NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 - Teman lama

5 hari sudah berlalu semenjak ia pingsan di dekat kolam. Sejak hari itu juga, ia jarang melihat ketiga saudara tirinya di rumah.

Sore ini Jingga memiliki janji dengan Reana di sebuah kafe yang ada di pusat kota. Mereka berencana mengerjakan tugas bersama.

Harusnya mereka bertemu pukul 4 sore, tetapi Jingga sudah sampai saat jam masih menunjukkan pukul 2 lewat 35 menit.

"Apakah adik sendiri?"

Jingga yang tengah membaca buku mendongakkan kepalanya, di hadapannya sekarang berdiri seorang pria seumuran ayahnya yang tengah membawa nampan.

"Semua kursi sudah penuh, apakah adik berkenan jika saya duduk di sini?" ucap pria itu.

Jingga mengedarkan pandangannya dan memang benar apa yang di ucapkan oleh pria itu. "Silahkan, Tuan. Teman saya baru akan datang jam 4 nanti," jawab Jingga dengan sopan.

Pria itu tersenyum lega, "Terima kasih," ucapnya dan segera menarik kursi di depan Jingga.

"Sama-sama."

Jingga kembali membaca buku yang ia pegang, sesekali ia meminum es kopi yang sudah ia pesan.

"Wajahmu mirip seseorang yang Paman kenal," celetuk pria asing yang duduk bersama Jingga.

Jingga mengeryitkan alisnya bingung, ia menutup bukunya dan menatap pria asing itu.

"Maaf jika Paman lancang, bolehkan Paman tau siapa orang tuamu?" ucap orang itu lagi.

Gadis itu mengatupkan bibirnya ke dalam. Orang di hadapannya sekarang adalah orang asing, haruskah ia menjawab jika ia anaknya Jerry Januarta?

"Winata," jawab Jingga dengan mantap. Ia lebih memilih berbohong, bagaimana jika orang di hadapannya ini mengenal ayahnya? Identitasnya sebagai anak hasil kesalahan Jerry akan terbongkar. Lebih baik cari aman.

"Winata?"

Jingga mengangguk, "Apakah ibumu bernama Winata Salim?" tanya pria itu.

Winata Salim? batin Jingga. Ibunya memang bernama Winata, tetapi ia tidak mengetahui nama lengkapnya.

"Paman memiliki teman bernama Winata, wajahnya hampir mirip denganmu. Sudah lama Paman tidak melihatnya. Saat melihatmu sekarang, Paman kembali mengingatnya."

Pria itu mengeluarkan ponselnya, setelah beberapa saat ia memperlihatkan sebuah foto padanya. "Lihat ini, mirip kan? Apa benar orang ini adalah ibumu?"

Jingga melihat foto itu dengan seksama, jantungnya mulai berdetak dengan cepat. Benar apa yang di katakan orang ini, wajahnya hampir mirip dengan wajah wanita yang tengah tersenyum manis di foto.

"Maaf Paman, saya tidak pernah melihat rupa Ibu saya," lirih gadis itu.

Hati pria di depannya itu mencelos, "Selama ini saya tinggal di panti asuhan, Ibu saya sudah lama meninggal," jelas Jingga dengan senyum tipis.

Pria itu kembali mengotak-atik ponselnya, rasa penasaran di hatinya belum pudar. Tidak mungkin gadis di depannya ini hanya kebetulan memiliki kemiripan dengan temannya yang sudah lama ia cari.

"Kalau begitu, apakah kau mengenal orang ini?" ucap orang itu kembali menunjukkan foto yang berhasil ia temukan di akun sosial media miliknya. Ia masih belum menyerah.

Jingga kembali melihat foto yang di tunjukkan pria itu. Ia terdiam sejenak, orang ini benar-benar mengenal Ayahnya, pikirnya.

Pada akhirnya Jingga mengangguk, "Dia Ayah saya."

Helaan napas lega bisa Jingga dengar dari bibir pria di depannya. "Syukurlah, tebakanku tidak salah," gumam orang itu yang masih bisa di dengar oleh Jingga.

"Maksud, Paman?"

Pria itu mengembangkan senyumnya, "Sebelumnya, izinkan Paman berkenalan denganmu. Nama Paman Yuda, teman Ayah dan Ibu kamu. Jerry dan Winata, dia teman paman semasa kuliah," jelas orang itu sembari mengulurkan tangannya pada Jingga.

