NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Bad Boy
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Ibrahim, ketua geng motor, jatuh cinta pada pandangan pertama pada Ayleen, barista cantik yang telah menolongnya.

Tak peduli meski gadis itu menjauh, dia terus mendekatinya tanpa kenal menyerah, bahkan langsung berani mengajaknya menikah.

"Kenapa kamu ingin nikah muda?" tanya Ayleen.

"Karena aku ingin punya keluarga. Ingin ada yang menanyakan kabarku dan menungguku pulang setiap hari." Jawaban Ibra membuat hati Ayleen terenyuh. Semenyedihkan itukah hidup pemuda itu. Sampai dia merasa benar-benar sendiri didunia ini.

Hubungan mereka ditentang oleh keluarga Ayleen karena Ibra dianggap berandalan tanpa masa depan.
Akankah Ibra terus berjuang mendapatkan restu keluarga Ayleen, ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Ibra merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil menatap langit-langit kamar. Menggunakan kedua lengannya yang dilipat dibelakang sebagai bantal. Mengingat ingat kebersamaannya dengan Ayleen tadi sore, membuatnya senyum-senyum sendiri. Baru juga sampai di apartemen setelah mengantar gadis itu, dia sudah kanget berat. Merogoh ponsel disaku celana lalu membuka galeri.

Senyumnya makin merekah tatkala menatap foto candid Ayleen dilayar hp nya. Andai saja tadi dia punya keberanian untuk mengajaknya berswafoto berdua, pasti akan lebih romantis.

Ibra mengumpat saat masih asyik-asyiknya menikmati wajah Ayleen, layar ponselnya malah berbunyi dan ganti menampilkan nama Fikri.

"Paan?" tanya Ibra ngegas.

"Habis keselek LPG, Bro? Ngegas banget."

"Orang lagi sibuk, lo main telepon aja."

"Emang sibuk apa?"

"Melototin bidadari."

"Lo lagi sama Ayleen?"

"Sama fotonya doang."

"Hahaha..." Tawa Fikri langsung meledak. Sejak kenal dengan Ibra, baru kali ini dia melihat teman baiknya itu galau karena cinta. Tapi bagus juga sih, dia dukung, daripada jadi jomblo abadi yang kerjaannya kerecokin temen yang lagi pacaran.

"Sialan lo," maki Ibra yang kesal dengan tawa Fikri. "Oh iya, ngapain telepon gue?"

"Ntar malem ada lomba, lo ikut gih."

"Gue lagi gak semangat. Lagian motor gue dibawa Burhan. Kita tukeran motor di kampus tadi."

Fikri terdiam, Ibra yakin jika saat ini, ekspresinya udah nyengir, melotot, nganga dan entah apa lagi. Secara itu motor kesayangannya, dan harganya gak kaleng-kaleng, paling bagus diantara punyanya anak Joker. Eh malah dituker sama matic sejuta umatnya milik Burhan. Otaknya pindah didengkul kali.

"Buruan ambil motor lo."

"Males ah." Ibra masih ingin lama-lama pakai matic agar bisa ngajak jalan Ayleen. "Kalian aja yang ikut. Nanti gue dateng buat nonton aja."

"Yakin gak mau ikut? Hadiahnya gede banget kali ini."

"Serius!" Pekik Ibra sambil langsung duduk. Saat ini dia lagi butuh uang karena ayahnya sudah tak memberi uang bulanan. Denger hadiah gede, dia langsung semangat.

"Bisa buat beli motor sport."

"Ok, gue kerumah Burhan sekarang, ngambil motor. Setelah itu ke basecamp, lo setting motor gue biar makin kenceng. Malam ini, gue harus menang." Ibra menutup panggilan lalu turun dari ranjang. Menyaut kunci motor, dompet dan jaket dengan tidak sabaran lalu meluncur ke rumah Burhan. Baru kali ini dia sesemangat ini ikut balapan. Mungkin karena sudah tak ada yang bisa dia andalkan dalam hal keuangan kecuali dirinya sendiri.

...----------------...

Kling

Suara notifikasi membuat Ayleen yang sedang mamakai skincare langsung beranjak dari kursi rias. Tergesa gesa mengambil ponsel dengan harapan ada chat masuk dari Ibra.

Tapi lagi-lagi, dia dibikin kecewa karena yang ngechat bukan Ibra, melainkan Abdi. Cowok itu nanyain kapan Ayleen ke kafe lagi.

Sudah jam 9 lebih, tapi Ibra belum juga meneleponnya. Bukankah cowok itu tadi bilang akan video call, tapi sampai sekarang, tak ada satupun chat masuk, apalagi panggilan video call.

"Apa aku chat duluan aja ya?" Ayleen bermonolog. "Enggak, enggak," dia menggeleng cepat. "Harga diri Leen, masak cewek chat duluan."

Ayleen menghela nafas berat lalu meletakkan kembali ponsel diatas nakas. Kembali ke meja rias untuk melanjutkan pakai skincare.

