NovelToon NovelToon
Aku Istri Yang (TAK) Diinginkan : Cinta Lansia

Aku Istri Yang (TAK) Diinginkan : Cinta Lansia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Suami ideal / Healing / Cinta Lansia
Popularitas:66.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Bukan Emak-Emak Biasa

KDRT dan sederet teror, Mendung dapatkan setelah dirinya menolak rencana pernikahan Andika, suaminya. Andika akan menikahi Yanti, bosnya sendiri. Demi kehidupan enak, dia tega menjebloskan Pelangi—putri semata wayangnya dan Mendung, ke penjara.

Padahal, selama enam tahun terakhir ketika Andika mengalami stroke, hanya Mendung dan Pelangi yang sudi mengurus sekaligus membiayai. Fatalnya, ketidakadilan yang harus ia dan bundanya dapatkan, membuat Pelangi menjadi ODGJ.

Ketika mati nyaris menjadi pilihan Mendung, Salman—pria dari masa lalunya dan kini sangat sukses, datang. Salman yang memperlakukan Mendung layaknya ratu, mengajak Mendung melanjutkan kisah mereka, meski kini mereka sama-sama lansia.

Akan tetapi, selain Salman masih terikat pernikahan, penyakit kronis juga tengah menggerogoti kesehatannya. Masihkah Mendung bisa bahagia, bersama pria yang selalu meratukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bukan Emak-Emak Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Sembilan

“Calon suami ....”

Kata tersebut masih melesat dari bibir Pelangi penuh kepedihan. Tatapan Pelangi kembali kosong. Mata merah dan basah, sementara bibir dan hidungnya juga tak kalah merah. Apalagi Pelangi memang memiliki kulit berwarna kuning langsat yang nyaris mendekati putih mulus.

Mendung yang sudah beres menerima pengobatan khususnya antibiotik, jadi menerka-nerka. Apakah ada kejadian yang telah putrinya ketahui, atau sebelumnya keluhkan? Namun, kenapa Talita berdalih tidak ada apa pun yang aneh?

“Aku percaya ke Talita karena dia orangnya mas Salman.” Mendung yang berbicara dalam hati, tidak bisa untuk tidak berpikir macam-macam. Apalagi adanya Salman yang selalu menemaninya, menjadi beban tersendiri untuknya.

Bagaimanapun yang Salman rasakan. Bagaimanapun hubungan pria itu dengan istri dan anaknya. Dirasa Mendung, wajib diselesaikan lebih dulu. Agar tidak menciptakan kesalahpahaman yang bisa memicu munculnya masalah baru, harusnya Salman menyelesaikan urusannya lebih dulu.

“Namun, keadaan enggak semudah itu. Kami sama-sama memiliki masalah. Sementara Mas Salman tetap mengutamakan aku, agar aku tidak berjuang sendiri. Mas Salman bela-belain aku, meski dia sendiri harus menghadapi istrinya yang toxic. Namun, benarkah istrinya memang toxic? Bagaimana jika itu hanya akal-akalan Mas Salman yang ingin kembali denganku? Bagaimana jika Mas Salman sengaja melakukan segala cara agar aku percaya?” pikir Mendung yang merasa perlu duduk bersama dan mendengarkan secara langsung masalah rumah tangga Salman dan istrinya, dari istri Salman. Namun, bukan kah itu sangat rawan?

“Pusing banget sih. Ini terlalu rawan. Otakku enggak sanggup. Masalahnya, aku enggak mau zalim ke kaumku sendiri. Malahan aku jadi mikir, alasanku memiliki kehidupan rumah tangga yang selalu sengsara. Efek aku sudah zalim ke istri Mas Salman. Karena meski kami tidak saling kenal apalagi bersinggungan secara langsung. Kenyataan Mas Salman yang enggak bisa move on dari aku, dan terus mengabaikan istrinya. Aku rasa, ini sudah cukup jadi alasan aku mendapat karmanya. Hah ... masa sih? Masuk akal sih. Aku menerima azab dari kejahatan yang tak secara langsung aku lakukan,” batin Mendung.

Mendung yang duduk di sebelah Salman, diam-diam melirik Salman. Ia hanya mempu melihat kedua kaki Salman karena ia memutuskan untuk terus menunduk. Sementara Salman juga fokus pada kemudinya.

Pengobatan yang Mendung jalani memang sudah usai. Mendung hanya cukup kontrol tiga hari lagi. Namun perihal bekas luka, dokter Andri tak menjamin tidak akan tidak membekas. Sembuhnya pun bertahap. Karena dokter Andri berdalih, gatal dan lukanya akan kembali tumbuh, andai Mendung mengonsumsi yang amis-amis.

