Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 - tersipu
Karin sudah sampai di depan pintu kamar Rafka dan dia langsung mengetuknya.
tok .. tok .. tok ..
"mas Rafka" panggil Karin.
Rafka yang sedang melamun di atas ranjang langsung tersadar mendengar ketukan dari arah pintu, dia beranjak dari duduknya membuka pintu.
"sayang" ucap Rafka tersenyum melihat Karin.
'kata sayang mu bikin hati neng meleleh bang' batin Karin melehoy di panggil sayang oleh Rafka.
"ayo kita sarapan, yang lain sudah ada di bawah termasuk si kembar juga." ajak Karin dengan wajah memerah.
"baiklah sayang, ayo kita turun" ucap Rafka dengan menggandeng tangan Karin.
"kenapa harus di gandeng tangannya? malu mas diliatin banyak orang." ucap Karin malu.
"ya gapapa, biar yang lain juga tau kalau kamu itu wanitaku." jawab Rafka santai.
Karin yang mendengar kata wanitaku menjadi salah tingkah, wajahnya memerah seperti tomat, hatinya berdegup kencang.
"malu lah mas."
"kamu malu karena aku itu seorang duda ya?" tanya Rafka yang mulai insecure.
"bu-kan seperti itu, m-as tau sen-diri bu-kan aku tidak pernah berpacaran apalagi berpegangan tangan seperti ini, jadi mungkin aku kurang nyaman karena tidak terbiasa." jawab Karin gugup.
Rafka mendengar jawaban Karin langsung melepaskan tautannya dan tersenyum simpul ke arah Karin.
"sayang mulai sekarang kau harus mulai terbiasa ya, aku ingin memberi tahukan kepada dunia bahwa kaulah wanitaku" ucap Rafka memegang kedua bahu Karin.
cup..
Rafka menge**p kening Karin lembut, Karin refleks memejamkan matanya.
"aku sayang padamu Karin, cintaku tulus padamu, ini murni dari hatiku bukan karena permintaan si kembar, kau percaya padaku sayang?" ucap Rafka dengan tatapan penuh cinta.
Karin seakan terhipnotis oleh perkataan manis Rafka, dia mengangguk sebagai jawaban. Karin tidak mampu berkata-kata, dia hanya diam melihat tatapan penuh cinta yang Rafka pancarkan.
Rafka menggandeng tangan Karin yang membuat Karin tersadar, perlahan mereka turun menyusuri tangga menuju meja makan, keduanya heran melihat orang-orang di meja makan sedang tertawa sedangkan Reza memalingkan wajahnya serta melipat tangannya.
"Daddy" pekik si kembar.
"Hai, anak-anak Daddy" jawab Rafka tersenyum.
"ini lagi satu, mau nyebrang kemana? pake gandengan terus lagi dari tadi, mba Karin juga gak bakal terbang kalo dilepas gandengannya." sindir Zidan.
Karin yang mendengar sindiran Zidan langsung melepas tautannya dari tangan Rafka, wajahnya malu sangat amat malu, Karin langsung duduk di sebelah si kembar sedangkan Rafka duduk disebelah Karin.
"kenapa di sebelah sini? itu masih banyak kursi yang lainnya." tunjuk Karin pada kursi yang masih kosong, karena meja makan di mansion Rafka memang memuat untuk banyak orang.
"maunya disini." rengek Rafka.
Zidan yang mendengar Rafka merengek mendelikkan matanya.
"jijik gue dengernya kak Raf." ucap Zidan bergidik.
"sirik aja sih dari tadi, kalo lagi makan ya makan aja, ga usah nimbrung urusan orang !! gitu tuh kalo nasib cowok yang gak laku." gerutu Rafka.
"dasar duda karatan." gerutu Zidan.
' kenapa semua orang jadi menyebalkan' gerutu Zidan dalam hati.
"sayang suapi ya" pinta Rafka pada Karin, tanpa memperdulikan gerutuan Zidan.
sedangkan Karin wajahnya sudah merah bahkan sangat merah menahan malu. Reza, Raisa dan jug kiki heran, sejak kapan keduanya menjadi sedekat itu.
'sejak kapan mereka sedekat itu?' batin ketiganya.
"teh Kenapa wajahnya merah? teh Karin wajahnya udah kayak Cepot aja merah." tanya Kiki polos.
Karin memelototkan matanya tajam ke arah Kiki, Kiki menanggapi tatapan Karin dengan ekspresi biasa aja.
"Cepot itu apa?" tanya Kenzi.
Zidan langsung membuka hp nya dan mencari aplikasi browsing, setelah menemukan apa yang dia cari Zidan langsung menyodorkan hp nya ke arah Kenzi.
"Cepot itu wayang Kenzi, bedanya Cepot itu giginya satu sedangkan mba Karin giginya banyak, hahaha." ucap Zidan tertawa.
"hihi, ada satu lagi perbedaannya uncle zidan." ucap Kenzo.
"apa tuh?" tanya Zidan penasaran.
"kalau aunty kan cantik, kalau Cepot itu tua kayak uncle Zidan, hahahaha." jawab Kenzo terbahak.
Zidan komat Kamit kesal mendengar jawaban Kenzo yang tidak enak di dengar, tapi dia juga bahagia bisa melihat semua orang bahagia tidak sesedih saat acara ulang tahun si kembar.
semua yang ada di ruangan terbahak mendengar celotehan Kenzo dan Zidan, mansion yang biasanya sepi kini menjadi ramai dengan suara tawa yang berasal dari meja makan, para pelayan pun ikut tertawa mendengar obrolan semua orang Yang ada di mansion.