Alena mengorbankan usia mudanya dengan menikahi Aviano. Dia menikah di usia yang terbilang masih sangat muda yaitu 18 tahun. Dirinya bahkan mengubur dalam-dalam impiannya untuk berkuliah dan lebih memilih menjadi ibu rumah tangga. Mengurus rumah dan 2 buah hatinya adalah pekerjaannya sehari-hari.
5 tahun pernikahan mereka, hal yang mengejutkan pun terkuak, Alviano suaminya ternyata diam-diam memiliki wanita lain. Dia telah mengkhianati kesetiaan, ketulusan bahkan semua pengorbanan yang telah di lakukan oleh istrinya selama ini.
Akankah Alena bertahan demi kedua buah hatinya, memaafkan dan memberi kesempatan kedua kepada suaminya itu? Atau, dia akan memilih mundur dan mengejar cita-citanya yang sempat dia kubur dalam-dalam?
"Perselingkuhan Suamiku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Status Yang Berbeda
Alena tertegun, tubuhnya pun diam mematung. Untuk beberapa saat otaknya terasa berhenti berfikir. Dia menatap wajah kedua putra-putrinya secara bergantian. Apa yang akan dia katakan? Apakah ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan tentang kenyataan yang sebenarnya kepada mereka? Batin seorang Alena seketika dilanda rasa dilema.
"Mom ..." rengek Lani membuat kesadaran seorang Alena kembali.
"Iya, sayang. Eu ... Kita duduk di taman ya, sepertinya udaranya segar sekali di luar," pinta Alena.
Dia berjalan bersama kedua buah hati di kedua sisi tangannya. Kedua tangannya menopang tubuh mereka yang tidak terlalu berat. Mencoba untuk berjalan dengan tubuh tegak di tengah kondisi kedua kakinya yang terasa lemas sebenarnya, karena menahan beban berat di pundaknya, menahan berbagai rasa lainnya yang tidak mampu dia ungkapkan kepada siapapun.
Bibirnya pun mencoba untuk tersenyum, memasang wajah seceria mungkin juga menahan rasa getir. Alena perlahan mendudukkan kedua buah hatinya di kursi taman. Dia pun berjongkok tepat di depan mereka kini.
"Sayang, Mommy akan menceritakan satu hal sama kalian berdua. Kalian dengarkan baik-baik apa yang akan Mommy katakan ini, paham?"
Lani dan Lian menganggukkan kepalanya menatap wajah sang ibu dengan tatapan mata sayu.
"Mommy sama Daddy sudah tidak lagi bersama."
Lani dan Lian seketika mengerutkan kening merasa tidak mengerti.
"Akan tetapi, kami tetap orang tua kalian. Kami tetap menyayangi kalian berdua, hanya saja kita tidak bisa lagi berkumpul seperti dulu, tidak tinggal serumah lagi, tidak bisa bobo bareng lagi. Kita juga akan tinggal terpisah dengan Daddy kalian, tapi kalian berdua bisa bebas bertemu dengan Daddy kapan pun," jelas Alena panjang lebar. Dia mencoba untuk bersikap setenang mungkin seolah hal itu bukanlah masalah yang besar.
"Bercerai itu seperti itu? Mommy dan Daddy tinggal terpisah? Kita tidak akan bisa bobo bareng lagi seperti dulu. Jadi, kita akan tinggal di sini selamanya?" tanya Lani dengan begitu polosnya.
"Iya sayang, tapi jika kamu ingin ketemu sama Daddy, boleh ko. Menginap di rumah Daddy juga boleh."
"Sama Mommy?"
"Tentu tidak, sayang. Kalian saja yang menginap di sana, Mommy tidak bisa ikut ke sana karena status kami sudah bukan sebagai--" Alena tidak melanjutkan ucapannya.
"Bukan suami istri?" sela Lani.
Alena menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kecil.
"Tapi kalian berdua tetap orang tua kami 'kan?"
"Tentu saja, kami tetap orang tua kalian berdua. Tidak ada yang berubah dengan hal itu. Mommy sayang kalian," jawab Alena memeluk kedua putra-putrinya.
"Aku kangen Daddy," celetuk Lian menyandarkan kepalanya di bahu Alena seraya membayangkan sosok sang ayah.
