"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33. BABAK PERTAMA.
Nadia terus mencari hingga dia menemukan namanya pada ruangan nomor dua dan berada paling bawah diantara nama para peserta lain.
"Aku berada di ruangan ini. Ya Allah
permudahkanlah segalah urusanku, Aamiin," Nadia mengusap wajahnya lalu melangkah mengikuti peserta lain masuk kedalam ruangan
itu.
Setelah Nadia berada dalam ruangan itu, para peserta lain menatapnya mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Ada yang tersenyum geli ada pula yang langsung tertawa terbahak-bahak sembari menutup mulutnya menggunakan telapak tanganya.
"Astaga, Aku salut dengan gadis itu, dia begitu percaya diri untuk mengikuti perlombaan ini. Aku saja yang sudah berdandan secantik ini masih merasa kurang percaya diri untuk memenangkan perlombaan ini, Apa lagi dia yang hanya berdandan ala kadarnya," ucap salah seorang peserta pada temanya.
"Iya juga sih!, coba kamu lihat, rambut di kepang dua, kacamata tebal dengan wajah sama sekali tanpa sentuhan make up. Apa dia bisa mengalahkan yang lain dengan dandana seperti itu?. Ah...Aku sungguh tidak yakin dengan semua itu," balas teman yang satunya.
"Kalian berdua jangan memandang remeh pada orang, TUHAN menganugrakan tiap-tiap orang itu
ke unikan yang kita tidak ketahui. lagian, tidak mungkin juga bukan, dia itu mengikuti ajang lomba sebesar ini kalau dia tidak mengandalkan
sesuatu pada dirinya. Hay ....Kenapa juga kita mengurusi orang lain sedangka urusan kita belum juga kelar, ayo kita melapor pada panitia
kalau kita berada di ruangan ini," ajak salah satu diantara mereka pada kedua temanya.
Kini ajang pertunjukan bakat pun di mulai. Para peserta lomba yang jumlahnya dua puluh lima orang masing-masing mempertunjukkan bakat mereka di depan para dewan juri.
Ada yang menyanyi, bermain gitar, menari dan masih banyak lagi bakat yang mereka tunjukkan untuk menarik perhatian para dewan juri.
Setelah semua peserta lomba sudah memperlihatkan bakat mereka pada
dewan juri, kini giliran Nadia yang maju kedepan.
"Perkenalkan nama, umur serta apa kegiatan kamu selama ini?," tanya seorang juri perempuan yang duduk paling ujung sebelah kiri.
Sebelum menjawab, tampak bibir Nadia bergetar membaca doa.
"Nama saya Nadia, umur dua puluh dua tahun dan pekerjaan saya menjual kue lewat media online bersama kedua rekan saya," balas
Nadia dengan tegas.
"Waow.......," ucap kelima dewan juri secara bersamaan.
"Kamu punya toko kue?," tanya pria yang duduk paling tengah diantara para juri.
"Iya kami punya, namanya tokonya" TOKO KUE NADIA ' kalian bisa cek di media sosial kami. Disitu kami menjual beberapa jenis kue baik kue
kering mau pun basah dan menerima pesanan siap antar. Sekalian promo nich ..hi hi ..hi,". tawa Nadia mencoba ngerungangi grogi dalam dirinya.
"Jadi kamu pemilik dari toko kue itu. Wow...Ibuku sangat menyukai kue-kue buatanmu, pasti kamu tahu ibu Melati bukan?, beliau salah satu penggemar kue hasil buatanmu," sambung pria yang tadi.
"Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada beliau karena sudah menghargai dan menyukai karya anak muda seperti kami ini di tengah
persaingan yang begitu ketat," Nadia sedikit menundukkan kepalanya.
"Jadi penasaran dengan kue-kue hasil buatamu. Terus hari ini kamu mau tunjukin apa pada kami!, jangan bilang kalau kamu ingin membuat kue. Kalau sampai itu terjadi maka, Aku akan segera menghabiskanya ha ha..ha," ucap perempuan yang duduk di samping paling kiri lalu tertawa dan di ikuti oleh dewan juri lain dan juga para peserta yang ada dalam ruangan itu.
"Aku ingin membuat kue sederhana dan semoga saja kalian semua menyukainya," balas Nadia.
