Dahayu gadis manis dari desa berniat mengadu nasib ke kota.untuk memperbaiki ekonomi dan juga biaya pendidikannya.namun selain itu ada hal yang lebih penting untuk dia lakukan yaitu membalaskan dendam atas rasa sakit yang ibunya terima pada seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Buah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 7
"Karena sa-"saat Dahayu akan menjawab perkataannya terpotong oleh ucapan Tuan Dariano.
"tidak perlu terlalu formal,sekarang kita sedang bicara santai,jadi tidak masalah"papar Tuan Dariano karena dia merasa nyaman mengobrol dengan Dahayu.
"Baik Tuan,karena Ayu tidak ada lagi yang membiayai jadi terpaksa harus bekerja sambil kuliah"jawab Ayu sekenanya.
"jadi orang tua mu masih utuh atau sudah,ah maaf jika aku lancang"tanya Tuan Dariano diakhiri kata maaf merasa tak sopan sebab mempertanyakan kerana privasi.
"tidak apa-apa Tuan,orang tua saya sudah berpisah,Ibu saya sudah meninggal dan Bapak saya entah pergi kemana sampai sekarang"jawab Dahayu berusaha tenang dengan meremat tangannya hingga buku jarinya memutih,dia ingin berteriak mengatakan yang sebenarnya tapi tidak mungkin.
"saya mohon izin untuk kembali Tuan,waktu sudah sangat larut"izin Dahayu,dia sudah tidak jika pembicaraan tetap dilanjutkan.
"ya sudah,istirahatlah kita akan kembali mengobrol dilain waktu"sahut Tuan Dariano setelah melihat jam dipergelangan tangan,waktu sudah menunjukan jam 9.45 sudah waktunya bagi para maid istirahat.
Setelah obrolan malam itu,Dahayu berusaha untuk selalu menampakan diri dihadapan Tuan Dariano.agar Tuan Dariano tidak tenang.
Seperti saat ini,dia dengan sengaja berdiri tidak jauh dari Tuan Dariano yang sedang menyantap sarapan paginya,bersama yang lain dimeja makan.seperti maid yang lain,yang menunggu mereka selesai sarapan pagi.Dahayu dengan sengaja memakai parfum yang sama dengan sang Ibu agar Tuan Dariano tidak fokus.dan itu efektif terbukti karena sedari tadi Tuan Dariano selalu melirik kearahnya.
Meski dia rindu pelukan hangat seorang Ayah,tapi jika Ayahnya seperti Tuan Dariano dia tidak akan mau memeluknya.dia berusaha untuk menahan diri agar tidak mengahancurkan wajah manusia yang tidak merasa bersalah sama sekali itu.
Hari ini dia mengganggunya mengunakan parfum,besok dia akan menggunakan hal yang lebih mengejutkan lagi.
"Ayu bagaimana kabarmu Disana apakah aman ?"tanya orang yang disebrang sana,bisa kita sebut Abimanyu.Abang dari Dahayu,dia hanya bisa mengobrol dengan sang Adik melalui telepon genggam.bukan tidak mau menemui sang Adik tapi jika dia melakukan itu semua rencana yang mereka susun akan berantakan.
"Ayu baik bang disini aman,walau sedikit menegangkan,Abang dirumah baik-baik saja kan ?"Dahayu menjelaskan kondisinya pada sang Abang,dan juga menanyakan kabar Abangnya itu dia rindu.tapi mau bagaimana lagi.
"syukurlah kalau kamu baik-baik saja,dan aman Abang hanya takut jika kamu dalam bahaya.bagaimana kuliah mu apakah lancar"Abimanyu merasa lega jika sang Adik baik-baik saja.dia juga menanyakan kuliah sang adik karena dia tidak bisa membantu kalau Adiknya mengalami kesulitan.
"kuliah Ayu lancar bang,ya walau sulit tapi Ayu masih bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.Ayu sekarang sudah semester 2 bang"beritahu Ayu pada sang Abang,dia sebenarnya ingin bercerita banyak pada sang abang.tapi melihat kondisinya disini hanya pekerja dia juga harus tahu dirikan.
"baiklah jika kuliah mu juga baik-baik saja,jaga kesehatanmu Disana ya dan jaga diri baik-baik.jangan lupa untuk menjalankan rencana kedua Yu"pesan Abimanyu pada Dahayu,karena jauh jadi hanya bisa memberi pesan sekenanya saja.dan pengingat untuk rencana selanjutnya.
"iya Abang juga Disana jangan lupa waktu sampai tidak makan,Abang Disana juga disana harus sehat baik-baik aja.sampai nanti kita jumpa lagi"pesan Dahayu karena dia tahu Abangnya itu sulit sekali jika disuruh makan dia hanya fokus bekerja,sampai lupa waktu.
"Ya sudah Abang tutup dulu telponnya ya,sedikit lagi selesai pekerjaan Abang"pamit Abimanyu pada sang Adik.setelah mendengar sahutan dari Adiknya dia menutup teleponnya.