Seorang gadis bernama Mentari sagita terpaksa harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang seharusnya menjadi kakak iparnya akibat sebuah kecelakaan yang menimpa sang kekasih tepat di hari pernikahannya.
Hantara putra Adipura Sanjaya seorang pengusaha sukses yang terkenal dengan sikap dinginnya terpaksa harus menikahi calon istri adiknya karena sebuah Amanah.
Akankah Gita sanggup mempertahankan rumah tangganya bersama Hantara ??? Apakah Gita bisa kembali membuka hati seorang Hantara yang begitu dingin akibat pengkhianatan di masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Malang.
Setibanya di rumah sebelum ke kamarnya Gita memasuki kamar Akila dan Asyifa, Gita mengelus kepala Akila dan Asyifa yang sudah terlelap secara bergantian. "Walaupun kalian tidak terlahir dari rahim mama, tapi mama sudah menganggap kalian seperti anak kandung mama sendiri." Gita nampak bermonolog, setelahnya dikecupnya kening keduanya secara bergantian.
Gita merapikan selimut yang kini menutupi tubuh Akila dan Asyifa sebelum wanita itu keluar.
"Apa anak anak sudah tidur??." Hantara yang hendak ke kamar Akila dan Asyifa berpapasan dengan Gita yang baru saja menutup pintu.
"Iya, kelihatan mereka sangat lelap." jawab Gita.
Hantara dan Gita pun melangkah menuju kamar mereka yang tepat berhadapan dengan kamar kedua putrinya.
Gita segera mandi sementara Hantara duduk di sofa, menunggu Gita selesai mandi agar ia juga bisa segera membersihkan diri.
Namun sebelumnya Hantara telah meminta ART untuk menyiapkan sesuatu lalu membawanya ke kamar mereka.
Beberapa menit kemudian Gita usai dengan kegiatan mandinya.
"Ceklek." Hantara menoleh saat pintu kamar mandi terbuka. pria itu nampak menelan salivanya dengan susah payah. bagaimana tidak, Saat ini sang istri nampak begitu menggoda di hadapannya.
Walau pada kenyataannya Gita tengah mengenakan bathrob yang nampak sedikit kebesaran di tubuhnya.
Hantara nampak menggeleng gelengkan kepalanya seolah menepis pikirannya yang mulai ke arah ranjang, mengingat saat ini istrinya pasti sangat lelah karena harus mengisi dua shift sekaligus dalam sehari.
"Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu belum makan malam mas??." tanya Gita saat melihat ada nampan yang berisi makanan di meja sofa. Gita mengira jika itu makanan milik suaminya.
Hantara bangkit dari duduknya "Makanlah....!! aku tahu di restoran tadi kamu tidak makan sama sekali." kata Hantara sebelum meraih sebuah handuk putih dan berlalu ke kamar mandi.
"Haaaaahhhh." Gita tercengang.
"Bukannya tadi mas Hantara sibuk dengan ponselnya, lalu bagaimana dia bisa tahu jika aku tidak memakan makanannya??." Gita nampak bermonolog dan tentunya Hantara yang sudah hilang di balik pintu kamar mandi tak dapat mendengarnya.
Gita kembali menjatuhkan pandangannya pada nampan yang berada di atas meja sofa.
"Jika kamu terus perhatian seperti ini aku bisa GR dan salah menafsirkan kebaikan kamu mas" batin Gita dengan tatapan sendu sembari menjatuhkan bokongnya di sofa.
Gita pun meraih sendok di atas nampan kemudian mulai menyuap sendok yang berisi makanan ke dalam mulutnya, karena saat ini rasa laparnya kembali melanda.
"Bagaimana kamu bisa tahu makanan kesukaanku mas??." gumam Gita tanpa sadar sebuah senyum tercipta di bibirnya.
Usai mandi Hantara keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan selembar handuk yang dililitkan pada pinggangnya, hal itu membuat Gita secara tidak sadar memandang kagum padanya. apalagi sisa air di rambut Hantara kini menetes membasahi bahu pria itu, semakin menambah kesan seksi.
"Tidak perlu menatapku seperti itu, jika menginginkannya kamu tinggal bilang saja!!." dengan senyum seringai di bibirnya Hantara berucap.
"Haaaahhh???." Gita kembali tercengang karena salah tingkah, seperti seorang maling yang tengah kedapatan. sedangkan Hantara hanya nampak menahan senyum saat melihat gurat malu di wajah istrinya, sebelum wanita itu memalingkan wajahnya ke sembarang arah. "Kamu bicara apa sih mas." ucap Gita mencoba menutupi rasa malu.
Hantara semakin di buat gemas dengan sikap Gita.
Setelah mengenakan piyama miliknya, Hantara ikut duduk di sisi Gita yang baru saja usai menyantap makanannya.
