NovelToon NovelToon
Ragaku Milik Suamiku Tapi Hatiku Milik Dia

Ragaku Milik Suamiku Tapi Hatiku Milik Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Duda / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Heni Rita

Cinta Devan atau biasa di panggil Dev. begitu membekas di hati Lintang Ayu, seorang gadis yang sangat Dev benci sekaligus cinta.

hingga cinta itu masih terpatri di hari Lintang meski dirinya sudah di nikahi seorang duda kaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heni Rita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Herman Membawa Ayu Ke Rumah Sakit

Bukankah anda yang waktu itu nonton di bioskop saat di bioskop, anda temannya Ayu kan?" Kata Herman, ia mulai mengingat Devan saat pertama kali bertemu di bioskop sebelum dirinya menikah dengan Ayu.

Devan menelan ludah mendengar perkataan Herman.

"Ayu? Siapa Ayu?" Nabila mengernyit mendengar nama Ayu.

"Ayu istriku," terang Herman.

"Jadi Pak Herman sudah menikah?" Tanya Nabila sedikit kaget.

"Iya," jawab Herman.

"Bapak kok tidak mengundang saya?" Nabila terlihat kecewa.

"Bapak sudah mengundang Neng Nabila, tapi kata pembantu Neng. Neng sedang berada di Jakarta."

"Ohhh ...pantas saja."

Devan mulai risih mendengar percakapan Nabila dengan Herman.

"Ohya, ngomong- ngomong Neng juga nikah gak undang saya," sindir Herman sambil melirik Devan.

"Ah, Bapak selalu sibuk. Jarang ada di rumah," Nabila balik menyindir Herman.

"Iya, sekarang Neng Nabila sudah punya suami. Bapak ikut bahagia ya Neng."

"Ohya Pak, ajak istri Bapak maen ke rumah ya? Aku ingin kenalan dengan istri Bapak."

Lagi- lagi Devan menelan ludah. Berkali- kali Devan menghela nafas berat karena gugup.

"Iya Neng, nanti Bapak ajak istriku ke rumah Neng. Sekalian silahturahmi, hanya saja dia sekarang sedang hamil. Jadi bawaannya malas bepergian," terang Herman.

"Jadi istri Bapak sedang hamil?"

Herman mengangguk sambil tersenyum.

Devan masih membisu tidak berkomentar sedikitpun, hanya Menyimak. Namun jauh di dalam hatinya menyimpan pertanyaan.

"Perasaan baru nikah sebulan, tapi Ayu sudah hamil?" Devan bicara dalam hati.

"Kalau begitu sama Pak, aku juga sedang hamil, ini saya sudah jalan empat bulan," ungkap Nabila jujur, dan perkataan Nabila sontak membuat Devan dan Herman kaget.

Herman menelan ludah mendengar ucapan Nabila, baru saja gadis itu mengatakan baru menikah, tapi di perutnya ada janin berumur tiga bulan. Sudah di pastikan gadis ini hamil duluan, pikir Herman.

Berbeda dengan Devan, ia harus menahan malu di depan suami Ayu, pria itu pasti mengira Devan lah yang telah menghamilinya.

"Sial!" Devan memaki dirinya sendiri, kabar k kehamilan Nabila pasti sampai ke telinga Ayu.

"Ya sudah Neng. Bapak duluan ya Neng. Istri Bapak kasian nunggu di rumah, dia tadi minta di belikan goreng pisang," ucap Herman sambil menunduk ramah pada Devan dan Nabila.

"Oh ya Pak silahkan."

Setelah Herman pulang, perasaan Devan tidak enak. Ini akan menjadi masalah, sewaktu waktu istrinya Nabila pasti akan mengenal Ayu, Devan sungguh tidak menduga Nabila ternyata mengenal Herman suami Ayu dan Vila yang sekarang di tempat Nabila juga berada di sebelah Vila Herman.

Pikiran Devan semakin kalut. Hidupnya semakin rumit, entah takdir apa yang sedang ia jalani hidupnya sekarang. Cinta lama yang ingin Devan lupakan, nyatanya dia sekarang begitu dekat dengan cintanya.

"A, kenapa bengong!" Tegur Nabila saat melihat raut wajah Devan yang seperti orang linglung, bukannya memesan kopi. Devan malah melamun dengan tatapan kosong.

"Eh, apa, itu Ayu!" Devan gugup hingga menyebutkan nama Ayu di hadapan Nabila yang langsung di respon Nabila.

"Ayu? Aa kenal dengan Ayu?" Tanya Nabila heran.

"Tidak! Aa tidak kenal, itu, itu nama Ayu istri Pak Herman kan?" Bantah Devan mengalihkan pembicaraan.

"Iya, udah ah! Ayo sana. Tadi katanya Aa mau kopi!" Nabila kemudian duduk lesehan sambil menikmati keindahan alam di sana.

Sedang Devan menghampiri pemilik warung untuk memesan kopi.

***

Tampak seorang dokter keluar dari ruang itu. Herman cepat menghampirinya dengan wajah cemas.

"Bagaimana Dok?" Herman bertanya sembari menyusut keringat di dahinya.

"Dia baik- baik saja, hanya sayang. Istri anda sangat lemah," ucap Dokter itu sambil memegang erat bahu Herman.

"Apa? Ta-tapi Dok, apa yang terjadi dengan istriku?"

"Sabar Pak, istri anda baik- baik saja. Bapak boleh melihatnya, hibur istri Bapak. Sepertinya dia depresi berat" pinta sang Dokter itu.

Pulang dari warung kopi, Herman mendapati Ayu tidak sadarkan diri. Herman panik, lalu Herman membawa Ayu ke rumah sakit.

"Dokter tolong pasien di kamar 11 kejang-kejang!" Seorang perawat berlari ke arah Dokter. Dan dengan cepat, Dokter itu beranjak dari sana, sebelum menjawab pertanyaan Herman.

"Oke tenang," gumam Herman sambil mengusap dada berjalan ragu masuk ke ruangan UGD.

'Siapa di sana?" Tanya Ayu saat mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya.

Pikiran Herman semakin tak bisa dia kendalikan. Akhirnya dia memberanikan diri untuk mendorong pintu ruangan UGD.

"Siapa kamu!" teriak Ayu saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat namun Ayu tidak bisa berbuat banyak karena dirinya terbaring lemah tak berdaya

Herman berusaha tenang lagi, sambil berucap.

"Maaf, ini saya Bapak Dek," ucap Herman bicara sepelan mungkin, bahkan suaranya nyaris tidak terdengar.

Ayu menoleh perlahan ke arah Herman.

Terperangah kaget, Donni membekap mulutnya.

"Bapak ..."

Mata Ayu yang semula redup berubah hangat melihat kehadiran suaminya.

"Pak ... " Ayu berkata terbata.

"Katakan Dek, mana yang sakit?"

"Gak tahu Pak, perut Ayu sakit, kepala Ayu juga pusing," keluh Mayang dengan wajah tertunduk.

1
Abel_alone
tetap semangat 🌹🌹🌹🌹
Luna Sani: Terima kasih kak ..🙏😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!