"Lucy,kau harus mengambil minuman yang diberikan untuk papa ku. Jangan sampai papa meminum itu,tolong aku "
Bisik hendri saat hendri melihat Lucy sedang berdiri di balkon aula hotel itu dan menghirup udara malam dari sana, lucy terkejut melihat kehadiran Hendri tapi dia tak bisa mengatakan apa pun .
Lucy yakin kalau minuman itu pasti mengandung sesuatu yang bisa menjebak Pak Hadinata, hingga akhirnya lucy berjalan cepat ke arah pak hadinata dan mengambil gelas yang berada ditangan pria tua itu.
"Lucy,apa yg kau lakukan ? " tanya Hadinata
Lucy bingung,dia menatap semua orang yang berada didekat mereka saat ini . Lucy tidak menjawab dan langsung meminum nya ,kemudian dia pergi dari sana.
Hendri melotot melihat apa yg dilakukan oleh Lucy,lucy ngak perlu meminum nya sehingga saat ini terlihat tubuh lucy yang mulai kepanasan.
Hadinata yg melihat gelagat ngak benar dari lucy,dia pun mengikuti lucy hingga akhirnya dia melihat Lucy yang berjalan menuju lorong kamar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 33
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Lucy merasa tak enak hati dengan semua nya, dia menatap ke arah devi yang sudah menunggu nya didepan pintu. Bik henny membantu lucy untuk berjalan ke arah kamar mandi,dia seolah tau kalau Lucy agak susah berjalan .
Lucy menjadi semakin ngak enak hati,dia takut kalau para pelayan disana berpikiran kalau dia sudah menjebak tuan besar mereka . Lucy yakin kalau bik henny mengerti tentang keadaan nya ,dia merasa malu tapi dia juga ngak mungkin menjelaskan semua nya..
Di kamar mandi,tercium aroma lavender yang menenangkan nya . Lucy tak ingin memikirkan apa pun lagi,dia tidak pernah sebingung ini tapi dia akan berusaha tetap tenang .
"Anda ngak usah khawatir nyonya,kami sudah tau semua nya. Anda hanya terjebak diantara nyonya gita dan tuan besar,tapi kami bersyukur karena bukan nenek sihir itu yang menjadi nyonya kami " ucap devi dengan lantang nya, dia tersenyum penuh arti.
Plaaak
Bik henny langsung memukul punggung devi, dia merasa kesal mendengar devi mengatakan semua nya didepan lucy . Mata nya pun melotot pada devi yang kini sudah menundukan kepala nya, devi memang suka keceplosan . Mungkin karena memang dirinya yang polos dan selalu mengeluarkan apa yang dia ingin katakan.
"Hhmmm....maaf Nyonya, saya keceplosan" ucap devi dengan meremas kedua tangan nya.
Devi juga pernah keceplosan memanggil gita dengan nenek sihir dan wanita itu mendengar nya, devi langsung di tampar dan tidak boleh lagi berada di ruangan depan . Apalagi jika dia datang kerumah ini,sehingga devi di tempat kan di dapur.
"Ngak apa-apa kok mbak devi,terima kasih sudah menerima saya disini " jawab lucy yang merasakan sedikit tenang di pundak nya
Lucy hanya duduk di dalam bath up berisi air hangat dengan aroma terapi,devi membantu nya memijat punggung dan kaki nya . Terasa nyaman dan tenang,kemudian dia keluar dan berjalan pelan ke arah bik henny yang sudah menyiapkan pakaian nya.
Lucy sedang mengambil pakaian yang sudah diletakan di atas tempat tidur nya ,tapi tiba-tiba pintu kamar terbuka. Terlihat hadinata sudah berjalan masuk dengan bibir yang terus tersenyum,membuat devi yang dari tadi berada disana tak menyangka.
Selama ini devi ngak pernah melihat Hadinata,dia sering melihat hendri yang suka bersikap ramah pada semua pelayan di rumah itu. Devi hanya sesekali saja melihat hadinata ,itu pun tidak pernah tersenyum dengan lebar seperti saat ini.
"Ya ampun,tampan nya " ucap devi tanpa sadar membuat bik henny dan lucy membulatkan mata nya ,mereka menatap ke arah devi yang terlihat begitu terpesona dengan ketampanan wajah majikan nya.
Sedangkan Hadinata mengernyitkan dahi nya dan langsung menatap ke arah devi,membuat devi tersadar . Dia pun menatap wajah lucy dan bik henny ,dia merasa malu sekali saat ini.