Dielusnya lembut puncak kepala sang istri, sehingga membuat Gita merasa begitu nyaman dengan perlakuan Hantara padanya.
"Apakah saat ini kamu sudah siap berbagi cerita tentang Asyifa??." akhirnya malam ini Hantara meyakinkan diri untuk mempertanyakan hal itu pada Gita.
Gita menoleh ke arah Hantara dan entah mengapa rasanya saat ini Gita tak merasa keberatan untuk berbagi cerita dengan pria tampan yang kini berstatus sebagai suaminya.
Setelah beberapa saat hening, Gita pun mulai menceritakan tentang kejadian beberapa tahun yang lalu. Di mana saat ia baru saja kembali dari kampus, di tengah perjalanan tidak sengaja melihat seorang wanita tengah bertengkar dengan seorang pria di tepi jalan.
Entah apa yang ada di pikiran si wanita ketika itu sehingga ia dengan teganya meninggalkan anaknya yang baru berusia sekitar beberapa Minggu tersebut di tepi jalan. Gita yang saat itu bingung harus berbuat apa mencoba mengejar mobil yang kini melaju dengan kencang, namun sayangnya usaha Gita tidak berhasil.
Ketika ingin kembali memastikan keadaan anak itu ternyata anak tersebut sudah menjadi pusat perhatian orang sekitar. dan yang membuat Gita tak habis pikir, warga sekitar malah menuduh dirinya lah yang hendak membuang anak hasil hubungan gelapnya.
Gita mencoba menjelaskan, namun warga yang sudah geram melihat seorang anak di tinggalkan begitu saja tidak percaya, pada akhirnya warga menghubungi pihak yang berwajib dan kala itu Gita menjadi tersangkanya. untungnya setelah melakukan berbagai tes termasuk DNA Gita terbukti tidak bersalah, harusnya saat itu Gita merasa lega namun entah mengapa hati nurani Gita justru tidak tega melihat seorang anak perempuan tak berdosa di buang ibu kandungnya begitu saja, sampai Gita memutuskan mengadopsi Asyifa saat itu juga.
Dengan biaya hidup yang pas pasan Gita mulai merawat Asyifa. bahkan saat kembali dari kampus Gita harus bekerja hingga larut malam untuk memenuhi kebutuhan Asyifa saat itu.
Jika pergi ke kampus dan pergi bekerja Gita terpaksa menitipkan Asyifa pada Bu Dian. Bu Dian merupakan seorang janda tanpa anak, itulah mengapa Bu Dian bersedia dengan senang hati membantu Gita menjaga Asyifa. Bu Dian tak lain adalah tetangga kontrakan Gita saat itu.
Sejak saat itu Gita tidak pernah tahu tentang keberadaan orang tua kandung Asyifa, hanya sebuah cincin yang seperti tak sengaja tertinggal di kereta bayi bersama dengan Asyifa yang sedikit menjadi titik terang siapa sebenarnya orang tua yang tega membuang anaknya begitu saja.
Hantara diam fokus mendengarkan sang istri bercerita, sesekali Hantara nampak mengelus punggung Gita kala wanita itu menitihkan air mata saat bercerita tentang Asyifa di gadis kecil malang.
Gita juga menceritakan pada Hantara jika cincin itu terakhir kali di simpan oleh Lesmana, untuk alasan apa Lesmana meminta untuk menyimpannya Gita sendiri tidak bertanya saat itu.
Gita menceritakan semuanya pada Hantara termasuk saat dulu Lesmana memintanya untuk merahasiakan bahkan menjauhkan Asyifa dari keluarga besarnya. saat itu Gita berpikir jika Lesmana tidak ingin agar keluarganya berpikir yang tidak tidak tentang dirinya, sehingga Gita menurut begitu saja. itulah mengapa saat pertama kali Hantara ingin membawa Asyifa ke apartemen saat itu Gita menolak.
"Lalu di mana Lesmana menyimpan cincin itu??." tanya Hantara di akhir cerita Gita.
Gita nampak menggeleng."Aku juga tidak tahu karena mas Lesmana ingin kami mengadopsi Asyifa, makanya mas Lesmana tak ingin membahas masalah cincin itu lagi." jawab Gita.
Hantara kembali diam saat mendengar jawaban Gita. Hantara tak lagi banyak bertanya, pria itu bisa merasakan bagaimana sulitnya kehidupan istrinya saat itu.
Terima kasih sayang sayangku sudah sudi meluangkan waktu untuk menikmati karya recehku yang masih jauh dari kata sempurna ini 🙏🙏🙏🙏🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak vote, like and koment biar aku makin semangat lagi dalam menulis,,,,,I LOVE YOU ALL 😘😘😘😘😘
pdahal alur cerita ny seru loh😁🙏