Transmigrasi Psikiater Cantik

Tampak sinar jingga cerah bersinar membuat langit berwarna merah jingga.

Jefra Tjong melangkah memasuki bangunan rumah mewah. Wajahnya terlihat datar, dia benar-benar tidak menyukai rumah ini, banyak kenangan buruk yang tersimpan di dalamnya, itulah mengapa dia lebih memilih tinggal di apartemen dibandingkan kediaman keluarga Tjong.

"Akhirnya kamu pulang juga, J," ucap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

Tuan J tidak menjawab ucapan itu. Langkahnya pun tidak terhenti untuk melewati sang Ibu tirinya.

"Apa kamu tidak ingin melihat Ayahmu?" tanya Sienna Tjong kemudian.

Langkah Tuan J terhenti, wajahnya mengeras, "Aku ke sini bukan untuk mengunjunginya."

"Setidaknya lihatlah dia sebentar."

Tuan J hanya mendengus. Kemudian melanjutkan langkahnya lagi, menuju arah tangga untuk ke kamarnya.

Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Aku tidak akan pernah melihatnya, inilah balasan setimpal karena saat Ibu sakit pun dia tidak pernah perduli.

**

Malam harinya, tepat pukul tujuh malam.

Terlihat suasana elegan di meja makan. Meja telah diatur dengan peralatan makanan dan berbagai macam hidangan.

Acara makan malam keluarga Tjong.

"Jadi kamu sedang mengandung?" ujar Sienna pada Sanaya yang duduk di sebelah Alvaro.

"Y-ya, Ibu. Sudah tiga bulan," jawab Sanaya agak gugup karena melihat tatapan ketidaksukaan dari bola mata zamrud Ibu mertuanya.

Kemudian tatapan Sienna teralihkan pada Alvaro, "Mau sampai kapan kamu tinggal di kediaman keluarga Tan? Berhubung istrimu sedang mengandung sebaiknya kamu tinggal di sini."

Bukannya menatap balik Sienna, Alvaro justru menatap seorang pria lanjut usia yang duduk di bagian ujung meja, Ashton Tjong──sang Kakek.

Alvaro sendiri kurang nyaman jika tinggal di kediaman keluarga Tjong karena sang Kakek selalu menempatkannya pada posisi yang sulit dan selalu membandingkannya dengan Jefra Tjong.

Sedangkan Ashton menunjukkan ekspresi tenang.

Di sisi lain, Tuan J hanya menatap kosong rangkaian bunga pada vas yang memiliki dasar tanaman hijau. Dia sungguh tidak perduli dengan obrolan yang tidak penting baginya itu. Terlebih dengan seorang wanita yang sejak tadi menatapnya penuh minat.

Elsa Arca──wanita yang akan dijodohkan dengan Tuan J. Elsa adalah putri satu-satunya dari pasangan Emma dan Redrigo yang kini juga menghadiri acara makan malam ini. Wanita berusia dua puluh dua tahun, terlihat modis dan cantik, memiliki latar belakang baik, tingkat ekonomi yang berkelas, serta segi kepribadian, pendidikan, ataupun pencapaian yang bagus.

Benar-benar seorang wanita yang berkualitas.

Namun, hal itu tidak membuat Tuan J meliriknya sama sekali.

"Aku menyukainya," bisik Elsa pada Emma yang duduk di sebelahnya dengan malu-malu.

Awalnya Elsa menolak untuk dijodohkan, tetapi langsung berubah pikiran setelah melihat langsung bagaimana calon suaminya.

Siapa juga yang tidak menyukai seorang Jefra Tjong yang memiliki segalanya? Tampan, kaya, dan berkuasa. Bukankah mendekati sempurna?

Emma tersenyum menanggapi kesan positif yang diberikan putrinya. Dia pun sangat senang karena akan memiliki menantu seorang CEO perusahaan nomor satu.

Kemudian Emma menatap Redrigo dan memberikan isyarat mengangguk.

"Jadi bagaimana dengan perjodohannya? Sepertinya putri kami sudah menyukai Tuan J," ujar Redrigo yang mulai menyinggung soal perjodohan.

"Pa-papa, jangan membuatku malu," Elsa merona merah.

"Kenapa malu, Sayang? Kalian kan sebentar lagi akan menikah," Emma terkekeh melihat tingkah putrinya, lalu beralih menatap Sienna, "Benarkah, Nyonya Besar?"

