NovelToon NovelToon
Istri Penyembuh Luka

Istri Penyembuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:69.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yunis WM

Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.

Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.

Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.

Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.

Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?

Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?

Happy reading ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Muli dan Aurel datang untuk menemani Kasih di rumah sakit karena Dimas harus kembali bekerja. Sejak kejadian di mall Aurel tidak di ijinkan sekolah untuk sementara waktu sampai Kasih kembali pulih dan bisa kembali menjaganya. Aurel mengerti dan tidak bertanya terlalu banyak ketika Dimas menyampaikan hal itu padanya.

“Kau bosan di rumah terus?” tanya Kasih pada Aurel. Gadis itu mengangguk.

“Makanya Mama harus cepat sembuh, biar aku tidak kesepian lagi di rumah.”

“Kan ada Nenek,” Aurel tidak menjawab. Kasih dan Neneknya jelas berbeda, jika bersama Kasih, Aurel merasa sedang bermain bersama teman sebayanya karena Kasih sangat pandai menempatkan dirinya harus seperti apa jika bersama Aurel. Itu yang membuat hubungan mereka bisa sangat dekat dalam waktu yang terbilang singkat.

“Iya, sayang. Mama akan rajin minum obat biar bisa cepat sembuh.” Kasih tersenyum mengelus lembut rambut Aurel.

Setelah makan siang, gadis kecil itu tertidur di sofa. Saat Aurel tidur, Kasih lalu menceritakan pada Muli apa yang dia dengar. Muli menghela nafas, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghentikan perseteruan Dimas dan keluarga mantan istrinya.

“Ibu berharap kamu bisa menasehati Dimas agar dia mau melepaskan dendamnya. Toh Mia juga hidup dengan baik dan bahagia, jadi untuk apa dia terus menyimpan dendam. Anggap saja Aurel adalah pengganti masa lalu kamu yang hilang,” Muli menghela nafas lagi.

“Ibu berharap hubungan Dimas dan keluarga Monika bisa membaik dan melupakan semua yang pernah terjadi. Ibu juga tidak pernah keberatan Aurel bertemu dengan Opa dan Omanya, toh mereka tidak akan melukai Aurel. Mereka pasti hanya rindu pada anaknya dan menganggap Aurel bisa mengobati rindu mereka.”

“Terus mantan istri Kak Dimas itu sekarang dimana?” Muli menggeleng.

“Ibu tidak tahu, Ibu juga tidak pernah bertanya pada Dimas tentang Monika.

Entahlah, bagaimana caranya membuat Dimas melupakan semua dendamnya pada keluarga mantan istrinya. Padahal mantan kekasih yang terpaksa dia tinggalkan juga sudah hidup bahagia bergelimang harta dan cinta. Belum tentu Dimas bisa memberikan kehidupan yang seperti itu padanya jika saja dulu mereka tetap bersama.

Uang dan semua harta yang dia miliki sekarang juga berasal dari tekad dan niatnya untuk melepaskan diri dari jeratan keluarga Monika. Dia berhasil lepas dari Monika, mendapatkan seorang putri yang cantik dan pintar. Dan juga dia sudah menjadi orang yang bisa di perhitungkan di kota itu karena perusahaannya menjadi salah satu pendapatan terbesar di kota itu.

Lalu untuk apa dia terus mempermasalahkan masa lalu yang telah usai sementara dia bisa saja ikut merasakan kebahagiaan jika saja dia mau melepaskan semua dendam dan rasa sakit dari kejadian di masa lalu.

Sepertinya Kasih harus berusaha lebih keras lagi untuk membuat Dimas merelakan semua kejadian di masa lalunya.

 ***

Keadaan Kasih mulai membaik setelah seminggu lebih berada di rumah sakit, dia sudah merengek untuk pulang karena memang dia sudah merasa lebih baik meski kadang bekas jahitannya masih sering nyeri. Dokter mengijinkannya untuk pulang tapi dengan catatan dia harus rajin memeriksakan bekas jahitannya itu.

“Yeeiii, akhirnya Mama pulang.” Aurel melompat kegirangan saat datang menjemput Kasih di rumah sakit. Meski Dimas sudah melarangnya datang dan memintanya menunggu di rumah, tapi Aurel tidak sabaran dan ingin ikut menjemput Mamanya.

“Tapi Mama masih belum bisa bermain, Aurel. Perut Mama masih sakit, kau jangan sampai membuat Mama mu kelelahan.”

“Iya, aku tahu.” Ujar Aurel agak ketus pada Papanya. Entah kenapa anak itu sepertinya menyimpan sesuatu di dalam hatinya.

“Aurel, tidak boleh seperti itu sama Papa,” ujar Kasih mengingatkannya. Aurel hanya memiringkan sebelah bibirnya lalu mendorong kursi roda Kasih bersama Muli.

Saat sampai di rumah, ternyata ada seseorang yang sudah menunggu mereka di depan pintu pagar.

Dimas turun dari mobil, matanya menatap tajam pada sosok wanita yang sedang berdiri menghalangi mobil itu untuk masuk melewati pagar.

“Apa yang kau lakukan di sini.” Seru Dimas dengan cepat menarik wanita itu menjauh sebelum Aurel melihatnya. Tapi terlambat, karena Aurel sudah melihat Mamanya. Yah, wanita yang menghalangi jalan mereka ada Monika, mantan istri yang sangat di benci Dimas.

“Mamaa…?” ujar Aurel yang seperti ragu wanita itu adalah Mamanya. Padangan Kasih dan Muli pun langsung tertuju pada wanita yang Aurel panggil mama itu.

