Gadis Miskin Milik Tuan Grey

Adnan lebih terkejut lagi, bagaimana bisa ada manusia seberani itu. Walau hari sudah semakin gelap, tapi tetap saja banyak orang yang berlalu lalang.

Harusnya manusia yang ada di dalam mobil itu melakukan adegan tak senonoh itu di dalam hotel, namun mereka malah melakukanya di dalam mobil.

“Maaf tuan, biar saya usir mereka.” Ucap Adnan dengan segera, daripada tuannya yang bertindak lebih baik dirinya saja pikirnya karena akan sangat merepotkan jika tuannya ikut campur dalam urusan orang lain.

Grey hanya diam menatap mobil bergoyang itu, namun saat Adnan hendak keluar. Pintu mobil di depanya langsung terbuka, dan orang yang ada di dalamnya buru-buru keluar dengan pakaian yang berantakan.

“Cepat rapikan pakaianmu.” Ucap pria yang sedang menunduk di balik mobil sambil membenarkan kemaja yang berantakan.

Wanitanya itu langsung menurunkan roknya dan merapihkan rambutnya.

“Sayang, jangan terlalu romantis denganya aku cemburu.” Ucap wanita itu sambil mencium bibir prianya.

Pria itu mendorong pelan wanitanya. “Jangan seperti itu Ellen! Nanti ketauan.” Ucapnya, pria itu langsung berjalan mengitari mobil miliknya.

“Cia, kenapa lama?” Tanya Andrew yang sudah berada di sisi kiri mobil miliknya, sementara wanita tadi berada di sisi kanan mobil itu.

“Ada banyak pekerjaan Kak, maaf sudah merepotkanmu.” Ucap Lucia, karena lagi-lagi dia membuat kekasihnya menunggu.

Andrew tersenyum lalu mengelus rambut Lucia lembut. “Gak apa-apa, ayo kita makan.” Ajak Andrew sambil menggenggam tangan kekasihnya itu.

Brak!

Grey yang melihat itu merasa sangat kesal, bagaimana mungkin seorang pria bisa beromantisan dengan dua wanita sekaligus pikirnya.

Wanita bernama Ellen segera masuk ke dalam mobil tadi, dan keluar dari sisi pintu sebelahnya agar seolah dirinya berada di dalam mobil sejak tadi.

“Ciaaa!! Aku kangen, kenapa lama sekali?” Keluh Ellen sambil memeluk sahabatnya itu, wanita itu bahkan membuat tangan sepasang keksaih itu terlepas.

“Kamu pasti ketiduran lagi di mobilkan? Sudah ku bilang tunggu saja di rumah jangan ikut kalau kamu ngantuk Ellen.” Ucap Lucia sambil mengelus rambut sahabatnya yang paling ia sayangi itu.

Ellen mengangguk. “Iya, tapi kamu kan tau kalau aku takut hantu.” Keluh Ellen, ketiga orang itu menoleh ke belakang karena mendengar keributan.

“Tuan, jangan keluar!” Cegah Adnan karena takut jika tuanya itu ikut campur dengan masalah orang lain, apalagi saat melihat tuanya marah.

“Diam!” Sentak Grey sambil terus berjalan lurus menatap tajam ke arah wanita bernama Lucia itu.

“Jadi ini, kekasih yang kamu bilang lebih tampan dariku?” Tanya Grey dengan sorot mata tajam, dan dingin.

Ellen dan Andrew menatap dengan tatapan berbeda, jika Adrew menatap Grey dengan tatapan bingung lain halnya dengan Ellen, wanita itu tersenyum menatap Grey dengan tatapan memuja.

Sungguh, Ellen menyukai type pria seperti Grey, wanita itu menatap sepatu yang di pakai Grey, ia tersenyum saat dirinya tau betul merk sepatu mahal itu, apalagi jam tangan yang di kenakan Grey membuat Ellen semakin melebarkan senyumanya.

Sungguh, dari ujung kaki hingga ujung kepala, di mata Ellen terlihat ratusan juta dollar yang melekat di tubuh Grey.

“Cia siapa dia?” Tanya Andrew, pria itu menatap curiga pada Grey. Karena tidak mungkin kekasihnya memiliki teman sekaya pria itu.

“Kau tidak mengenalku?” Tanya Grey dengan tertawa meremehkan.

“Memangnya siapa kamu?” Tantang Andrew.

“Aku… Aku.” Grey tak mampu bilang jika dia adalah pewaris hotel terbesar di Asia, dia juga tidak mungkin bilang jika dirinya adalah salah satu keluarga terkaya di Asia.

Mengingat jika dirinya sedang merajuk dan menentang keinginan keluarganya.

.

Tbc.