NovelToon NovelToon
Pesan Masa Lalu

Pesan Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Mengubah sejarah / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:846
Nilai: 5
Nama Author: aaraa

Seorang wanita yang hilang secara misterius, meninggalkan jejak berupa dokumen-dokumen penting dan sebuah jurnal yang penuh rahasia, Kinanti merasa terikat untuk mengungkap kebenaran di balik hilangnya wanita itu.

Namun, pencariannya tidak semudah yang dibayangkan. Setiap halaman jurnal yang ia baca membawanya lebih dalam ke dalam labirin sejarah yang kelam, sampai hubungan antara keluarganya dengan keluarga Reza yang tak terduga. Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu? Di mana setiap jawaban justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan.

Setiap langkah membawanya lebih dekat pada rahasia yang telah lama terpendam, dan di mana masa lalu tak pernah benar-benar hilang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aaraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kunci Pertama

Sore itu, perpustakaan sekolah SMA Taruna Bangsa tampak lengang. Di sudut ruangan yang diterangi cahaya matahari senja, Kinanti duduk sendirian, tangannya membolak-balik halaman jurnal tua pemberian Eyang Karso. Sudah tiga hari ini dia menghabiskan waktu seusai sekolah untuk mempelajari jurnal tersebut, mencoba memecahkan berbagai petunjuk yang tersembunyi di dalamnya.

"Masih di sini ternyata," sebuah suara tiba-tiba mengejutkannya.

Reza berdiri di samping meja dengan senyum khasnya. "Boleh aku bergabung?"

Kinanti mengangguk pelan, menggeser tumpukan buku di hadapannya untuk memberi ruang.

"Ada yang aneh dengan jurnal ini," gumamnya sambil menunjukkan sampul kulit yang sudah mengelupas di beberapa bagian.

Reza, dengan ketertarikannya pada sejarah, langsung memperhatikan detail sampul jurnal tersebut.

"Coba aku lihat," katanya sambil mengamati lebih dekat. Jemarinya yang terlatih bermain basket dengan hati-hati menelusuri tepian sampul yang mulai terkelupas.

"Hati-hati," Kinanti memperingatkan, tapi matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.

Tiba-tiba, sesuatu yang berkilau jatuh dari celah sampul jurnal ke atas meja. Sebuah kunci kuningan kecil dengan ukiran rumit di bagian pegangannya.

"Astaga!" Nadia, yang baru saja datang membawa laptop, nyaris memekik. "Apa itu?"

"Ssst!" Kinanti dan Reza kompak mengingatkan, membuat Nadia menutup mulutnya dengan tangan.

 "Maaf," bisik Nadia, "tapi ini benar-benar seperti scene di film-film yang sering aku review di blog!" lanjutnya dengan semangat membara.

Akhirnya muncul banyak pertanyaan dari Nadia yang merupakan sahabat baik Kinanti. Ia menanyakan semua hal tentang kunci tersebut, termasuk sejak kapan Kinanti dan Reza saling kenal dan apa hubungan mereka dengan kunci yang sudah terlihat tua itu.

Kinanti mengambil kunci itu dengan hati-hati, mengamati ukirannya yang detail. Ada simbol aneh yang terukir di bagian pegangan kunci – seperti gabungan huruf Jawa kuno dengan motif batik.

Kinanti mengeluarkan ponselnya, memotret kunci tersebut dari berbagai sudut. "Kita harus tunjukkan ini pada Eyang," katanya mantap.

"Tapi sebelumnya..." Kinanti menatap bingung ke arah Raka, sambil memberi isyarat dengan tatapan mata mengarah ke Nadia yang masih duduk manis di depannya dengan rasa ingin tahu yang sangat besar. Ia bingung apakah sebaiknya memberi tahu Nadia tentang apa yang sedang mereka cari atau tidak. Karena ini merupakan hal yang masih menjadi misteri dan mungkin saja akan berbahaya jika banyak orang yang mengetahuinya.

"Sebelumnya kita harus mencari tahu apa yang bisa dibuka dengan kunci ini," Reza melanjutkan kalimat Kinanti sembari mengangguk, seolah dapat membaca pikirannya.

Akhirnya Kinanti dan Reza sepakat untuk memberi tahu Nadia.

Setelah penjelasan panjang dari Kinanti dan Reza, Nadia awalnya kaget dan tidak percaya. Namun akhirnya ia setuju untuk merahasiakan semuanya dan ikut membantu mereka dalam pencarian tersebut.

