleh pesona wanita barbar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Bingung
Di kediaman Dimas dan Vina.
"Amel, ayah pulang!" Ucap Dimas saat masuk ke dalam rumah.
Drap.. Drap.. Drap..
"Ayah!" Pekik seorang anak kecil yang berlari ke arah ayahnya dengan penuh semangat. Ya, dia adalah Amel, bisa di bilang kalau Amel lebih manja dan lebih dekat pada ayahnya.
Hap!
Dimas langsung menggendong Amelia dan mencium seluruh wajah putrinya dengan gemas. "Putri ayah yang paling cantik." Memeluk dengan erat.
"Ayah, Amel kira ayah pulang bareng ibu." tiba-tiba bertanya sambil menangkup wajah ayahnya.
"Tidak, ayah pulang sendiri. Mungkin ibumu masih sibuk di kantor, nak." Jawab Dimas langsung menurunkan Amelia dari gendongannya.
Wajah Amelia langsung cemberut bahkan dia tiba-tiba menunduk, entah apa yang membuat gadis kecil ini langsung terdiam.
"Putriku, ada apa hum?" Berjongkok dan menatap putrinya yang langsung terdiam.
"Kata bu guru, besok adalah hari ibu. Amel harus datang ke sekolah bersama ibu, kami mengadakan acara untuk menyambut peringatan hari ibu." Tidak berani mengangkat kepalanya dan terus berbicara sambil menunduk.
Dimas paham dengan maksud yang di ucapkan putrinya, dia pun langsung menggenggam tangan Amelia. "Ayah tahu ibumu selalu sibuk, mungkin saja jika kamu berbicara langsung pada ibu, dia akan mengerti dan akan datang ke sekolahmu." Ucap Dimas.
Amelia pun mendongak dan mengangguk pelan. "Baik, ayah."
Ceklek..
Pintu rumah terbuka.
Dimas dan Amelia langsung menoleh dengan cepat ke arah pintu, wajah Amelia berubah sumringah ketika melihat sosok yang membuka pintu ialah sang ibu.
"Aku pulang!" Ucap Vina dengan nada pelan.
"Ibu! Asyik ibu sudah pulang." Pekiknya dengan senang. Bahkan Amelia langsung berlari ke arah ibunya dengan cepat.
Greb.
Amelia memeluk erat ibunya. "Ibu, apa ibu tau? Jika besok adalah hari ibu, dan sekolah kami mengadakan acara untuk menyambut peringatan hari ibu. Ibu harus datang ya, karena bu guru bilang harus datang bersama ibu." Seru Amelia dengan semangat.
"Amel, ibu sedang lelah. Kita bahas nanti saja. Lagian besok ibu sibuk, sama nenekmu saja ya!" Jawab Vina sambil mengurai pelukan putrinya. Vina bahkan nampak tak bersemangat dengan mata yang sembab.
Wajah Amelia berubah murung, dia sudah menduga akan mendengar jawaban ini dari sang ibu. "Vina! Kenapa kau bericara begitu? Harusnya kau mengerti apa yang di sampaikan Amelia." Pekik Dimas dengan tatapan kesal pada istrinya.
"Astaga, bisakah kita bertengkar nanti saja? Aku sedang kelelahan dan ingin beristirahat. Memangnya kalian mengerti posisiku? Enggak kan. Aku sedang tidak ingin membahas apapun Dimas." Jawab Vina dengan tidak semangat.
"Kau...." Pekik Dimas dengan rahang mengeras dan tangan mengepal.
"Hiks.. Ibu jahat!" Celetuk Amelia berlari pergi menuju kamarnya.
"Amel, tunggu nak!" Pekik Dimas.
Vina pun langsung pergi dan melangkahkan kakinya menuju kamar yang ada di lantai dua. Jelas situasi saat ini membuat Dimas geram pada istrinya tersebut. "Harusnya kau mencoba memberikan jawaban yang tepat, bukan malah membuat putrimu kecewa, Vina!" Teriak Dimas.
Bukannya berhenti dan menjawab ucapan Dimas, Vina malah terus berjalan sambil menaiki tangganya tanpa mengatakan apapun.
"Wanita ini, benar-benar membuatku emosi." Gumamnya sambil mengejar Vina.
"Apa kau mendengarkan ucapanku hah?! Kenapa hari ini kau sangat menyebalkan sekali?" Menarik tangan Vina dan menggenggamnya dengan erat.
"Shhhttt." Vina meringis kesakitan karena Dimas mencekal tangannya dengan kuat. "Lepaskan aku Dimas, sakit!" Pekiknya.
"Tangannya panas, apa Vina sedang demam?" Gumam hati Dimas dan langsung melepaskan tangannya.
Dimas merasa ada yang tak beres pada Vina, tidak biasanya matanya sembab bahkan sampai tubuhnya panas. "Apa kau sakit?" Ucapnya sambil menyentuh dahi Vina.
"Tidak, hatiku yang sakit." Jawabnya dengan nada lemas.
Dahi Dimas mengerut dan tak mengerti apa maksud dari ucapan istrinya ini. "Apa maksudmu? Aku tidak paham."
Vina tak menjawab dan pergi melangkahkan kakinya kembali ke lantai dua. Vina bingung, jika dia mengatakan tentang kejadian dimana ibu mertuanya datang ke kantor dan memintanya untuk segera bercerai. Namun, disisi lain Vina takut kehilangan Dimas.
"Ck. Apa maksud dia sih, kenapa membuatku di posisi bingung begini? Haish, terserah dia saja. Lebih baik besok aku meminta Laura saja untuk menggantikan Vina datang ke sekolah Amel."
Bersambung.
Di tunggu vote nya ya kakak. Dukung terus karya author ini😊
єηєg ρgη мυηтαн... кαυ ∂gя
double up!!