Dunia bernama Gaia, di penuhi hewan iblis yang di sebut sebagai Enigma. Manusia harus berjuang antara hidup dan mati untuk melawan kelompok Enigma yang melakukan Genosida. Tidak ada yang tau, sampai kapan kehancuran ini akan berakhir, dan sampai kapan manusia bisa bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DenEmma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11 - Penemuan
Dirumah sakit. Dion sedang duduk disamping ranjang pasien milik Lisa.
"Apa kau sudah merasa baik.? " tanya Dion
"Em, tentu saja. aku merasa sudah bisa lari. Hihi."
"Syukurlah, aku benar-benar sangat khawatir." kata Dion sambil mengelus kepala Lisa.
"Apa kakak tau, ternyata rumah sakit ini milik paman Norman." kata Lisa dengan tersenyum.
"Paman Norman.?"
"Waktu itu dia berkunjung kerumah, dia adalah teman sekaligus partner kerja ayah. Aku sering bertemu dengannya kak." kata Lisa.
"Begitu ya, mungkin aku tidak mengingatnya. Jadi, apa kau sudah bertemu dengannya.? " tanya Dion.
"Ya, saat kau sedang mengurus Administrasi, Paman Norman langsung menghampiri ku. Dia bertanya kabar tentang ayah, dan aku menceritakan semuanya." jawab Lisa
"Jadi, apa reaksinya.?"
"Tentu saja dia menangis mendengarnya. Dan karena itulah, dia ingin bertemu denganmu. Mungkin besok atau nanti dia akan datang berkunjung kesini."
"Jadi inilah alasannya kau di tempat kan di ruang VIP.? hm, aku khawatir ada tagihan tambahan." kata Dion.
"Kaka tidak perlu khawatir."
Dan tidak berlangsung lama, Norman pun datang kesana. Tentu itu membuat Dion terkejut.
"Wah, kebetulan sekali, kau ada disini Dion. aku sangat ingin bertemu denganmu." kata Norman.
"Ah Paman, terimakasih atas perawatan yang di berikan kepada Lisa." sahut Dion.
"Hahaha, itu tidak seberapa. Kau tenang saja. Jadi, bagaimana keadaan mu sekarang Lisa.? "
"Uhm. Aku sudah lebih baik Paman."
"Bagus, kalau begitu, bolehkan saja pinjam kakakmu sebentar. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan Dion."
"Ah, baiklah."
"Terimakasih Lisa, kami tidak akan lama." Kata Norman dan langsung memberikan kode kepada Dion.
Mereka berdua pun berjalan keatas gedung rumah sakit. Suasana diatas sana sedikit mencekam. Karena terlihat kota mati didepannya. hanya sebagian bangunan yang masih beroperasi.
Sreet Sreet. suara korek api yang digunakan untuk menyalakan rokok.
"Huft, ini lebih baik." kata Norman sambil menghisap rokok disana.
"Paman adalah Dokter kan.? kenapa merokok di rumah sakit.? " tanya Dion.
"Ya, aku hanya ingin menikmati hidup sebelum giliranku tiba." jawab Norman.
"Hm? " sahut Dion dengan kebingungan
"Hahaha. Tidak perlu di pikirkan. Jadi aku mengajakmu kemari ingin menanyakan sesuatu padamu." kata Norman dengan raut wajahnya yang serius.
Dion pun langsung terdiam dan memasang wajah yang serius.
"Ini adalah pertanyaan yang sangat ingin aku tanyakan padamu. mungkin sudah lebih dari 10 tahun lamanya, saat kita menemukanmu di dalam hutan." kata Norman.
"Apa paman adalah anggota peneliti saat itu.?" tanya Dion.
"Tentu saja, aku dan ayah angkat mu adalah teman seperjuangan. Tapi yang ingin aku bahas bukan itu." kata Norman.
Dion pun hanya terdiam disana. Lalu Norman memalingkan pandangan nya dan melihat kota mati dari atas sana.
"Saat itu setelah kami menemukanmu disana, kami kembali menyusuri hutan dan menemukan ratusan jejak Enigma. Bahkan kami menemukan kuburan massal yang sangat luas sekali. Kuburan para Enigma yang sudah membusuk."
"Penemuan itu menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Bahkan kami sampai di interogasi oleh pihak militer dan Lance. Kami semua bertanya-tanya, siapa dan kapan Enigma disana terbunuh. Itu menjadi persoalan kami saat itu."
Norman pun menghisap rokoknya lagi.
