NovelToon NovelToon
Skandal Perawat Cantik

Skandal Perawat Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mahkota Pena

Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?

ikuti kisah selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gagal ke Asrama

Tampaknya demi Ali sepupu kesayangannya itu, Mika memutuskan untuk izin satu hari lagi ke pihak asrama.

Sebenarnya Mika pun enggan pulang ke Asrama karena masih betah dirumah.

Pagi itu Dian dan Omar tampak sibuk mempersiapkan pakaiannya kedalam tas sedang.

Mereka pagi ini akan ke Bandung karena Omar ada pekerjaan mendadak disana, dan mau tidak mau Dian harus ikut menemani Omar.

“Ali, Ali, Ali.” Panggil Dian yang sedang mencari keberadaan Ali.

“Iya, Ma. Ada apa?” Sahut Ali yang sedang berada dikamarnya.

Ali segera menghampiri mamanya dan menuruni anak tangga dengan lincah.

“Kenapa Ma? Lho, mama akan pergi kemana? Papa juga rapi mau kemana?” tanya Ali penasaran karena melihat mama dan papa nya sudah rapi dan tampaknya akan pergi ke luar kota.

“Mama dan Papa mau pergi ke Bandung.” Jawab Dian kemudian.

“Iya, Al. Papa ada urusan pekerjaan mendadak di Bandung. Kamu jaga rumah ya.” Pinta Omar pada Ali yang sedang berdiri berhadapan dengannya.

“Mika jadi ke Asrama hari ini? kamu antar dia ya.” Pinta Dian pada Ali. Yang selalu khawatir dengan keponakan yang notabenenya akan menjadi calon menantunya itu.

“Mika nggak jadi pulang ke Asrama hari ini, jadinya besok.”

“Oh, ya sudah kalau begitu, mama sama papa pamit dulu ya. Salam buat Mika, kami nggak sempat berpamitan. Sedang buru-buru.”

“Iya, Ma.”

“Assalamu’alaikum, jaga rumah dan jaga Mika ya.”

“Jalan dulu ya, Al.”

“Wa’alaikumsalam. Hati-hati dijalan Ma, Pa.”

Ali segera mengantar Mama dan Papanya kehalaman rumah untuk menaiki mobil.

Tak butuh waktu lama, mobil Omar dan Dian segera melesat jauh dari pandangan Ali yang masih berdiri mematung di halaman.

Kemudian Ali memasuki rumah dan mengunci pintu rumahnya.

Tinggallah mereka berdua. Mika dan Ali.

Hasan adik Ali sedang kuliah di Yogya, ia sesekali mampir kerumah orang tua Mika saat berlibur. Karena untuk ia pulang ke Jakarta membuat dirinya sangat malas. Ia lebih baik main kerumah Naila dan Rozak.

Serta untuk Nadhifa adik Ali yang paling kecil ia sedang menjalani sekolah dan pondok pesantren di daerah Yogya juga.

Kadang baru bisa pulang kerumah jika moment Ramadhan atau liburan sekolah.

Jadi, rumah hanya ditinggali Dian, Omar dan Ali kalau Ali tidak sedang dinas.

Tapi kalau dinas berhari-hari keluar kota maka rumah akan sepi hanya Dian dan Omar saja.

*

“Bang Ali, Tante Dian dan Om Omar kemana? Kok nggak ada?” tanya Mika menuruni anak tangga.

Ia pun langsung menuju dapur untuk mengambil minum di kulkas.

Ali yang duduk di sofa dan menyandarkan disandaran sofa sambil menonton televisi terkejut mendengar suara Mika.

Ali pun menoleh kearah Mika yang hanya menggunakan tank top dan celana pendek.

(Ah sial, kenapa Mika pakai pakaian itu disaat kami hanya berdua saja?) 

umpat Ali dalam hati yang tidak tahan dengan pesona Mika yang sangat cantik dan seksi itu.

“Eh, ke Bandung Mik. Katanya ada urusan mendadak.” Ali menjawab dengan sedikit gugup.

Semenjak ia mengetahui perjodohan antara dirinya dengan Mika, perasaan Ali sedikit berbeda dari biasanya.

Ia yang tadinya cuek dan menganggap Mika sebagai adiknya kini ada perasaan sayang yang lebih mendalam untuk Mika.

“Oh, kok nggak pamitan, Bang?” Mika berjalan menghampiri Ali yang sedang duduk di depan layar kaca.

“Iya, buru-buru katanya.”

