"Kak, ayo menikah?" Vivi yang masih memakai seragam putih merah itu tiba-tiba mengajak Reynan menikah. Reynan yang sudah SMA itu hanya tersenyum dan menganggapnya bercanda.
Tapi setelah hari itu, Reynan sibuk kuliah di luar negri hingga S2, membuatnya tidak pernah bertemu lagi dengan Vivi.
Hingga 10 tahun telah berlalu, Vivi masih saja mengejar Reynan, bahkan dia rela menjadi sekretaris di perusahaan Reynan. Akankah dia bisa menaklukkan hati Reynan di saat Reynan sudah memiliki calon istri?
~~~
"Suatu saat nanti, kamu pasti akan merindukan masa kecil kamu, saat kamu terluka karena cinta..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
"Kak Rey, belum pulang?" Vivi membuka kedua matanya dan meraba tempat tidur sebelahnya yang kosong. Kemudian dia melihat jam dinding yang sudah hampir pukul satu. "Astaga, pintunya kan aku kunci. Jangan-jangan aku gak dengar Kak Rey ketuk pintu."
Vivi mengambil ponselnya dan melihat ada lima panggilan tidak terjawab dari Reynan. Buru-buru dia turun dari ranjang dan membuka pintu kamarnya. Dia melihat Reynan yang sudah tidur di sofa sambil mendekap tangannya sendiri.
"Yah, kasihan Kak Rey." Perlahan Vivi mendekat dan berlutut di dekat sofa. "Kak Rey marah gak ya?" Vivi menggigit bibir bawahnya. Hubungannya dan Reynan baru saja membaik, dia takut jika Reynan kembali dingin seperti dulu lagi karena marah padanya.
Perlahan Vivi menyentuh pipi Reynan. "Kak Rey? Pindah ke kamar ya."
Reynan membuka kedua mata merahnya dan menatap Vivi.
"Maaf Kak, aku ketiduran. Kak Rey jangan marah ya."
Reynan hanya terdiam menatap Vivi.
"Kak Rey marah ya?"
Reynan justru menarik tubuh Vivi dan memeluknya di atas sofa. "Kenapa aku marah? Namanya orang ketiduran kan gak sengaja. Ya udah, gak papa."
Berada di atas sofa yang sempit dan dalam dekapan Reynan rasanya sangat nyaman.
"Aku juga baru pulang pukul sebelas." Reynan semakin mendekap Vivi dan mengendus rambutnya. "Males sekali mau pindah ke kamar. Rasanya nyaman sekali tidur dempetan sama kamu kayak gini."
"Kak, nanti ada yang lihat kan malu."
"Mama sama Papa pasti sudah tidur. Raina juga barengan aku pulangnya, pasti capek banget dan langsung tidur. Lampu juga sudah dimatikan pertanda kalau semua pekerja sudah istirahat." Reynan semakin menciumi pipi Vivi. "Sayang, kapan bisa?" Jemari Reynan menyusuri leher Vivi lalu berhenti di atas dada Vivi dan membentuk pola abstrak di sana.
"Bisa apa?" tanya Vivi sambil menatap Reynan yang terus fokus dengan dadanya. "Kak, jangan gini. Di kamar saja."
Bukannya melepas pelukannya tapi Reynan semakin mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Vivi. Mereka saling memagut dengan lembut dan saling menikmati.
Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara gelas yang jatuh dan pecah. Mereka saling menjauh. Reynan berdiri untuk mengecek siapa yang telah memecahkan gelas, sedangkan Vivi langsung berlari masuk ke dalam kamarnya.
Reynan menghentikan langkahnya saat melihat Aldi sedang berjongkok membersihkan gelas. "Ngapain kamu?"
"Saya mau mengembalikan gelas bekas kopi."
Reynan melihat ada bekas kopi juga di gelas yang telah pecah itu. "Kamu tidak mengintai aku dan Vivi kan?"