"Kalau begitu cepatlah Aku sudah tidak sabar lagi,".
Tanpa menjawab Nadia segera menuju kesebuah meja, dimana diatasnya sudah ada alat masak memasak. Pertama-tama Nadia menuang beberapa bahan dasar
kedalam loyang seperti terigu, gula, coklat, susu,fanili kemudian memasukkan air kedalam loyang
tersebut.
Nadia begitu lihai memainkan alat dapur hingga semua yang ada dalam ruangan itu tercengang melihatnya.
"Kalian lihat bukan, orang yang tadi kalian pandang sebelah mata, ternyata dia memiliki bakat yang tidak semua gadis seusia kita ini bisa memilikinya, makanya jangan sesekali melihat orang dari
kulitnya saja,".
"Iya, maaf kami khilaf," jawan kedua peserta yang sempat menatap Nadia saat dia baru memasuki ruangan itu.
Tidak butuh waktu yang lama, kini kue-kue hasil buatan Nadi sebagian besar sudah jadi.
Aroma yang di timbukan dari kue-kue tersebut membuat orang-orang dalam ruangan itu menarik nafas
dalam-dalam untuk menikmati aromanya.
"Pantas saja ibu sangat menyukai kue hasil buatanya. Dari aromanya saja sudah membuktikan kalau kue hasil buatan gadis itu sangatlah enak,".
Setelah selesai memplating kue hasil buatanya diatas piring, Nadia kemudian maju dan meletakkan piring tersebut diatas meja di depan
para dewan juri.
Tampak sepiring kue basah berwarna-warni dengan hiasan yang begitu indah terletak diatas meja.
"Silahkan di cicipi," ucap Nadia sedikit mundur dan menunduk.
Satu-persatu dewan juri pun maju dan
menikmati kue hasil buatan Nadia. Dari wajah para dewan juri itu sudah bisa terbaca kalau mereka menyukai kue buatan Nadia.
Para dewan juri kembali ke kursi mereka masing-masing setelah selesai mencicipi kue buatan Nadia.
"Baiklah, karena masing-masing sudah menampilkan bakat terbaik kalian maka kami sebagai dewan juri akan berdiskusi untuk menentukan tiga diantara kalian akan melangkah ke babak selanjutnya sedangkan
yang lain harus terhenti sampai disini," ucap salah seorang dari lima dewan juri itu.
Semua perserta sontak terdiam dengan ketegangan menyelimuti hati mereka.
Suasana dalam ruangan itu seketika hening saat para dewan juri mulai berdiskusi untuk menentukan nasib mereka selanjutnya.
lanjut ataukah harus terhenti sampai disini saja. Ada sekitar dua puluh menit para dewan juri itu berdiskusi hingga akhirnya mereka kembali ke
posisi mereka masing-masing.
"Setelah kami sebagai dewan juri melakukan diskusi yang cukup panjang maka kami berlima
pun sepakat untuk memilih tiga diantara kalian yang menurut kami layak maju ke babak selanjutnya. Selamat untuk Nomor 17, 20 dan 25
kalian masih bisa terus lanjut sedangkat yang lain maaf langkah kalian harus terhenti sampai
disini," ucap perwakilan dari kelima dewan juri.
Seketika suara tepuk tangan terdengar memenuhi ruangan itu setelah dewan juri membacakan siapa tiga diantara mereka yang
lolos ke babak selanjutnya.
Satu-persatu para dari peserta keluar dan meninggalkan ruangan itu.
Melihat Nadia yang melangkah lemas dan kurang bersemangat keluar dari dalam ruangan, Tania, Dewi dan juga Diana segera melangkah mendekatinya.
"Tidak apa-apa Nyonya, setiap perlombaan pasti ada yang menang ada pula yang kalah, tergantung dari rezeky kita masing masing,"
Tania mengelus pundak Nadia.
TERUS BERI DUKUNGAN ANDA PADA NOVEL INI DENGAN CARA COMENT, LIKE, VOTE. DAN JANGAN LUPA "PEWARIS TERAKHIR SANG PRESDIR" MASIH MENGGU ANDA DI CHANNEL YOUTUBE AKU. TERIMA KASIH.