“Dimas, ijinkan aku bertemu dengan Aurel. Aku sangat merindukannya. Aku mohon padamu jangan halangi aku bertemu dengan putriku.”

“Putrimu? Kau sudah tidak hak atas Aurel. Dan sekarang dia bukan lagi anakmu, jadi kau jangan pernah bermimpi bisa bertemu dengannya.” Dimas mendorong Monika dan memberi perintah pada Harlan untuk segera membawa mobil itu masuk.

Dari dalam mobil Aurel melihat wanita itu untuk memperjelas pandangannya kalau wanita itu memang adalah Mamanya. Ini yang kedua kali dia melihatnya. Kemarin Aurel melihatnya samar-samar di rumah sakit, menatapnya pilu dan putus asa. Saat itu Aurel belum yakin kalau wanita itu adalah Mamanya karena ingatannya yang masih samar. Tapi sekarang sepertinya dia sudah mengingat dengan baik kalau wanita itu memang adalah Ibu yang sudah melahirkannya.

Aurel terus melihat kebelakang sampai pintu pagar tinggi itu di tutup dan dia tidak bisa lagi melihatnya. Kasih memeluknya, dia bisa melihat kesedihan di mata Aurel. Gadis kecil itu pasti sangat merindukan Ibu kandungnya. Tapi keegoisan Dimas hingga melarang mereka bertemu.

“Sayang, kau ingin bertemu dengan Mama Monika?” tanya Kasih saat mereka sudah berada di dalam rumah. Gadis itu diam dan tidak menjawab. Meski dia sangat ingin bertemu tapi dia tahu Dimas pasti tidak akan menginjinkan mereka bertemu.

“Ayo, kami sudah menyiapkan kamar untuk Mama.” Aurel menarik tangan Kasih dan mengantarnya ke kamar di lantai satu yang sudah di persiapkan untuknya sampai lukanya benar-benar sembuh.

Sementara itu di luar, Dimas dan Monika masih berdebat.

“Aku menyesali semua yang sudah aku lakukan, aku salah karena aku jatuh cinta padamu dan cinta itu membuat aku buta hingga aku melakukan semuanya untuk bisa memilikimu. Aku salah, maafkan aku. Aku sudah mendapatkan hukuman dari perbuatanku. Aku mohon sekarang jangan hukum aku lagi dengan memisahkan aku dari Aurel.” Untuk pertama kalinya Monika meminta maaf pada Dimas atas semua yang sudah dia lalukan di masa lalu.

“Sshh, kau baru menyadarinya setelah kau menghancurkan semuanya. Sudah terlambat Monika, tidak akan pernah ada maaf untukmu.” Seru Dimas.

 “Kau tahu, apa yang terjadi padaku selama tiga tahun ini. Kau tahu siapa yang membuangku ke negeri yang sangat jauh?” Dimas yang sudah akan masuk ke dalam rumah kembali berbalik. Monika tersenyum miris membuat kekesalan Dimas semakin memuncak padanya.

“Suami Mia, dia orang yang sangat kuat dan berpengaruh besar. Dia sangat mencintai istrinya, dan juga Mia sangat bahagia bersamanya. Harusnya kau bersyukur padaku aku memisahkan kalian. Kau belum tentu seperti sekarang dan Mia belum tentu bahagia. Semua sudah takdir, Dimas. Kenapa hanya kau saja yang tidak mau melupakan semuanya.”

“Tutup mulutmu dan pergi dari sini, jangan pernah muncul lagi di depanku dan juga Aurel. Ingatkan juga orang tuamu sebelum aku menghancurkan kalian sampai berkeping-keping.”

1
Kholisa N Adinda
Luar biasa
Heri Wibowo
cobalah membuka hatimu cari jodohmu yang lain monica.
Ana
next kak🥰
Deuis Lina
karena mencintai dg tulus tidak harus memiliki Monic ,,melihat orang yg kita cintai bahagia kita juga ikut bahagia ,,,walau harus nahan beban d hati intinya kita harus ikhlas
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂я
begitu yang seharusnya Mia lakukan
jgn tunggu diancam...
Heri Wibowo
lanjut kak.
Deuis Lina
udah d kasih kesempatan sama Dimas malah berulah ya monica
Ana
next kak semangat 💪
Ana
ck ga jera juga ya ni Monika sama keluarga nya 😤
Four Lovely
bagus dimas tegas, jaga dgn ketat saja biar bgmn hubungan ibu n anak. peringatkan Monika utk tdk ulangi lg.
Deuis Lina
lanjut kak,,,
Ana
semoga selalu bahagia, Alhamdulillah Aurel anak yang pintar, kedepannya mungkin akan lebih baik menjaga jarak dengan Monika meskipun dia ibu kandung Aurel
Heri Wibowo
lanjut thor.
Rosita Rosdiana
bakalan rolling coaster nih ceritanya
Deuis Lina
berpikirlah bijak Monik jgn samakan Dimas yg dulu sama Dimas yg sekarang karena klu salah langkah lagi kamu akan tau akibatnya dan sangat fatal dan tunggu kehancuran keluargamu karena kecerobohan mu
Upi Raswan
kasih begitu peka yaa...moniiik moniik dah dikasih hati minta jantung..kamu lupa siapa sekarang dimas,, kamu ingin hancur untuk yang Kedua kalinya.
Ana
jangan egois dan serakah Monika jika tak mau kehilangan segalanya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂я
gunakan kesempatan dgn baik
jgn serakah atau monika akan menyesal seumur hidupnya....
Heri Wibowo
sudah diberi kesempatan jangan ngelunjak gitu Kamu monica
Yulien Sumangkut
sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!