“Tumben nonton TV kamu?”. Tanya Mika sambil mendaratkan bokongnya disamping Ali yang hanya menggunakan celana boxer dan T-shirt.

Tentu saja Ali langsung sedikit menggeser duduknya untuk menyisakan jarak.

“Memangnya nggak boleh?”

“Boleh-boleh saja sih.”

“Ssstttt, jangan berisik! Aku mau fokus nonton!” Sela Ali sebelum Mika Kembali memberikan banyak pertanyaan.

Mika merapatkan mulutnya, tangannya bergerak meraih toples berisi cemilan di atas meja.

Kebetulan Mika merasa bosan di kamar, jadi ia ingin ikut menonton film Bersama Ali.

Ali menonton dengan sangat fokus, lain hal nya dengan Mika yang sedari tadi mengunyah cemilan sambil membayangkan kedua orang tuanya tadi pagi yang hendak pulang ke Yogya.

“Hikss..” Mika terisak. Gadis itu menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

“Mik?” panggil Ali sambil mencoba melihat wajah Mika. Tapi Mika langsung memalingkan wajahnya, tak ingin Ali melihatnya.

“Mika, kamu kenapa menangis? Kamu bete ya aku cuekin?” tanya Ali membuat tangisan Mika semakin kencang.

Dengan sigap Ali membawa Mika kedalam pelukannya.

Mika memberontak, namun Ali tetap menahannya dan mengusap lembut punggung Mika yang hanya dibalut dengan Tank top tipis.

“Aku teringat Mama, Papa dan Sarah.” ucap lirih Mika.

Ali yang mendengarnya tertawa kecil. Benar dugaannya, ternyata Mika menangis karena masih teringat dengan orang tuanya.

“Ya sudah, tenang. Nggak perlu menangis lagi ya, sayang.” Ujar Ali dengan lembut. Ia membiarkan air mata Mika membasahi T-shirt nya.

Hingga menit demi menit berlalu, Mika masih saja berada dalam pelukan tubuh Ali yang teramat kekar dan atletis.

Mika seperti bayi kecil sedang dipeluk oleh Ayahnya.

Ali membiarkan posisi Mika tetap berada dalam pelukannya. Badannya ia senderkan di badan sofa. Dan mereka menonton film Bersama dan akhirnya mereka tertidur hingga film itu selesai dan berganti dengan film yang lain.

*

Hujan tampak turun dengan derasnya.

Petir saling sahut menyahut dengan kencangnya. Hari sudah semakin malam dan sunyi, hanya suara rintikan air hujan.

“Mika…” Ali membangunkan Mika yang rupanya sudah terlelap dipelukannya. Ia memperhatikan pipi chubby milik Mika. Tampak lucu seperti bayi.

Kembali ia membangunkan Mika dan sedikit mengguncang-guncangkan tubuh Mika.

Namun tidak ada respon dan pergerakan yang menyatakan bahwa Mika sudah bangun.

Mika tetap tidur nyenyak. Ali akhirnya membopong tubuh Mika dan membawanya ke dalam kamar.

Ali menelan salivanya ketika ia tidak sengaja menyentuh daging empuk dan kenyal milik Mika.

Untung saja Mika tidak terbangun dan ia masih sangat pulas.

Sesampainya di kamar ia meletakkan Mika di ranjang, tampak tubuh langsing montok dengan dada yang berisi kencang, dan pinggul yang berlekuk.

(Siaaal andai bukan sepupu, sudah aku sosor dari tadi)  Batin Ali tampak tidak tahan melihat kemolekan tubuh Mika yang putih mulus nan halus.

“Hmm....” Mika menggeliat menggemaskan layaknya bayi yang ingin di goda.

Ali hanya bisa menarik napas panjang dan menggelengkan kepalanya.

Saat Ali hendak membalikkan tubuhnya, terdengar suara petir yang sangat kencang dan keras. Membuat Mika terkejut dan ketakutan.

Sontak Mika terbangun dan berdiri memeluk Ali.

“Bang Ali, aku takut.”

“Nggak apa-apa, Mika. Itu hanya geludug saja.” Ali mengusap pucuk kepala Mika.

“Pokoknya Mika takut! Aku nggak mau tidur sendirian.” Titah Mika dengan jelas.

Mika tidak ingin tidur sendiri? Lantas tidur dengan siapa?

Ali tampak bingung, karena ia juga tidak tega meninggalkan Mika tidur sendiri di kamarnya dengan suasana hujan lebat seperti ini.

Belum sempat Ali menjawab, Mika sudah menarik tubuh Ali untuk duduk diranjang berdua.