Jingga sendiri terkejut mendengar fakta ini, berarti pria ini tau kisah lama antara Ayah dan Ibunya?

"Nama saya, Jingga," gadis itu membalas uluran tangan pria yang mengaku teman dari Ayah dan Ibunya.

Tautan tangan mereka terlepas, "Paman turut berduka cita atas meninggalnya Ibumu. Sudah lama ia menghilang dari keluarganya, ternyata ia berhasil melahirkan seorang putri yang cantik sepertimu," kata Yuda.

Jingga hanya terdiam mendengarnya, dia masih terkejut dengan ini semua. "Ibumu itu orang yang sangat mandiri, tidak heran jika ia lebih memilih membesarkanmu sendiri."

Raut sedih tidak dapat di sembunyikan oleh Yuda saat ia mengetahui jika teman lamanya sudah pergi untuk selamanya. Dia terlalu bodoh.

"Paman sangat mengenal Ibu, ya?" tanya Jingga setelah memberanikan diri.

Yuda mengangguk mantap, "Tentu saja, Ibumu itu salah satu primadona kampus," kekeh pria itu.

Jingga juga ikut terkekeh mendengarnya, "Jadi selama ini kau tinggal di panti asuhan ya?" tanya Yuda.

Anggukan Jingga berikan sebagai jawaban. "Lalu, bagaimana kau bisa tau jika Jerry adalah ayahmu?"

"2 bulan yang lalu Ayah datang ke panti. Dia mengatakan jika Jingga adalah anaknya, Ayah mengajak Jingga tinggal bersamanya," jelas Jingga tanpa ada yang ia tutupi.

Saat ia mengetahui bahwa pria di depannya ini adalah teman lama Ayah dan Ibunya, ia merasa tenang.

"Berarti kau sudah bertemu dengan Tania?" tanya Yuda dengan hati-hati.

Jingga mengangguk pelan, "Beberapa hari setelah kedatangan Jingga, Tante Tania meninggal,"irihnya.

Yuda tentu saja terkejut mendengarnya, "Paman turut berduka cita mendengarnya."

"Winata dan Tania merupakan teman sedari sekolah menengah atas, mereka memutuskan masuk ke kampus yang sama. Hingga pada akhirnya mereka bertemu dengan paman dan juga Jerry yang saat itu juga sudah berteman lama."

"Benih-benih cinta mulai tumbuh di antara Jerry dan juga Tania. Mereka juga memutuskan menikah setelah lulus kuliah."

"Saat Paman mengetahui jika Jerry melakukan kesalahan fatal yang menyeret Ibumu, Paman sangat marah sebagai seorang teman."

Jingga mendengarkan cerita Yuda dengan seksama, "Kena--"

Ucapan Jingga terpotong kala ponsel milik Yuda berdering. Pria itu meminta izin kepadanya untuk mengangkat panggilan telepon dan menjauh.

Setelah beberapa saat, Yuda kembali dengan terburu-buru. "Maaf ya, Nak. Paman masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan," ucapnya penuh sesal.

Jingga melengkungkan bibirnya ke bawah. Dia masih ingin mendengar cerita tentang ibunya.

"Bolehkan Jingga meminta nomor ponsel, Paman?" tanya gadis itu. "Jingga hanya ingin mendengar cerita tentang Ibu lebih banyak lagi," tambahnya.

"Tentu saja," balas Yuda dengan mantap.

Setelah bertukar nomor ponsel, Yuda pergi dari kafe. Jingga merasa senang jika ada orang yang mengenal Ibunya selain sang Ayah.

Dia melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, masih tersisa banyak waktu sebelum jam janjinya dengan Reana.

Jingga mengeluarkan laptopnya dari dalam tas, ia akan mengerjakan tugas yang bisa ia kerjakan terlebih dahulu.

Terlalu sibuk dengan dunianya, ia tidak menyadari jika ada sepasang mata elang yang memperhatikannya sedari tadi.

Sang pemilik mata elang melihat semua interaksi Jingga dengan Yuda sedari awal. " Cih! Ternyata seleramu yang sudah bangkotan. Dasar jalang!" ucapnya lalu pergi meninggalkan kafe dengan amarah yang memuncak.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca ☺️

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!