Kini, mereka sedang menjalani perjalanan ke psikiater rekomendasi dari dokter Amir. Pelangi yang akan diberobatkan, duduk tepat di belakang Mendung, ditemani Talita. Hari ini, Talita kembali memakai setelan panjang. Warna biru gelap dipilih Talita, dan lagi-lagi, wanita muda itu tak sampai mengumbar kemolekan tubuh layaknya Yanti.

Dari tampangnya, Melati masih terlihat seperti orang kepikiran. Air mata masih silih berganti mengalir dari kedua matanya membasahi pipi. Untungnya, Talita dengan sabar menghapus air mata kemudian mendekapnya penuh kasih sayang.

“Ada yang beda dengan Pelangi, tapi apa? Ke Talita saja, Pelangi jadi cuek. Padahal sebelumnya, ... Pelangi kelihatan seneng banget. Berasa punya teman bahkan saudara baru,” pikir Mendung masih mengawasi dengan saksama keadaan putrinya dari kaca spion di atasnya.

“Tenangkan pikiranmu,” ucap Salman lirih.

Meski fokus pada kemudinya, Salman masih bisa melihat kegelisahan Mendung dengan sangat jelas. Kegelisahan tersebut pula yang membuatnya mengenyampingkan rasa sakit maupun luka-lukanya. Lebam di wajahnya masih ada dan bisa terlihat sangat jelas karena kini ia belum menutupi wajahnya.

“Iya, Mas. Aku kuat. Mas jangan khawatir,” balas Mendung langsung berusaha tenang.

“Aku enggak bisa enggak khawatir kalau keadaan Pelangi belum baik-baik saja. Minimal, Pelangi harus lebih bisa tenang dan mulai bisa fokus, kan?” ucap Salman dan sekali lagi, Mendung mengakui itu benar. Mendung memberikan balasan tersebut melalui anggukan sungkan seiring tatapan berikut kepala wanita itu yang kembali menunduk.

“Percaya kepadaku, ... kita bisa lalui ini. Sudah sepantasnya kamu dan Pelangi bahagia. Karena walau kini kita sedang di tengah badai sekalipun, keyakinanmu, dan juga harapan bahagiamu untuk Pelangi yang dilengkapi perjuangan sangat keras, akan menghadirkan pelangi kebahagiaan untuk kalian,” ucap Salman. “Tuhan memang tidak selamanya memberi kita balasan dalam bentuk yang kita harapkan. Namun, Tuhan selalu memberi yang kita butuhkan. Karena yang menurut kita harus, belum tentu bagi Tuhan juga sama. Tuhan akan memberi semua yang tepat untuk umatnya. Contohnya, Tuhan membuat Pelangi terluka sejauh ini. Agar kamu berhenti dan tak menjadi bagian dari Andika lagi. Agar kamu membuat orang seperti Andika maupun Yanti jera. Jika belum begini, kamu pasti akan tetap bertahan dan membiarkan diri kamu terus dilukai. Karena walau Tuhan membenci perceraian, Tuhan tetap jauh lebih tidak menyukai umatnya yang sibuk melukai. ” Salman berbicara panjang lebar. Ia sampai sesak, dan Mendung memberinya air minum.

Mendung sampai membukakan tutup botol air mineral yang ia keluarkan dari tasnya. Ia bahkan membantu Salman. “Setelah ini, hari ini juga. Tolong buat janji dengan dokter spesialis paru-paru, Mas. Mas wajib melakukannya. Karena dari muda saja, Maa sudah bermasalah. Nanti ... nanti aku temani. Sementara Pelangi. Mbak Talita, hari ini setelah pulang dari psikiater, saya izin titip Pelangi ya.”

Mendung memperlakukan Talita dengan sangat santun. Sementara Salman merasa tersentuh karena Mendung mulai memperhatikannya. Selain senyum yang merekah di bibir Salman, juga kedua mata Salman yang jadi berembun, dada Salman juga jadi berdebar-debar. Jauh di dalam dada Salman seolah ada taman dan bunganya tengah bermekaran dihiasi banyak kupu-kupu cantik.

***

“Arrrrrrggghhh!”

Teriak, dan lagi-lagi berteriak. Yanti terus begitu dan dirasa Andika yang mengurus, istri barunya jadi mirip orang tidak waras.

