"Kamu tidak perlu menikah dengan ku hanya karena rasa kasihan. Aku tidak butuh!"
Aiden seorang playboy yang mempermainkan perasaan berbagai wanita, saat dia benar-benar jatuh cinta pada Yuniar yang polos, dirinya ditolak berulang kali.
Hingga sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh Yuniar membuat kedua kaki Aiden lumpuh.
Gadis yang baik hati ini akhirnya menyetujui lamaran Aiden, namun Aiden yang sangat terpukul karena kelumpuhannya pun menolak dengan keras.
Apakah Aiden dan Yuniar berhasil menikah ?
Bagaimana Aiden yang lumpuh akan melanjutkan cintanya kepada Yuniar ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kedua
Yuniar mendorong kursi roda Aiden ke dalam kamar. Senyuman manis masih tersemat di bibir seorang istri yang masih perawan itu.
"Apa Tuan ingin membersihkan diri?"tanya Yuniar setelah menutup pintu.
"Nanti saja. Kamu pergi saja dulu. Satu jam lagi kamu kembali lagi ke sini,"ujar Aiden yang ingin berolahraga terlebih dulu.
Aiden ingin melakukan bicep curl dan shoulder press yang merupakan latihan fisik tubuh bagian atas yang bisa dilakukan oleh orang lumpuh kaki.
"Baiklah. Apa Tuan ingin saya buatkan sesuatu?"tanya Yuniar yang sebenarnya enggan meninggalkan Aiden sebelum selesai membantu Aiden membersihkan diri.
"Buatkan aku jus buah. Bawa ke mari satu jam lagi,"sahut Aiden seraya melepaskan jas yang di pakainya.
Melihat Aiden melepas jas nya, Yuniar pun membantunya. Setelah membantu Aiden melepaskan jas Aiden, Yuniar pun berniat keluar dari kamar Aiden dan kembali ke kamarnya.
Aiden menghela napas panjang menatap Yuniar yang berjalan ke arah pintu.
"Baiklah. Tidak apa-apa. Sekarang kamu boleh memanfaatkan aku. Nanti, jika aku benar-benar bisa sembuh, aku pastikan tidak akan melepaskan kamu. Tapi, jika aku memang tidak bisa sembuh, aku akan mengikhlaskan hatiku untuk melepaskan mu,"gumam Aiden dalam hati, menatap tubuh Yuniar yang menghilang di balik pintu.
Saminten yang melihat Yuniar keluar dari kamar Aiden dan kembali ke kamarnya pun mengernyitkan keningnya.
"Cepat sekali dia keluar? Dia tidak membantu Tuan Aiden membersihkan diri?"gumam Saminten dalam hati.
Lima puluh menit kemudian, Yuniar keluar dari kamarnya dan membuat jus buah yang diinginkan Aiden. Setelah itu Yuniar kembali ke kamar Aiden.
Yuniar nampak terkejut saat masuk ke dalam kamar suaminya itu, karena Yuniar melihat Aiden bertelanjang dada dan tubuh pria itu terlihat berkeringat. Walaupun bukan hanya sekali ini melihat Aiden bertelanjang dada seperti saat ini, tapi entah mengapa melihat Aiden yang wajah dan tubuhnya basah oleh keringat seperti saat ini membuat Yuniar menelan salivanya kasar.
"Apa yang baru saja dilakukan Tuan Aiden? Kenapa penampilannya seperti itu? Tapi, jujur dengan penampilannya yang seperti itu, aku merasa Tuan Aiden terlihat semakin tampan dan seksi,"gumam Yuniar dalam hati.
"Kenapa? Kamu terpesona melihat tubuh suamimu ini?"tanya Aiden tersenyum smirk menatap Yuniar yang nampak terpesona melihat penampilan dirinya saat ini.
"Em, apakah Tuan ingin mandi sekarang?"tanya Yuniar tersenyum lembut pada Aiden.
Walaupun sempat terpesona melihat penampilan Aiden dan sempat terkejut mendengar pertanyaan Aiden, gadis itu bisa langsung mengelola ekspresi wajahnya. Yuniar berjalan menuju meja nakas untuk meletakkan minuman yang di bawanya.