“Ayo, Bang temani aku, aku nggak berani sendiri.” Rengek Mika terus kepada Ali.

Ali pun menuruti ajakan Mika. Dan mereka pun sudah duduk berdua dipinggir ranjang.

“Ya sudah, kamu dipojok atau aku yang dipojok, Mika?” Tanya Ali sedikit menarik nafasnya. Karena baru sepanjang sejarah ia tidur menemani Mika.

“Aku pojok ya, Bang. Aku takut.” Mika segera menaiki ranjang nya dan tangannya menarik lengan Ali untuk Ali segera menaiki ranjang.

Ali mengangguk dan dengan cepat ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Dan kini mereka telah satu ranjang.

Mika tidur menghadap tembok dan membelakangi Ali, terlihat tubuh Mika meliuk cantik dengan hanya menggunakan Tank top dan celana pendek, terlihatlah paha mulusnya yang jenjang di hadapan Ali.

Ali terlentang menghadap langit-langit dengan mata yang masih terjaga, ia tidak bisa memejamkan matanya.

Pikirannya melayang kemana-kemana, jantungnya berdetak kencang. Ia hanya diam dan tidak protes saat Mika memintanya untuk menemani tidur di kamar dengan satu ranjang.

Mika tampaknya sudah tertidur. Namun, tidak berapa lama kemudian, Mika membalikkan tubuhnya dengan memiringkan tubuhnya ke arah Ali.

Ali yang belum saja tidur sontak menoleh kearah Mika dan matanya melotot dengan sangat lebar.

Ia dapat melihat dada Mika menyembul ke atas dengan sempurna.

Gleg!!

Ali menelan saliva dengan nafas yang memburu.

“Indah banget.” Gumamnya, sambil terus matanya menatap dada yang sangat menggodanya.

Dalam hitungan detik terdengar suara petir dan kilat yang sangat kencang. Saling menyambar kencang ditambah hujan yang semakin deras dan angin pula.

Seketika, Mika bangun dan terkejut mendengarnya, refleks ia memeluk menghadap Ali sehingga dua bukit kembarnya menyentuh nyata didada bidang milik Ali.

Ali pun menyambut dengan hangat pelukan sepupu kesayangannya itu.

“Aku takut, bang….” Ucap lirih Mika.

Ali menanggapi Mika dengan perasaan sangat terbuka, ia merasakan bahwa rupanya ia telah ada rasa pada sepupu nya ini.

“Iya, ada aku disini, boleh kah aku memelukmu supaya kamu lebih nyaman?” izin Ali kepada Mika supaya nanti tidak terjadi kesalahpahaman.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Mika, hanya anggukan tanda mengiyakan. Ali mempererat pelukannya.

Mika pun mendongakkan wajahnya ke atas hingga wajah Ali berhadapan langsung ke wajah Mika.

“Kamu nggak keberatan kan, Bang. Maaf aku terlalu nyaman sama kamu.” Ungkap Mika pada Ali yang sedang berada tepat didepan nya.

Jarak antara Mika dan Ali hanya sepuluh centi saja. Cukup dekat.

“Nggak apa-apa, sayang. Kalau itu bisa membuat kamu nyaman.” Jawab Ali yang ternyata ia sudah tidak tahan menahan hawa nafsunya.

Dikarenakan buah dada Mika sangatlah menempel tanpa ada celah sedikitpun.

“Bang aku kedinginan, boleh nggak kamu peluk aku lebih erat lagi. Kita satu selimut boleh nggak?” Pinta Mika memancing adrenalin Ali saja.

Ali mengangguk dengan cepat tanda ia sangat setuju dan membolehkannya.

Tanpa berpikir panjang Ali m*nindih tubuh Mika dari atas dan berselimutkan berdua.

Mika merasakan kehangatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Mata Mika dan Ali saling menatap. Nafas kedua menjadi saling memburu. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

J*nior Ali tampak menegang dan mengeras sedari tadi karena sudah menempel di area terlarang milik Mika. Hanya saja terhalang celana Mika dan celana Ali.

“Mikaaa….”

“Iyaaaa…”

“Ada rahasia yang belum aku ceritakan…”

“Apa?”

“Tapi, kamu jangan marah ya?”

“Iyaa, aku nggak marah.”

“Janji?”

Mika mengangguk pelan, ia tak sabar untuk mengetahui rahasia apa yang ingin disampaikan oleh Ali.

“Sebenarnya, kita….”

“Kita, kenapa Bang..?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!