Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sepertinya itulah pribahasa yang cocok menggambarkan seorang gadis cantik bernama Emila. Setelah hubungannya kandas karena kehadiran orang kedua, kini ia harus merasakan menjadi yang kedua pula untuk seorang pria yang sudah beristri karena mengandung anak dari pria itu setelah melewati malam panas dan ia dinyatakan mengandung.
Penawaran pernikahan sebagai bentuk tanggung jawab dari pria yang sudah menanamkan benih di rahimnya membuat Emila tak bisa menolak karena tidak ingin membuat ibunya malu dan akhirnya mendapatkan perlakuan buruk dari orang sekitarnya.
Bagaimana nasib Emila selanjutnya setelah menikah menjadi yang kedua sedangkan istri pertama pria tersebut tidak mengetahui pernikahan diam-diam mereka? Apakah istri pertama pria itu akan bersikap baik pada Emila atau justru sebaliknya setelah kebenaran itu terungkap mengingat istri pertama dari pria itu dinyatakan sulit memiliki seorang anak?
Yuk ikuti kisah Emila dan Arkana di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia hamil
"Tentu saja itu benar. Kau pikir untuk apa aku mengirimkan file yang salah kepadamu." Ketus Edgar.
Terdengar keheningan di ruangan kerja Arkana karena pria itu sibuk mencerna apa yang terjadi.
"Jika prediksiku tidak salah, aku yakin anak itu adalah darah dagingmu." Ucap Edgar kemudian.
Deg
Deg
Jantung Arkana semakin berdetak begitu cepat. Apa perkataan Edgar itu benar jika Emila sedang mengandung anaknya? Dari yang ia rasakan apa yang dikatakan Edgar itu sepertinya benar adanya.
"Ar, apa kau masih di sana?" Tanya Edgar karena Arkana hanya diam saja.
"Ya, aku masih di sini." Jawab Arkana.
"Lalu apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?" Tanya Edgar. Ia merasa penasaran bagaimana Arkana mengambil sikap saat ini.
"Aku akan menemuinya besok. Aku akan membicarakan hal ini dengannya. Bagaimana pun juga dia sedang mengandung darah dagingku dan aku wajib bertanggung jawab untuk itu." Ucap Arkana.
Edgar menganggukkan kepalanya walau tak dapat dilihat oleh Arkana.
"Ada satu lagi informasi yang mungkin membuatmu semakin terkejut, Ar." Ucap Edgar.
Arkana dibuat penasaran mendengarnya. "Apa?" Tanyanya cepat.
"Jika prediksi rekan kerjaku tidak salah, Emila sedang hamil anak kembar saat ini." Ucap Edgar yang berhasil membuat perasaan Arkan gundag gulana.
*
Hoek
Hoek
Pagi itu Arkana yang baru saja terbangun dari tidurnya membali merasa mual dan memuntahkan cairan dari dalam mulutnya.
Lady yang melihat kondisi suaminya akhir-akhir ini tentu saja dibuat bingung ada apa dengan suaminya itu.
"Sebenarnya kau sakit apa, Sayang? Kenapa sejak kemarin muntah-muntah terus?" Tanya Lady.
Arkana tak menjawab karena ia fokus mengeluarkan cairan dari dalam mulutnya. Setelah merasa tak ada lagi cairan yang mau dikeluarkan barulah Arkana membasuh mulutnya dengan air.
"Aku tidak apa-apa. Mungkin ini adalah efek karena asam lambungku kambuh." Jawabnya.
"Kita periksa kembali saja di rumah sakit, ya?" Tawar Lady. Ia nampak cemas dengan kondisi suaminya itu.
"Tidak perlu. Aku sudah diperiksa dan diberi obat oleh Edgar." Jawab Arkana cepat. Ia tidak ingin memeriksakan kondisi tubuhnya saat ini dengan Lady karena bisa saja istrinya itu mengetahui keadaanya yang sesungguhnya saat ini.
Lady terpaksa mengiyakan saja perkataan suaminya itu. "Kalau begitu nanti makan obatnya setelah sarapan agar sakitmu segera sembuh." Titah Lady.
Arkana mengiyakannya lalu mereka pun keluar dari dalam kamar mandi.
Pagi itu setelah sarapan bersama Lady berpamitan pergi ke toko kue miliknya dan Arkana berpamitan pergi ke perusahaan miliknya. Jika Lady benar-benar pergi ke toko kue miliknya, Arkana justru berbohong karena tujuannya pagi ini bukanlah pergi ke perusahaan melainkan pergi ke toko milik Mamanya karena ingin bertemu dengan Emila di sana.
"Apa Emila bekerja hari ini?" Tanya Arkana pada kepala toko yang ia temui di depan toko.
"Bekerja, Tuan. Apa anda ada urusan dengannya? Saya bisa memanggilkannya untuk anda." Tawarnya.
Arkana berpikir beberapa saat. "Ya, saya membutuhkan bantuanmu. Bagaimana kau panggilkan saja dia untuk menemuiku di ruangan kerja Mama." Jawab Arkana. Kebetulan sekali hari ini Mamanya tidak datang ke toko hingga ia bisa memakai ruangannya untuk berbicara dengan Emila.
Kepala toko itu mengangguk paham lalu berpamitan pergi menemui Emila yang saat ini sedang berada di gudang untuk mengambil barang pajang toko.
***