Nadia membuka laptopnya, jari-jarinya menari di atas keyboard.

"Aku akan coba dokumentasikan temuan ini. Siapa tahu ada hubungannya dengan artikel-artikel sejarah yang pernah aku baca."

 Reza dan Kinanti mengangguk puas. Sepertinya keputusan mereka untuk memberitahu Nadia memang tepat. Dan kini, kelompok pencarian misteri hilangnya Kartika ini resmi menjadi 3 orang.

Keesokan harinya, sepulang sekolah, mereka bertiga mengunjungi rumah Eyang Karso. Rumah tua bergaya kolonial itu selalu membuat Reza kagum – dindingnya dipenuhi foto-foto hitam putih dan berbagai artefak bersejarah.

"Menarik sekali," komentar Eyang Karso setelah mengamati kunci tersebut dengan kaca pembesar.

"Ini bukan kunci biasa. Lihat ukirannya – ini buatan akhir masa penjajahan."

"Apa Eyang tahu kunci ini untuk membuka apa?" tanya Kinanti penuh harap.

Eyang Karso tersenyum misterius. "Yang jelas, ini hanya satu dari serangkaian kunci yang tersebar di berbagai lokasi bersejarah di kota ini. Dulu, para pejuang menggunakannya untuk menyimpan dokumen-dokumen penting."

"Seperti sistem keamanan?" Reza menebak, matanya berbinar.

 "Tepat sekali," Eyang Karso mengangguk. "Dan setiap kunci memiliki pasangan gemboknya sendiri. Gembok-gembok itu tersembunyi di tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah." Jelas eyang Karso.

 "Tapi bagaimana cara kita tahu di mana gembok yang cocok dengan kunci ini?" tanya Nadia sambil mencatat di laptopnya.

"Nah, untuk itu," Eyang Karso berdiri dan berjalan ke arah lemari tuanya, "kalian perlu bertemu seseorang." Dia mengambil selembar kartu nama dan menyerahkannya pada Kinanti.

"Prof. Dr. Handoko Suryo?" Kinanti membaca nama di kartu itu.

"Dia mentor eyang sewaktu masih aktif di museum," jelas Eyang Karso. "Dan kebetulan, dia juga mentor Reza dalam penelitian sejarah lokalnya, bukan begitu?"

Reza mengangguk bersemangat. "Prof. Handoko pasti bisa membantu kita! Beliau punya akses ke berbagai arsip sejarah kota ini."

"Kalau begitu sudah diputuskan," kata Kinanti, memasukkan kunci dan kartu nama ke dalam tas kecilnya. "Besok kita temui Prof. Handoko."

"Tunggu," Nadia mengangkat tangannya. "Apa tidak sebaiknya kita dokumentasikan dulu semua ini? Maksudku, kita sudah menemukan bukti bahwa ada sistem keamanan rahasia dari masa perjuangan yang belum pernah terungkap sebelumnya!"

"Untuk saat ini, sebaiknya temuan ini kita rahasiakan dulu," Eyang Karso mengingatkan dengan bijak.

"Sampai kita tahu pasti apa yang sebenarnya disimpan dengan sistem kunci-gembok ini."

Ketiga remaja itu saling berpandangan, menyadari bahwa mereka baru saja terlibat dalam sesuatu yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Kunci kecil itu, yang tadinya tersembunyi dalam sampul jurnal tua, ternyata membuka jalan menuju petualangan yang mungkin akan mengungkap rahasia sejarah yang selama ini tersembunyi.

"Besok sepulang sekolah," kata Reza memecah keheningan, "kita temui Prof. Handoko."

Kinanti mengangguk, jemarinya menggenggam erat tas kecil berisi kunci itu. Di benaknya berkelebat berbagai kemungkinan tentang apa yang akan mereka temukan. Satu hal yang pasti, petualangan mereka baru saja dimulai.

1
Rezzy Ameliya
semangat selalu kaaa, terimakasih sudah mampir
Iramacinta
kak keren banget dilanjut terus ya karyanya...❣️❣️❣️
mndnll
keren kak ceritanyaa bagus sekalii semangat kak
salsa
bagus banget ceritanya aku suka /Scream/
Kandi
like
Riiiiee
yeayyy akhirnya ketemu
TENANG
keren ceritanya semngat terus melanjutkan ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!