dengan gemetar... Alya berucap, "apakah kamu mau menjadi imam ku?? " akhirnya kata kata itu pun keluar dari lisan Alya yg sejak tadi hanya berdiam membisu.
"hahhh!!! apa!!... kamu ngelamar saya? "ucap afnan kaget
sambil menunjuk jari telunjuknya ke mukanya sendiri.
dengan bibir yg ber gemetar, Alya menjawab" i ii-iya, saya ngelamar kamu, tapi terserah padamu, mau atau tidaknya dgn aku... aku melakukan ini juga terpaksa, nggak ada pilihan.... maaf kalo membuat mu sedikit syokk dgn hal ini"ucap Alya yg akhirnya tidak rerbata bata lagi.
dgn memberanikan diri, afnan menatap mata indah milik Alya, lalu menunduk kembali... karna ketidak kuasa annya memandang mata indah itu...
afnan terdiam sejenak, lalu berkata "tolong lepaskan masker mu, aku mau memandang wajahmu sekali saja"
apakah Alya akan melepaskan masker nya? apakah afnan akan menerima lamaran Alya? tanpa berlama-lama... langsung baca aja kelanjutan cerita nya🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syah_naz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuserahkan semuanya kepadamu yaa robb...
Di pagi hari...
Suara roda koper yang bergeser pelan terdengar di ruangan, membangunkan Wilona yang masih terlelap di atas tempat tidur. Dengan mata yang masih berat, Wilona membuka sedikit kelopak matanya, melihat Alya yang sudah berdiri di depan pintu dengan koper di tangan.
"Haiii... selamat pagi, Kak Wilo!" sapa Alya dengan senyum manis yang menonjolkan sepasang lesung pipi di kedua pipinya. Pancaran wajah cerianya seakan menyemangati pagi yang masih terasa malas.
Wilona, yang baru saja sadar sepenuhnya, tampak kebingungan.
Dengan rambut acak-acakan yang mirip sarang burung, ia menguap lebar sambil meregangkan tubuhnya. "Hmm... emmm... Al, masih pagi banget ini. Kamu berangkatnya masih dua jam lagi. Kok udah siap-siap aja sih?" gumamnya sambil melirik jam tangan yang tergeletak di samping ranjang.
Alya hanya tersenyum kecil. "Iya, Kak. Alya nggak mau buru-buru, biar santai aja," balasnya lembut.
Wilona mengusap wajahnya yang masih terlihat kusut. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju kamar mandi. "Hmm... kalau gitu tunggu sebentar, Kakak mandi dulu, ya," ucapnya setengah mengantuk.
Beberapa saat kemudian terdengar suara air mengguyur dari dalam kamar mandi.
Alya tertawa kecil melihat tingkah Wilona yang masih setengah sadar, rambutnya yang berantakan membuatnya tampak seperti Master Limbad. "Kak Wilo emang nggak ada lawan," gumam Alya sambil tersenyum, menunggu Wilona siap untuk mengantarnya ke bandara.
......................
Wilona yang melihat Alya hampir terlelap di sofa, memutuskan untuk mengerjai sahabatnya. Dengan langkah pelan dan hati-hati, ia mengendap-endap di belakang sofa. Tiba-tiba... "BAAA!!"
"Allaahu Akbar!!!" terkejut Alya sambil mengusap dadanya yang hampir copot karena kaget.
Wilona tertawa terbahak-bahak. "Whahaha... astagfirullaah, berdosa sekali aku ini," katanya sambil memukul-mukul sofa, senang berhasil membuat Alya terkejut.
Alya yang masih terkejut, mengusap dadanya dan mengeluh. "Astagfirullaah, kakak... mau copot nih jantung gara-gara Ka Wilo nih..." Alya tampak kesal, tetapi senyumannya tak bisa disembunyikan.
Wilona terus tertawa sambil merayu, mencubit pipi Alya yang imut saat ngambek. "Hahahaha, maaf yaa dedekku yang gemesh!!" ucapnya, mencairkan suasana.
"Jadi ke bandara kan? Mau pulang kan?" ledek Wilona, melihat Alya yang hanya diam, masih kesal tapi sudah mulai tenang.
"Ye," jawab Alya singkat, meskipun masih ada rasa kesal di matanya.
......................
Di Bandara...
