Apakah tujuan dari sebuah pernikahan?
Hidup bersama atau hanya sekedar tinggal bersama.
Ayana adalah seorang istri yang telah tinggal bersama sang suami selama dua tahun, namun ia merasa jika suaminya tidak mencintai dirinya sepenuh hati. Sebagai seorang istri, Ayana bukan hanya membutuhkan sentuhan namun ia juga membutuhkan pengakuan dari sang suami, pengakuan yang tegas jika dirinya merupakan teman hidup bukan hanya sekedar teman tidur untuk suaminya.
Dapatkah Ayana bertahan dalam kehidupan pernikahannya di kala prahara mulai datang menerpa hingga menggoyahkan hatinya.
Apa yang akan Ayana pilih, bertahan atau justru berpisah?
Mampukah ia menghapus jejak sang suami sementara hatinya telah terbelenggu cinta yang mendalam?
Ikuti sekuel
SANG MANTAN 2 ~Arti Cinta.
Semoga kalian semua menyukainya
Happy Reading,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chayahuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FASHBACK
Enam tahun yang lalu, tepatnya dua bulan setelah perceraian Ayana dan Alex di putus oleh majelis hakim, Ayana dan Romi menikah. Mereka memutuskan menikah setelah mempertimbang kan banyak hal, salah satunya adalah status bayi yang berada dalam kandungan Ayana nantinya serta kelanjutan hidup Ayana selanjutnya. Bayi itu akan lahir tanpa ayah dan tanpa status keluarga yang jelas sementara di sisi lain Ayana sendiri juga tidak memiliki tempat tinggal dan arah tujuan saat itu. Ayana tidak memiliki keluarga lain selain tante Mira dan ia tidak mungkin mendatangi keluarga tantenya itu setelah semua yang terjadi. Tante Mira pasti tidak akan menerima kehadirannya terlebih saat dia tahu jika Ayana dan Alex telah bercerai.
Oleh karena beberapa alasan itulah, Mona meminta Ayana untuk menikah dengan Romi, suaminya karena hanya dengan cara seperti itu ia bisa membantu hidup sahabatnya.
"Menikahlah dengan Ayana, mas. Aku akan merestuinya" Ucap Mona kala itu pada suaminya.
"Jangan gila, Mon. Aku tidak akan pernah mengkhianati pernikahan kita" Tolak Romi.
"Tapi Ayana butuh perlindungan mas, dan hanya kamu yang bisa melindunginya saat ini. Tolong pertimbangkan permintaanku" Pinta Mona lagi.
"Sayang, kamu baru saja melahirkan dan usia bayi kita baru lima bulan. Kamu membutuhkan banyak perhatian tapi kenapa kamu justru memintaku untuk menikahi Ayana?".
"Karena aku tidak ingin Ayana pergi, mas. Ayana tidak mau tinggal bersama kita dan dia juga menolak semua bantuanku. Aku tidak tega melihatnya hidup sendiri tanpa ada seorangpun mendampinginya. Kamu harus tahu mas, hamil itu tidaklah mudah terlebih jika orang tersebut hamil tanpa didampingi oleh seorang suami. Aku mohon mas, menikahlah dengan Ayana, setidaknya hingga Ayana melahirkan dan dia bisa hidup mandiri".
Romi tidak lagi menolak permintaan istrinya karena sesungguhnya ia juga memikirkan hal yang sama. Ayana memang membutuhkan perlindungan karena Alex masih berusaha untuk menemukannya.
Lalu apakah Ayana setuju? Tentu saja tidak. Ayana langsung menolak ide gila Mona karena ia tidak ingin merusak rumah tangga sahabatnya itu, dan ia juga tidak pernah berminpin ingin menjadi wanita penggoda dengan merebut suami sahabatnya sendiri.
"Tidak, Mon. Aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak mau menjadi perusak rumah tanggamu" Tolaknya.
"Aku mengucapkan banyak terima kasih atas bantuanmu dan mas Romi selama ini, tapi aku rasa semuanya sudah cukup. Aku tidak ingin membebani kehidupan kalian terus menerus" Sambungnya.
"Aku akan pergi, Mon. Aku menjauh dari kota ini".
"Untuk apa kamu pergi sejauh itu? Kamu masih bisa tinggal disini hingga kamu melahirkan, Ay".
"Aku tidak bisa, Mon. Aku tidak mau membebani kamu terus menerus" Tolak Ayana.
Selama dua bulan Mona terus membujuk Ayana hingga akhirnya Ayana luluh dan mau menerima keinginan sahabatnya itu. Namun Ayana memberikan sebuah syarat, setelah menikah Ayana tidak mau tinggal bersama Mona dan Romi, ia ingin pindah keluar negeri agar bisa menjaga jarak dari suami sahabatnya.
Setelah menikah dengan Romi, Ayana memutuskan pindah ke Singapura untuk tinggal dan menetap disana selama beberapa tahun. Ayana segaja memilih untuk tinggal negari singa tersebut karena ia ingin memulai hidup baru bersama putrinya. Mona tidak bisa mencegah keinginan Ayana, ia hanya bisa memberikan dukungan bagi sahabatnya itu. Meskipun tinggal hanya berdua bersama sang putri di negeri orang namun Ayana tidak merasa kesepian karena ia memiliki beberapa teman dan Mona juga sering mengunjunginya bersama suami dan putra putrinya.