"Maaf nyonya,saya ngak sengaja " ucap devi yang sudah menundukan kepala nya ,dia merasa malu dan tak tau harus berbuat apa .
Lucy tersenyum saja ,dia pun mendekati pria yang kini sudah menjadi kekasih nya . Atau mungkin sebentar lagi akan menjadi suami nya, dia dulu pun seperti itu saat melaut hadinata yang berjalan dengan tegap melewati ruangan kerja nya.
Pesona hadinata memang tak ada dua nya, biar sudah berumur tapi terlihat sangat tampan dan begitu mempesona. Dia jadi merasa takut jika suatu saat nanti akan ada wanita yang menggoda nya dan hadinata menyukai nya juga,dia tidak mungkin bisa melepaskan pria itu.
"Maaf kan saya tuan besar,saya ngak bermaksud seperti tadi . Hanya saja anda memang sangat tampan " ucap devi dengan pelan pada akhir kalimat nya
Hadinata menatap tajam pada devi,tapi kemudian tangan Lucy menangkup wajah hadinata hingga tatapan tajam tadi berubah menjadi lembut . Lucy tersenyum tipis dan menganggukan kepala nya, dia memberikan isyarat agar hadinata tak memarahi devi atau bahkan memecat wanita muda itu .
Devi berusia lima tahun diatas lucy,tapi sikap nya yang polos dan tak pernah mengeluh dengan keadaan membuat nya merasa lebih muda . Apalagi devi terbilang ceria dan tidak pernah perduli dengan apa yang dia ucapkan,dia suka keceplosan .
"Hah....ya Sudah, kalian silahkan keluar. Saya ingin berduaan dengan calon istri saya " jawab hadinata tanpa melihat ke arah devi,dia masih menatap wajah lucy yang sudah terlihat lebih segar.
Devi pun berjalan dengan cepat dengan wajah yang masih menunduk didepan Hadinata,begitu juga dengan bik henny . Dia berjalan didepan Hadinata dan memberikan salep kepada hadinata membuat hadinata mengernyitkan dahi nya karena bingung,dia menatap ke arah salep ditangan bik henny.
"Ini tuan besar,tolong oleskan pada bagian sensitif nyonya secara merata. Agar rasa perih nya segera membaik" ucap bik henny membuat hadinata tersadar ,dia pun menganggukan kepala nya dengan pelan.
"Terima kasih bik,saya ngak memikirkan hal ini dari semalam " jawab hadinata dengan pelan,dia menatap ke arah wajah lucy yang sudah memerah.
Bik henny menganggukan kepala nya, dia pun berjalan melewati lucy dan hadinata dengan cepat menuju pintu kamar . Kemudian dia menutup pintu itu dengan perlahan,dia ngak ingin mengganggu calon pengantin itu.
Lucy ingin mengambil salep yang diberikan oleh bik henny dari tangan Hadinata tapi hadinata menahan tangan nya,dia menatap wajah lucy yang sudah sangat merah .
"Biar aku pakein" ucap Hadinata
"Hhmm....ngak usah pak,biar aku saja. Aku bisa kok " jawab lucy dengan gugup
"Pak ? kenapa bapak lagi? aku hanya ingin bertanggung jawab sayang,aku ingin lihat milik mu yang terluka karena milikku yang mungkin agak besar " ucap Hadinata dengan mata yang masih fokus menatap wajah lucy
"Iya sayang....,tapi sini salep nya biar aku pake sendiri aja" jawab lucy dengan pelan
"Biar aku pakein, kamu kan ngak bisa liat nya " ucap Hadinata, kini dia menarik tangan Lucy dan membawa nya ke tempat tidur
Hadinata mendudukan lucy dipinggiran tempat tidur, dia meminta lucy untuk berbaring tapi lucy masih menggelengkan kepala nya karena malu .
"Hhmmm....lebih baik biar kan bik henny saja yang bantu pakein" ucap Lucy sambil menutup kedua kaki nya lebih rapat ,membuat hadinata tertawa.
"sayang,aku sudah lihat semua nya. Semua yang ada ditubuh mu,aku tahu setiap lekukan nya . Jadi jangan bilang kalau kamu merasa malu pada ku hhmmm" ucap Hadinata yang kini mendekatkan tubuh nya pada Lucy hingga Lucy berbaring ,hadinata menurunkan tangan nya dan berhasil membuka kedua kaki lucy
Bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