Sebuah mobil tiba-tiba memasuki halaman membuat mereka mengurai pelukan seketika itu juga. Ketiganya sontak menoleh dan menatap mobil tersebut. Baik Lani maupun Lian tersenyum menatap kedatangan ayah yang sangat mereka rindukan.
"Daddy?" gumam Lani, kedua sisi bibirnya mengembang sempurna tersenyum lebar, hal yang sama pun diperlihatkan oleh Lian. Keduanya turun dari atas kuris lalu berlari ke arah mobil yang kini telah berhenti.
Ceklek!
Pintu mobil di buka lebar. Alvian keluar dari dalam mobil kemudian. Dia pun meraih kedua tubuh mungil putra-putrinya, menggendongnya secara bersamaan.
"Sayangnya Daddy. Kalian apa kabar? Hmm ... Daddy kangen banget sama kalian berdua," ucap Alvian mengecup kedua sisi pipi mereka secara bergantian.
"Aku juga kangen sama Daddy. Kenapa baru datang sekarang?" tanya Lani menatap lekat wajah sang ayah.
"Daddy minta maaf, sayang. Akhir-akhir ini Daddy sibuk. Eu ... Gimana kalau hari ini kita jalan-jalan? Mumpung Daddy lagi libur, Daddy mau mengajak kalian keliling kota, mau?"
"Sama Mommy juga?"
Alvian sontak menoleh dan menatap wajah Alena. Dia tidak yakin kalau mantan istrinya itu akan bersedia untuk pergi bersamanya, mengingat status mereka yang sudah menjadi orang asing sekarang.
"Mommy gak bisa ikut, sayang. Mommy lagi gak enak badan. Kalian pergi bertiga ya," ucap Alena berjalan menghampiri seraya tersenyum kecil.
"Sayang sekali, padahal bakalan seru banget kalau Mommy kalian ini ikut," imbuh Alviano mencoba untuk tersenyum untuk menyembunyikan rasa kecewanya.
"Iya, Mom. Kenapa Mommy gak ikut?" Lian ikut bertanya menatap wajah sang ibu.
"Lain kali saja Mommy ikutnya. Eu ... Kalian pamit dulu gih sama Eyang."
Baik Lani maupun Lian seketika mengangguk secara bersamaan. Keduanya turun dari pangkuan sang ayah lalu berlari memasuki rumah besar sang nenek. Sepeninggal anak-anak, tinggallah mereka berdua di sana.
Rasa canggung itu seketika tercipta. Rasanya benar-benar berbeda seperti terdapat tembok tinggi yang kini membatasi perasaan keduanya. Alviano tersenyum kecil, dia menatap wajah Alena lekat.
"Kamu gak ikut dengan kami?" tanyanya kemudian.
"Gak usah, Mas. Aku ingin istirahat hari ini. Aku titip anak-anak," jawab Alena dengan wajah datar.
"Hmm! Sayang sekali. Eu ... Apa kamu baik-baik saja?"
Alena hanya tersenyum kecil tidak menjawab pertanyaan mantan suaminya itu. Percakapan mereka pun terhenti ketika Lani dan Lian berlari menghampiri bersama sang nenek. Alvian menghampiri mantan ibu mertuanya itu mencoba untuk bersikap ramah.
"Apa kabar, bu?" tanya Alvian tersenyum kecil.
"Baik! Jaga anak-anak, jangan sampai dia terjatuh. Ingat, Lani dan Lian selalu minum susu setiap 2 jam sekali. Jangan lengah, anak-anak kamu ini masih kecil, dia butuh pengawasan yang ekstra. Apa kamu sanggup menjaga kedua anak ini?" ketus Nyonya Inggrid seolah tidak rela kedua cucunya di bawa oleh ayahnya sendiri.
BERSAMBUNG
...****************...
mna ad orang tua yg rela anak x diselingkuhi ..
sdh tepat keputusan mm x alena.
untuk menempa ilmu buat msa depan
ak pun akan berbuat sma sesama .
orang tua
dri pd sakit hati berkepanjangan
klo berpisah bsa jd ad yg sanggup ..
mengobati luka mu..
yg bisa buat bahagia dan tenang..
banyak orang sukses ....
sarjana aj banyak nganggur ..
tergantung keberuntungan ..
contoh x ak bisa dibilang gk sekolah ..
bisa dibilang ak sekses dlm ekonomi..
keberuntungan berpihak pd ku...