Aldi menggelengkan kepalanya.
"Aku peringatkan sama kamu, jaga pandangan kamu pada Vivi karena Vivi sudah menjadi istri aku!" Kemudian Reynan membalikkan badannya dan masuk ke dalam kamar.
"Kak, siapa?" tanya Vivi. Dia kini sudah merebahkan dirinya di atas ranjang.
"Aldi, dia bilang mau ke dapur mengembalikan gelas. Tapi kamar dia di belakang harusnya tidak lewat ruang tengah. Pasti dia mengintai kita sedari tadi." Reynan melepas kemejanya dan juga celananya lalu berganti piyama.
"Kak Rey sih. Bisa gak kalau cium itu tahu tempat. Tadi pagi di lift juga gitu."
"Ya sudah." Kemudian Reynan menindih tubuh Vivi yang berada di tengah ranjang. "Nih, sekarang aku sudah tahu tempat."
"Kak Rey!" pekik Vivi tapi Reynan membungkam mulut itu dengan bibirnya. Dia berhasil membuka bibir tipis Vivi dan bermain di dalamnya.
Vivi yang awalnya menolak kembali terbuai. Mereka saling berbalas hisap hingga suara decapan itu memenuhi kamar mereka.
Vivi melenguh tertahan saat merasakan tangan Reynan berani mengusap dadanya yang masih terbungkus kain, lalu mere masnya lembut.
"Sayang sekali tidak bisa lanjut ke tahap selanjutnya, padahal istri aku sekarang udah pasrah, gak jual mahal lagi. Tapi meskipun jual mahal pasti akan aku beli."
"Ih, Kak Rey!" Tersadar Vivi menepis tangan Reynan yang masih saja bertengger di dadanya.
"Tadi menikmati sekali, sekarang pura-pura menolak. Tidak usah gengsi sama suami sendiri." Reynan meraih tubuh Vivi dan memeluknya erat.
"Kak Rey lebih baik sekarang tidur."
"Iya, ini aku mau tidur. Godain kamu rasa capek aku jadi hilang." Reynan melenguh kecil saat memindah posisi punggungnya karena punggungnya memang terasa sangat pegal.
"Kak Rey mau aku pijat?"
"Nggak, kamu tidur saja. Kapan-kapan saja biar aku pijat di tempat langganan Papa."
"Tidak apa-apa. Aku tadi tidurnya terlalu sore jadi ngantuk aku hilang." Vivi melepas pelukan Reynan lalu dia menarik lengan Reynan agar tengkurap. Kemudian dia naik ke atas pantat Reynan dan mulai memijatnya.
"Begini enaknya punya istri, kalau capek ada yang mijitin. Cuma kurang satu, kalau pengen belum bisa langsung masukin."
Vivi mencubit pinggang Reynan. "Ih, Kak Rey ternyata omes terus ya. Kirain stay cool, ternyata nggak."
"Kan kamu yang mulai, jadi ya aku jadi diri sendiri aja. Nagih banget godain kamu." Reynan memejamkan matanya merasakan enaknya pijatan Vivi. "Kalau capek kamu tidur saja." Kemudian tidak ada suara lagi dari Reynan dan hanya terdengar napas yang teratur.
Setelah merasa capek, Vivi turun dari tubuh Reynan dan merebahkan dirinya di samping Reynan. Dia pandangi wajah tampan yang sekarang telah tertidur pulas itu.
"I love you," ucap Vivi setengah berbisik.
"I love you too," balas Reynan sambil meraih tubuh Vivi dalam dekapannya.
Vivi terkejut karena ternyata Reynan belum benar-benar tertidur, tapi dia hanya tersenyum kecil lalu menempelkan wajahnya di dada Reynan dan mulai memejamkan kedua matanya.
💞💞💞
Cerita ini banyak manis-manisnya ya. Ringan aja. 😁
Like dan komen dong biar tambah semangat.
bersyukur dpt suami yg bucin
slah htor