“Sudah dibilang, jangan makan yang amis-amis. Dokter saja kemarin bilangnya gitu. Eh kamu malah makan udang sama ikan bakar. Ya sudah nikmati saja. Garuk-garuk terus mirip kera. Bu suk-bu suk tuh wajah. Padahal jerawat di wajah sama leher bahkan telinga kamu saja, sudah mirip bisul!” Andika makin cerewet. Ia yang sedang mengepel lantai di dapur, malah kena semprot sang istri.

“Berisik kamu Mas! Enggak tahu orang sakit lagi kelaparan gini, apa?” omel Yanti masih duduk sila di kursinya. Ia tetap bertekad untuk lanjut menghabiskan udang bakar dan juga ikan gurame bakarnya, sambil terus duduk sila.

“Iya, aku tahu kamu lagi sakit. Itu kenapa, aku jadi cerewet ke kamu. Biar kamu lebih bisa jaga pola makan. Luka di wajahmu wajib jaga itu. Apalagi hari ini saja, kita harus ke kantor polisi!” balas Andika mencoba memberi pengertian.

“Kamu sego blog itu mau tertib dan memenuhi panggilan polisi toh, Mas?” ucap Yanti yang kemudian menertawakan Andika. Sementara yang ditertawakan, jadi kebingungan.

(Assalamualaikum ... maaf jarang nyapa saking sibuknya, asal masih bisa up dan kalian bisa baca. BTW, peratu ran makin ketat ya di sini. Termasuk komentar pembaca juga jadi penentu nasib novel. Bukan hanya retensi sama siapa penulisnya. Jadi, kalau aku minta bacanya tertib biar retensi aman, tolong jangan sampai kasih komentar kurang manusiawi. Sampai usir-usir aku biar enggak nulis di PF ini. Di novel Aqilla contohnya. Hasilnya nyesek banget. Slot pemenang sampai dikosongkan, dan Aqilla yang sudah dapat perlakuan spesial, jadi ... mungkin digugurkan ya. Padahal masih ada satu slot pemenang. Jadi, cukup fokus ke cerita saja. Jangan taruh kebencian kalian ke aku, buat jatuhin karya aku. Memang rezeki bukan hanya dari satu pintu, tetapi akan lebih baik kalau saling menjaga. Toh, pas aku nulis Aqilla juga lagi sibuk urus acara 100 hari kematian mamak. Mana aku sama dua anakku sakit. Belum aku juga harus urus bapakku yang sudah sakit2n. Operasi ginjal 3 kali dalam 2 bulan. Bapak hanya manja ke aku sama adikku. Di tengah kesibukan itu aku tetap berusaha up. Bismillah ya, kejadian seperti itu enggak terulang. Bismillah kita kompak, apalagi kalau sudah mendekati perhitungan reten si yaitu menuju bab 20, bab 40. Bab 80. Nanti kalau sudah mendekati, aku biasanya kasih info kok 🙏)

1
Neneng Liauw
ahhh s Koneng pintar memanfaatkan situasi 🤣🤣
Dedeh
ternyata ini akun baru ya semoga lancar update nya
Dedeh
semoga Kaka outhor mau up lagi cerita nya 🥰
Mira Hastati
bagus
Heni Maryanti
bolak balik ngecek gak ada kelanjutannya
aca
kok g up
aca
salah sendiri merokok terus
aca
males klo ma ester mending ma pelangi
aca
kok jd inget ojan sang pemuja janda ya/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/ aduh maaf Thor
aca
jangan bertele-tele Thor bkin sedihnya jd anjlok mood buat bacanya klo menderita terus
Heni Maryanti
bagus, mengisnpirasi
Dcy Sukma
Luar biasa
Ira mamaya
kok tiba2 dr. andri 🤔
Wiwik Retno Eni
bagus
Wiwik Retno Eni
bagaimana td jujur dengan masa lalu
🥀HartiQueenn_Dee🥀
ya allah kasihan banget pelangi akibat kelakuan bapaknya sampai mentalnya kena,,,,,
🥀HartiQueenn_Dee🥀
kenapa yanti selamat thor setidaknya kena luka bakar atau cacat
🥀HartiQueenn_Dee🥀
maaf kak ros aku baru mampir,,ketinggalan jauh nih harus maraton bacanya
Anna Nurhasanah
eh,beneran gak dilanjut ya Thor? ya udh,smg othornya sabar,ikhlas,biar sehat selalu
@alfaton🤴
semoga Salman mendung pelangi......semua sehat bisa kembali bersatu..... Mendung dengan Salman..... Pelangi dengan dokter Amir.......dan si koneng yang mungkin suruhannya Salman bisa dengan Talita ....mereka semua kan bahagia 🤩🤩🤩🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!