.
Romi mendekati ranjang lalu memeluk istrinya dengan manja, ia juga mengelus dan mencium perut sang istri yang terlihat semakin membesar.
"HPL nya bulan depan ya?" Tanya Romi seraya mengelus perut istrinya.
"Hm, mungkin pertengahan bulan" Sahut Mona.
"Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan jagoan kita, dia pasti akan setampan Zayn" Ucap Romi.
"Dan Zayn setampan kamu" Sambung Mona sambil menyentuh wajah tampan suaminya.
"Memangnya aku tampan?".
"Iya! Kamu sangat tampan, makanya aku mau menikah denganmu".
Romi tersenyum riang mendengar pujian dari istrinya.
"Tapi sayang" Sambung Mona.
"Tapi sayang, kenapa?" Romi tidak mengerti maksud istri.
"Tapi sayang, kamu tidak bisa menggunakan wajah tampan ini untuk merayu Ayana".
"Untuk apa aku merayu Ayana, toh sekarang dia sudah menjadi istriku" Ucap Romi dengan bangga.
"Lalu kenapa kamu ada disini? Kenapa kamu tidak menemui istrimu. Kalian sudah lama tidak bertemu. Tidakkah kalian ingin menghabiskan malam bersama untuk melepas rindu?" Goda Mona.
Romi terdiam, raut wajahnya seketika berubah.
Mona menatap suaminya, ia tahu jika ada yang disembunyikan sang suami dan Ayana dari dirinya. Namun Mona tidak ingin mencari tahu hal itu, ia menyerahkan semuanya pada Romi dan Ayana.
"Sayang, bolehkah aku menjeguk putra kita?" Ucap Romi sembari menyentuh tubuh istrinya.
"Hm, tapi pelan- pelan" Mona mengangguk setuju.
Senyum langsung merekah di bibir Romi dan tanpa ingin menunda waktu ia langsung melakukan aksinya. Romi mulai menj amah seluruh tubuh istrinya untuk memberikan rangs agan karena ia tahu jika ibu hamil mudah sekali tera nsang. Romi ingin memua skan istrinya terlebih dahulu sebelum dirinya terpua skan.
"Uhmm" Tubuh Mona bergetar saat keni kmatan itu berhasil di dapatkannya.
Romi tersenyum mengetahui istrinya telah sampai dan sekarang adalah gilirannya. Romi membalikkan tubuh istrinya dan mulai memas ukinya dari belakang namun belum sempat juniornya merasakan kehangatan, tiba- tiba rintihan sang istrinya mengejutkannya.
"Aww,,, Sakit yank,,,! Udah,,,!".
"Yah, Belum juga sampai yank. Tanggung banget nih, baru setengah jalan" Romi seakan menggila karena hasr atnya sudah di ubun- ubun.
"Tapi sakit" Mona kembali mengaduh.
Mona mengaduh sambil memengangi perut bagian bawahnya.
Romi menghela nafas panjang dan berusaha meredam has rtanya, dengan terpaksa ia melepaskan diri dari sang istri lalu membantu istrinya untuk kembali tidur terlentang.
"Apakah sakit sekali?" Tanyanya khawatir.
"Hm,,, nyeri sekali" Sahut Mona berusaha menahan sakit.
"Maaf ya, aku telah menyakitimu" Ucap Romi menyesal.
"Tidak sayang, kamu tidak salah. Aku yang seharusnya minta maaf karena telah membuatmu kecewa".
"Sudahlah jangan dipikirkan, aku tidak apa- apa. Aku sudah pernah melewati ini sebelumnya" Ucap Romi saat mengingat kejadian yang sama di dua kehamilan sang istri yang lalu.
Mona mengusap keringat di wajah suaminya, ia tahu jika saat ini sang suami begitu menginginkannya dan ia menyesal karena tidak bisa memberikannya.
"Pergilah, temui Ayana. Kamu harus melepaskannya pada Ayana" Ucap Mona tiba- tiba.
"Apa yang kamu bicarakan?" Romi enggan mengikuti permintaan istrinya.
"Ayana juga istrimu, mas. Saat ini aku tidak bisa menjalankan kewajibanku dan hanya Ayana yang bisa melakukannya. Jadi, pergilah. Jangan menahannya" Ucap Mona.
Romi menatap istrinya lalu mengangguk pelan.
"Baiklah. Nanti aku akan kembali" Ucapnya sembari mengecup kening istrinya.
Romi mengenakan pakaiannya kembali kemudian melangkah keluar.
"Aku ingin kita bertiga hidup bahagia selamanya bersama putra putri kita" Ucap Mona penuh harap.
Romi menutup pintu kamar lalu bersandar di daun pintu, wajahnya terangkat keatas sembari menghela nafas panjang. Ia sedang berusaha mengendalikan has ratnya dan menenangkan pikirannya. Ada hal yang Mona tidak tahu tentang hubungannya dengan Ayana dan Romi merasa Mona tidak perlu tahu hal itu.
Romi masih berdiri di depan pintu hingga beberapa saat dan ia kembali masuk ke dalam kamar istrinya setelah hasr atnya reda. Romi mendekati ranjang lalu dengan perlahan bergerak naik kemudian ikut berbaring di samping istrinya.
♥︎♥︎♥︎♥︎♥︎
.