"Tolong kamu keringkan dulu tubuhku dengan handuk,"
Mendengar permintaan suaminya, Yuniar pun bergegas mengambil handuk. Dengan telaten Yuniar mengeringkan tubuh Aiden yang basah oleh keringat.
"Apa sebenarnya yang baru saja dilakukan oleh Tuan Aiden? Kenapa tubuhnya basah oleh keringat seperti ini? Ya, Tuhan.. Walaupun lumpuh, tapi bentuk tubuhnya masih saja bagus. Otot-otot nya tercetak sempurna, indah sekali,"gumam Yuniar dalam hati mengagumi bentuk tubuh suaminya sendiri.
Yuniar mengeringkan keringat di dada, perut dan punggung suaminya penuh kekaguman. Bagian dada dan perut suaminya lah yang benar-benar menggoda di mata Yuniar.
Setelah mengeringkan tubuh suaminya, Yuniar beralih mengeringkan wajah dan rambut suaminya itu. Wajah tampan dengan hidung yang mancung, alis tebal, bulu mata lentik, manik mata indah dan bibir tipis yang terlihat sensual menurut Yuniar. Wajah gadis itu jadi memerah saat melihat bibir suaminya. Yuniar mengingat bagaimana mereka pernah berciuman waktu itu.
"Akhh.!"Yuniar yang tenggelam dalam lamunan mengagumi bentuk tubuh dan wajah suaminya pun terkejut saat Aiden tiba-tiba merengkuh pinggangnya, hingga Yuniar terduduk di pangkuan Aiden.
"Kenapa wajahmu memerah? Apa otakmu sedang membayangkan hal-hal mesum?"tanya Aiden dengan wajah yang begitu dekat dengan Yuniar. Memeluk pinggang Yuniar dan menatap Yuniar dengan tatapan mematikan. Tatapan yang membuat kaum hawa tergila-gila dengan pria yang berusaha tobat dari menjadi Casanova itu.
"Kenapa harus di bayangkan, jika bisa dilakukan?"tanya Yuniar tersenyum penuh arti pada Aiden.
"Aku adalah istrinya. Aku berhak menyentuh seluruh tubuhnya tanpa kecuali bukan? Kenapa aku harus menahan diri untuk menyentuh tubuh suamiku sendiri,"gumam Yuniar dalam hati.
Tangan Yuniar terangkat untuk menyentuh dan membelai wajah suaminya. Tidak menahan diri lagi untuk menyentuh tubuh suaminya yang jujur sangat di kagumi nya. Wajah tampan dan bentuk tubuh proporsional yang mirip pria dalam iklan pakaian dalam. Istri mana yang tidak ingin menyentuh tubuh suami yang seperti itu.
Tanpa sadar keduanya memiringkan kepala mereka, perlahan saling mendekat dan jarak di antara bibir keduanya pun tinggal beberapa senti lagi. Hingga akhirnya dua benda kenyal itu pun saling bersentuhan, saling menyesap dan menggigit kecil.
Tangan kanan Aiden memeluk pinggang Yuniar semakin erat, sedangkan tangan kirinya memegang tengkuk Yuniar untuk memperdalam ciumannya.
Yuniar mengalungkan tangan kanannya di leher Aiden, sedangkan tangan kirinya berpegangan pada lengan kanan Aiden.
Yuniar mulai bisa mengimbangi ciuman Aiden. Walaupun masih agak kaku, tapi lebih baik dari sebelumnya. Saat Aiden menyesap bibirnya, Yuniar membalasnya, saat Aiden menggigit kecil bibirnya, Yuniar juga membalasnya. Bahkan saat Aiden membelit lidahnya, Yuniar pun berusaha mengimbanginya.
Degup jantung Yuniar terasa memburu dan berdetak kencang tidak beraturan. Bagi Yuniar, ciuman kedua ini lebih memabukkan dari sebelumnya, membuat Yuniar semakin terhanyut terbuai ciuman suaminya itu.