"Satu-satunya jawaban yang kami temukan adalah, sebuah pakaian yang berada di dalam gubuk tempat tinggal mu dulu. Pakaian itu bukan seperti pakaian anak kecil pada umumnya, mungkin ukurannya seperti urukan orang berusia 25 tahun. Kami menganggap itu adalah pakaian orang tua kandungmu."
"Saat itu juga, kami meneliti pakaian lusuh itu dan membawanya ke dalam lap. Dan setelah kami teliti lebih dalam lagi, hasilnya benar-benar sangat mencengangkan kami semua."
Norman pun membalikkan badan dan melihat Dion.
"Awalnya kami mengira pakaian itu adalah milik seseorang yang sudah membunuh puluhan ribu Enigma di dalam hutan, atau pakaian orang tuamu. Tapi ternyata bukan, menurut hasil lab, pakaian itu sudah berumur sekitar 2000 tahun, dan masih terjaga keutuhannya. hanya ada bercak darah dan sobekan di bagian perut dan lengan."
Dion pun langsung menelan ludah mendengarnya.
"Tentu saja penemuan itu membuat semua ilmuan sangat penasaran. Dan jawaban dari rasa penasaran itu adalah dirimu Dion. Tapi kau hanya berbicara 'Dion Siga', tidak ada kata lain selain itu. kami menganggap kau seperti bayi yang baru saja belajar tentang dunia. Saat kami memaksa ingin membawamu ke dalam Lab dan ingin meneliti bagian tubuhmu. Dendy dan istrinya menolak dengan sangat keras."
"Sampai-sampai kita bertengkar karena rasa penasaran ini. Karena Dendy adalah pemimpin dari penelitian itu, kami pun hanya menuruti perintahnya. Dan dia bilang, Dion butuh waktu, mungkin pada saatnya, dia akan memberitahu kita sendiri."
Norman pun menghisap rokoknya lagi.
"Selama 10 tahun ini, rasa penasaran kami tidak bisa terbendung. Dan sekarang, kau menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab. Kau bisa lari dan berbicara, bahkan mungkin kau sudah mengerti tata aturan dunia."
"Jadi, beritahu kami. Siapa dirimu sebenarnya.?"
Dion pun menghela nafas, seakan-akan dia tidak tau apa-apa.
"Apa hanya itu pertanyaannya.? " sahut Dion dengan serius.
Norman pun langsung terkejut bukan main.
"Jadi, apa kau tau tentang pakaian itu.? Dan semua mayat Enigma disana.? " sahut Norman dengan menggebu-gebu.
"Sudah jelas jawabannya, aku tidak tau. Dan kenapa aku ada disana, aku juga tidak tau. Yang aku ingat hanyalah bertahan hidup, mencari makanan yang bisa dimakan. Lalu tidur jika aku mengantuk, dan buang air besar jika aku menginginkannya." jawab Dion
"Dion, apa kau tau. Penemuan pakaian itu menjadi penemuan bersejarah di seluruh dunia. Bahkan kami di berikan Nobel penghargaan tertinggi oleh Royal Union. Mereka bahkan membangun rumah sakit untuk kami, yang saat ini ada di bawahmu. Tapi rasa penasaran kami belum selesai, siapa pemilik pakaian itu, dan kenapa ada di dalam gubuk kecilmu.? Tolong beritahu kami apapun informasi itu."
"Ya, jawabannya tetap sama. Aku tidak tau. Yang aku katakan disini adalah aku tidak mengingat apapun. Bahkan siapa orang tua kandungku, dan siapa sebenarnya aku ini. Aku tidak tau." kata Dion dengan serius.
Norman pun langsung lemas mendengarnya.
"Jadi yang kami lakukan adalah sia-sia.? bahkan kami berusaha menyembunyikan keberadaan mu kepada dunia. Seorang anak kecil yang memiliki benda bersejarah." kata Norman.
"Ya, itu masih menjadi misteri kita semua. meskipun kau mengumumkannya kepada dunia, jawabanku akan tetap sama." kata Dion dengan serius.
Norman hanya menelan ludah disana.
"Jika tidak ada hal lainnya, aku pamit undur diri. dan terimakasih atas perawatan yang kau berikan kepada Lisa."
Dion pun langsung meninggalkan Norman begitu saja disana. Dalam hati Dion, ia merasa sangat bergejolak.
"Tidak ada jati diri saat ini. Yang aku butuhkan hanyalah kebenaran, kebenaran dunia yang masih menjadi misteri, bukan kebenaran dari pakaian. Sialan. " kata Dion dalam hati.
...