Wilona yang melihat Alya tampak murung, mencoba memberi semangat dengan penuh keyakinan. "Udah yaa... Jangan sedih lagi, aku yakin dia akan ngejar kamu nanti. Semangat!" ucap Wilona, berusaha memberi semangat pada Alya yang jelas-jelas terlihat kehilangan semangat.
Dengan senyum yang dipaksakan, Alya menjawab, "Hehehe... Kakak tenang aja, Alya nggak akan sedih lagi kok. Nggak akan mikirin gimana ke depannya... Yaudah, Alya jalanin aja alur cerita kehidupan Alya. Mungkin ini yang terbaik. Dan Alya nggak ada urusan lagi sama Gus Afnan. Alya nyesel ketemu sama dia... Malu-maluin diri aja nyamperin laki-laki ajnabi," ujar Alya dengan senyum kesedihan yang terukir di bibirnya.
Matanya yang sedikit berkaca-kaca membuat Wilona tak tahan ingin memeluknya erat.
"Alya aa..." Wilona memanggil dengan lembut, lalu memeluk Alya dengan erat, mencoba memberikan ketenangan pada sahabatnya.
Alya tertawa pelan dan sedikit canggung, "Ehehe... Kenapa malah Kak Wilo yang sedih? Jangan sedih, Kak... Alya mau berangkat nih," kata Alya sambil melepaskan pelukan dari Wilona.
Alya melangkah pelan menuju pintu check-in, sambil menoleh sebentar ke arah Wilona. "Alya berangkat dulu ya... Bye, Assalamu'alaikum," ucap Alya dengan suara lembut, tersenyum tipis meski ada rasa berat di hatinya.
"Bye Alya, Wa'alaikumus salaam..." jawab Wilona sambil melambaikan tangan. "Hati-hati di jalan, Alya. Dahhh," tambahnya, dengan air mata yang mulai menetes, menandakan kasih sayang yang tulus. Kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya, meski tidak sedarah, terasa begitu mendalam dalam sehari mereka bersama.
* * *
# ting nong...
Pesawat garuda dgn no A330 penerbangan tujuan surabaya - banjarmasin akan segera berangkat.
Dimohon bagi para penumpang untuk segera masuk dari pintu belakang.
"Aduhh.... Gimana ini, kok aku lupa jalan menuju ruang tunggu Banjarmasin yaa... Yaa Allaah tolongin alyaa yaa Allaah... " rengek Alya mengadu kepada Tuhan nya. Dengan langkah yg besar Alya berjalan menuju ruang tunggu , tiba-tiba.... Dbukk dukk.... "Ahh!!.... " Alya meringis kesakitan, dia tidak sengaja menabrak seorang pemuda tampan ,dadanya yg bidang, badannya yg tinggi membuat dia terlihat begitu mempesona.
Lelaki itu mengulurkan tangan nya, mencoba menolong Alya yg terduduk dilantai bandara.
"Hmmm... Kumon bocil"
Katanya kepada Alya yg membuat Alya mendengar nya merasa kesal akan perkataannya.
Dgn tatapannya yg tajam, mengisyaratkan ketidak suka an nya kpd lelaki itu... Alya berdiri dgn sendiri nya dan berucap "makasih atas bantuan nya, saya bisa sendiri kok... Omm" kata Alya yg tidak mau kalah dgn lelaki menyebalkan itu. Dia berbalik lalu berjalan pergi, meninggalkan lelaki itu seorang diri.
Ketika pengecekan tiket, Alya meraba-raba sakunya.
"Maaf mbak... Mana tiket nya mbak? " ucap salah seorang penjaga perempuan yg sejak td menunggu Alya.
"Bentar mbaa... Ini saya lagi mencari nya, tadi ada disaku gamis saya loh mba... Kok tiba-tiba nggak ada yaa.... "
" mba silahkan kesamping sebentar, banyak yg ngantri loh mba"ucap salah satu petugas disana sambil menunjuk ke arah belakang,mengisyaratkan dgn telunjuknya.
"Ntar dulu mba... " belum sempat selesai Alya berbicara, seorang pemuda dibelakang...
"Ini mbak, punya bocil ini" liriknya kepada Alya. "Maaf mbak... Emang kebiasaan dia ceroboh mbak" kata seorang pemuda yg di tabrak Alya kpd petugas.
"Ouhhh iya mas... Silahkan masuk mas , mbak" semoga perjalanan kalian menyenangkan "ucap petugas itu kepada mereka berdua.