"Bagus kalau Elsa menyukai J, dengan begitu pernikahan bisa segera dilaksanakan," tukas Sienna tersenyum simpul.

"Kenapa kamu yang memutuskan itu, Sienna?" Ashton menyela, merasa sedikit keberatan dengan keputusan sepihak menantunya.

"Bukankah lebih cepat lebih baik? Lagi pula J tidak keberatan," ujar Sienna masih dengan sekehendak hati.

"Apa benar kamu tidak keberatan, J?" tanya Ashton pada Tuan J.

Si pria yang sedang diperdebatkan mengepalkan tangan yang bersembunyi di balik meja. Ibu tirinya memang sungguh seenaknya. Padahal dia tidak pernah mengatakan jika tidak keberatan dengan perjodohan ini.

"Aku──"

"Tentu saja kekasihku keberatan!"

Sontak semua menengok untuk melihat siapa pemilik seruan keras yang membuat terkejut itu.

Terlihat Renata yang sedang melangkah dengan anggun, dengan menggunakan dress hitam tanpa motif yang memamerkan pundaknya yang indah namun seksi, rambut yang dijepit bagian tengah dan membiarkan sisa rambut panjangnya yang bergelombang di bagian bawah. Benar-benar mempesona.

Sanaya membelalakkan mata melihat Renata yang berpenampilan di luar ekspektasi. Padahal dia sudah menantikan penampilan Renata yang seperti wanita jal*ng.

Anya sungguh tidak dapat diandalkan.

Sanaya sungguh merasa geram. Belum lagi tatapan Alvaro yang seakan tersihir karena melihat penampilan Renata malam ini.

Sialan!

Sanaya hanya bisa mengumpat dalam hati dengan wajah yang mengeras.

"Angel?" Sienna mengeryit heran dengan kedatangan mantan kekasih putra kandungnya yang tidak diundang.

Kenapa penjaga di luar membiarkan gadis itu masuk?

Memang aneh, tetapi Sanaya lah yang menyuruh penjaga di luar untuk membiarkan Renata masuk. Sanaya sungguh menyesalkan itu.

"Maaf jika aku datang tanpa undangan," ucap Renata dengan sopan.

Tatapan Renata teralih pada Tuan J yang terlihat datar. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu. Tetapi tatapnya tidak lepas dari Renata.

Kemudian Renata melangkah untuk mendekat pada Tuan J, menarik lengan pria itu hingga siempunya berdiri, "Sayang, jangan tinggalkan aku dengan menikah dengan wanita lain."

Persetan dengan rasa malu, yang terpenting bagi Renata adalah menggagalkan pernikahan Jefra-nya.

"Tidak peduli betapa beratnya cobaan yang ingin menggoyahkan hubungan kita, aku tetap mempertahankanmu dan mencintaimu!"

Tuan J mendelik dibuatnya. Sungguh tidak mengerti maksud Asistennya itu.

Redrigo tersulut emosi, "Jadi Tuan J sudah memiliki kekasih? Lantas kenapa mengadakan acara perjodohan ini?"

Terlihat Elsa yang menatap kecewa dan Emma yang menunjukkan raut wajah tidak percaya.

"Apa-apaan ini?" Sienna bangkit dan menatap Tuan J dan Renata bergantian, dirinya juga tidak tahu tentang ini.

Bagaimana bisa Jefra Tjong bersama dengan mantan kekasih Alvaro?

"Apa itu benar, J?" tanya Ashton yang mencoba bersikap tenang meski terkejut juga. Siapa sangka, jika cucunya yang super dingin dan anti perempuan sudah memiliki kekasih.

"Ti──"

Lagi. Perkataan Tuan J terpotong. Pria itu sungguh tidak diberi kesempatan untuk berbicara.

"Ya, kami adalah kekasih! Kami saling mencintai!" jawab Renata dengan lantang.

Seketika semuanya bungkam dibuatnya.

Renata meraih tangan Tuan J untuk digenggamnya. Mengisyaratkan pada si pria agar diam saja.

Sienna menghela napas berat, pelipisnya mendadak berkedut. Wanita itu tidak akan membiarkan perjodohan yang telah diaturnya gagal. Hanya dengan perjodohan ini dia bisa mengendalikan Jefra Tjong.

"Hanya kekasih, bukan? Kalian bisa memutuskan hubungan itu," ucap Sienna kemudian.

Tuan J membalas genggaman tangan Renata.

"Tidak semudah itu. Wanita ini sedang mengandung anakku."

_To Be Continued_