Ceklek

Suara pintu dibuka membuat Ayleen langsung menoleh.

"Al, bisa gak sih, ngetuk pintu dulu," sentaknya pada Alfath. Bukannya merasa bersalah, cowok itu malah masuk sambil cengengesan lalu duduk diatas ranjang.

"Tadi Kak Leen ke food festival ya?"

Ayleen yang lagi menepuk nepuk pipinya langsung berhenti. Menatap Alfath dari pantulan cermin dengan perasaan tak karuan. Mungkinkah tadi Alfath sempat melihatnya?

"Enggak, emang kenapa?" bohongnya.

"Enggak salah maksudnya?" ledek Alfath sambil cekikikan. "Al tadi ngelihat Kak Leen sama cowok."

"Ka-kamu salah lihat kali."

"Gak mungkin, wong jaket cowok itu persis jaket yang dulu dibawa Kak Leen. Terus ceweknya bawa tas." Alfath menunjuk tas ransel milik Ayleen yang ada diatas meja belajar. "Itu tuh tas nya, gak mungkin salah lagi."

Ayleen tertunduk lesu. Kali ini, dia gak mungkin bisa ngeles lagi. Adiknya itu ternyata tak hanya pinter dibidang sains doang, tapi juga teliti.

"Kenalin dong sama pacarnya Kak Leen. Kali aja calon kakak ipar mau ntraktir aku," ujarnya sambik tertawa cekikikan. Kalau urusan gratisan, adiknya itu memang paling terdepan.

"Cuma temen, bukan pacar."

"Masak sih, kok romantis banget. Kak Leen aja sampai dipayungin ama jaket." Alfath masih terus saja menggoda Ayleen.

Kling

Mata Ayleen langsung melotot mendengar suara notif dari ponselnya. Buru-buru dia beranjak hendak mengambil ponsel tapi sayang, udah keduluan Alfath.

"Kak Ibra," Alfath mengerutkan kening. "Ini cowok Kak Leen?" Adiknya itu melihat pop up chat wa dilayar ponsel yang masih kekunci.

Ayleen langsung merebut ponselnya. Dia yakin Alfath sudah membaca bagian awal chat, semoga saja gak ada yang aneh dari chat Ibra.

"Kalian berantem, kok dia minta maaf?" Alfath mulai kepo. Dia memang hanya bisa baca penggalan awal dari chat itu.

"Gak usah kepo, udah sana keluar." Ayleen mengambil bantal untuk memukul Alfath agar segera keluar.

"Aduh, aduh, iya, iya, aku keluar." Alfath berusaha menghindar dari gempuran bantal. "Ngomong aja kalau mau chatingan ama crush. Aku bilangin Mama ya kalau Kak Leen punya pacar."

"Dasar tukang ngadu," bentak Ayleen. Membanting pintu kamarnya kasar hingga Alfath baru saja keluar terjingkat kaget. "Punya adik nyebelin banget sih," gerutu Ayleen.

Setelah mengunci pintu, dia langsung membuka pesan dari Ibra.

[ Maaf gak bisa video call kamu. Aku ada urusan. Sampai ketemu di kampus besok pagi ]

Ayleen menghempaskan bokongnya diatas ranjang sambil membuang nafas berat. Apakah dia kecewa, jawabannya iya. Apakah dia kangen Ibra saat ini, jawabannya juga iya. Rindu itu memang berat.

1
Anonymous
Kecewa
Anonymous
Buruk
mang tri
sabar ya kak ibra 😂
mang tri
kirain dikasi sebagai hadiah ,😂😂😂
mang tri
godaan calon pengantin ada aja ya, syukurnya hanya lupa bukan kecelakaan atau kabur. maafin ya leen ibra nya kasian 🥺
mang tri
ada2 aja idenya aydin sm al 😂
mang tri
ya ampuun mama nara kocak banget sih, anaknya mau lamaran tp ga sediakan makanan 😂😂
mang tri
jahat banget sih ayahnya, semoga dia cepat kena karmanya
mang tri
duhhh aku baper sm ayah asep 😍🥺
mang tri
Harusnya Bang sama adek 🤭
mang tri
Keren banget ayah asep 😍
mang tri
cieeehhh jadian 😍
mang tri
kasian ibra 🥺
Yeni Bagonk
Suka banget sama pasangan muda ini, Ayleen & Ibra. Makasih thor atas cerita indahnya, baca karyamu ini sambil senyum2 sendiri, ingat zaman pacaran & awal2 menikah sama paksu. 🥰🥰
mang tri
kangeen ya leen 2 minggu ga ktm sm ibra
mang tri
good leen
Sri Keren Mutamimah
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sri Keren Mutamimah
🤣🤣🤣🤣seruuuu
Lucida Sumirah
Luar biasa
Sri Keren Mutamimah
seru, bikin penasaran. pokoby yha top nih cerita. pnulisnya mantafff mo Bu bh dan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!