" menyenangkan... menyenangkan apanya... ketemu sama orang menyebalkan sprti ini" gerutu alya lalu berjalan begitu saja melewati lelaki tadi.
......................
Di kursi penumpang, alya mengingat ingat tentang kejadian sebelum nya, betapa tidak sopannya dia kepada pemuda yg telah menolongnya tadi, bukannya berterimakasih... dia malah menggerutu karena kesal.
"astagfirullah... alya, kamu tidak sopan bersikap seperti itu alyaa!!, meskipun dia menyebalkan, dia bermaksud baik untuk menolong mu td alyaa... " runtuk alya kepada dirinya sendiri... menyesali apa yg telah dia lakukan.
"baiklah... kalo aku ketemu, aku harus minta maaf dan berterimakasih atas kebaikannya. ampuni alya yaa Allaah... " alya mencoba memperbaiki apa yg telah dia lakukan, ketidak sopan an nya membuat dia terus saja merasa tidak enak hati dan menyesali perbuatannya.
* * *
pesawat talah mendarat dgn selamat di bandara banjarmasin, alya turun dari tangga pesawat dgn mata yg menoleh kemana-mana, menyoroti setiap detail nya orang Orang yg baru saja menuruni tangga... barang kali dia melihat pemuda yg dia cari.
"ihh kok nggak ketemu sihh, yaudah ah... ntar aja lagi nyari nya... ntar kyk nya juga ketemu lagi sama orang menyebalkan itu" gerutu alya yg sejak tadi lelah mencari lalaki tersebut
___
Suasana Kost yang Mencekam
Alya membuka pintu kostnya dengan kunci cadangan. Seperti biasa, dia memasuki ruangan dengan langkah santai, namun sesuatu kali ini terasa berbeda. Suasana yang gelap, sepi, dan dingin langsung menyelimuti dirinya. Rasa merinding perlahan merayapi tubuhnya. Seakan ada sesuatu yang tak beres.
"KlEEKK," Alya menyalakan lampu. Cahaya lampu yang menyala menyorot setiap sudut ruangan, namun sesuatu yang tak biasa membuatnya terkejut. Ketika matanya menatap tempat tidur, Alya terdiam sejenak, mulutnya ternganga.
"AAAaaaa!!!" teriak Alya kaget, melihat Nila, teman sekostnya, tertidur tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Semua bagian tubuh Nila terlihat jelas. Alya merinding melihat pemandangan itu, tak tahu apa yang harus dilakukan.
Meskipun teriakan Alya cukup keras, Nila tetap tidak terbangun, tampaknya terlalu lelah untuk mendengarnya. Kegelisahan mulai merayapi pikiran Alya. Ia berjalan pelan, memeriksa sekeliling, berharap menemukan petunjuk tentang apa yang terjadi pada Nila.
Alya pergi ke kamar mandi, mencoba mengecek apakah ada sesuatu yang bisa memberi petunjuk.
Suasana terasa semakin panas, seolah ada sesuatu yang janggal di dalam ruangan. Dia merasa ada yang aneh, ada ketegangan yang tak bisa dia jelaskan. Dengan langkah hati-hati, Alya menuju jendela untuk mencari udara segar.
Ketika dia hendak membuka jendela, tubuhnya terkejut. Jendela itu ternyata tak terkunci, hanya tertutup rapat.
Alya menghirup napas dalam-dalam dan membuka jendela dengan lebar.
Namun, tiba-tiba sesuatu jatuh dari ventilasi jendela. Kotak rokok dan beberapa kotak lainnya yang asing di matanya terjatuh, membuatnya semakin bingung.
Tanpa berpikir panjang, Alya memasukkan benda-benda itu ke dalam tasnya. Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Sepertinya ada sesuatu yang harus dia ungkap.
Alya tak lupa memotret keadaan kostnya yang semakin mencurigakan, termasuk foto Nila yang masih tertidur pulas, tubuhnya tertutup selimut.
Waktu terus berjalan, jam menunjukkan pukul 10:35 WITA.
Alya berbaring di kasurnya, merenung, mencoba memproses semua yang baru saja ia temui. Di tengah kegelapan, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan tentang kejadian yang terjadi malam itu.
Apa yang telah terjadi dengan Nila? Mengapa situasinya bisa seperti ini? Dan apa yang tersembunyi di balik semua ini?
Alya memejamkan matanya, tetapi hatinya masih terjaga. Sebuah misteri yang harus segera terungkap.
baper