Sedangkan Aiden, biasanya pria itu hanya berciuman karena nafsuu semata dengan para wanita yang pernah ditidurinya. Namun dengan Yuniar, Aiden merasakan ciuman yang berbeda. Aiden tidak pernah merasakan degup jantungnya berdegup kencang tidak beraturan seperti saat berciuman dengan Yuniar.
Saat berciuman dengan istrinya itu, Aiden merasakan sensasi yang berbeda dari ciuman-ciuman yang pernah dilakukannya sebelumnya dengan wanita lain. Rasanya ciuman itu terlalu nikmat, hingga Aiden tidak ingin melepaskan bibir lembut istrinya itu sedetik pun.
Beberapa kali keduanya melepaskan tautan bibir mereka untuk menghirup udara dengan wajah yang hampir tidak berjarak. Setelah merasa cukup menghirup udara, bibir dan lidah mereka kembali bertautan dan kembali saling membelit. Dua anak manusia itu terhanyut dalam indahnya ciuman dalam hubungan yang halal. Dalam ikatan suci sebuah pernikahan.
"Tok! Tok! Tok!"
"Tuan, saya mengantarkan pakaian anda,"terdengar suara Saminten dari balik pintu kamar Aiden.
Namun sepasang suami-istri itu nampak enggan mengakhiri tautan bibir dan lidah mereka. Saling menikmati sentuhan, sesapan bibir dan tautan lidah mereka.
"Tok! Tok! Tok!"
"Tuan! Tuan Aiden!"Saminten terus mengetuk pintu kamar Aiden dan memanggil Aiden.
Yuniar yang merasa terganggu dengan suara ketukan pintu dan suara Saminten pun akhirnya melepaskan tautan bibirnya dengan Aiden. Gadis itu mendorong pelan dada suaminya, hingga ciuman mereka terlepas.
"A.. Aku akan membuka pintu,"ucap Yuniar sembari mengatur napasnya dan mengusap bibirnya yang basah karena berciuman dengan suaminya barusan.
Dengan perasaan tidak rela, Aiden melepaskan pelukannya pada Yuniar. Karena suara ketukan pintu dan suara panggilan Saminten juga membuat Aiden merasa terganggu.
Yuniar bergegas turun dari pangkuan Aiden, lalu bergegas membuka pintu kamar itu. Tapi, Yuniar hanya membuka sedikit pintu kamar itu, hingga hanya wajahnya saja yang terlihat oleh Saminten.
"Ada apa?"tanya Yuniar terdengar datar. Gadis itu benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran Saminten yang membuat aktivitas berciuman nya dengan suaminya terpaksa harus dihentikan. Padahal Yuniar rasanya belum ingin mengakhiri ciuman itu.
Sedangkan Saminten merasa terkejut sekaligus kecewa saat melihat kepala Yuniar lah yang menyembul dari balik pintu itu. Bukan Aiden seperti yang diharapkan nya.
"Tolong nona buka pintunya lebih lebar! Saya ingin memasukkan pakaian Tuan Aiden di walk in closet,"ucap Saminten dengan senyuman yang dipaksakan. Saminten juga terpaksa memakai bahasa formal pada Yuniar, karena tidak ingin Yuniar mengadukan dirinya pada Aiden.
"Tunggu sebentar!"sahut Yuniar kembali menutup pintu kamar suaminya itu.
Saminten mengernyitkan keningnya melihat reaksi Yuniar. Kesal sekaligus penasaran karena Yuniar hanya memperlihatkan kepalanya saja dari balik pintu yang di buka sedikit itu. Apalagi saat Yuniar kembali menutup pintu kamar itu dan menyuruh dirinya menunggu.
"Apa yang dilakukan jalangg itu di kamar Tuan Aiden? Kenapa dia hanya membuka sedikit pintu kamar ini dan hanya menunjukkan kepalanya saja? Bahkan dia tidak mengizinkan aku untuk masuk. Jangan-jangan dia berusaha menggoda Tuan Aiden dengan membuka bajunya. Menjijikan sekali! Dasar wanita murahan!"gumam Saminten dengan asumsinya sendiri.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued