NovelToon NovelToon
Magic Out Of Love

Magic Out Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fharisa Janny Alfarisy

Aku, si gadis benalu yang selalu di banding - banding kan dengan kakak ku. Hanya karena tak pandai dalam segala hal, aku merasa sendiri seperti benalu.

Namaku Shafira Angel Baskara, aku terlahir di keluarga yang tidak kekurangan apapun, hanya satu yang tidak ku miliki, kepintaran seperti kakak ku.
Hingga pada akhirnya sebuah keajaiban datang dalam dunia ku. Keajaiban berupa cinta dari dia, sosok yang selalu berada di segala situasi hidup ku. Mengubah semua sedih ku menjadi tawa, melukiskan warna baru di setiap lembaran.

Boleh kah aku berharap, kebahagiaan ini kekal untuk ku?

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Hidup Shafira begitu berat, selalu di nomor duakan dalam hal apapun, membuat kepribadian nya lebih tertutup.
Bahkan Ketika cinta nya mulai berlabuh pada seseorang, kesedihan karena di khianati kembali menghampiri.

Akankah dia mampu menghadapi badai demi badai yang menerpa hidup nya?

Dan Siapakah yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir nya?

Simak kisahnya......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fharisa Janny Alfarisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26. Ngedate Part 2

Terkadang sesuatu yang lain dari biasanya selalu menepi, di hati, menciptakan sebuah romansa cinta baru, akankah mampu membuka rahasia, atau akan jadi misteri yang akan di pecahkan oleh waktu.

🍁🍁🍁🍁🍁

Hiruk pikuk kehidupan, terus menerus melesat melewati jarak dan waktu. Membelah sang arah menuju ekspektasi.

Sama halnya dengan kehidupan percintaan remaja yang tidak ada masa habisnya. Semua lembaran berisi berbagai harapan pastinya.

Tak berbeda jauh dari remaja pada umumnya, Shafira si gadis mungil dengan rambut ikal bergelombang itu, tengah sibuk mencari baju yang tepat untuk dia kenakan saat ngedate nanti.

"Gue pake apa ya nanti, dress atau celana jeans, bingung jadinya, tapi pake jeans udah biasa, pake dress aja kayaknya, tapi yang agak ketutup, oke sekarang waktunya pilih dress." Akhirnya setelah berdebat dengan asumsi, Shafira menjatuhkan pilihannya pada sebuah dress berwarna biru, dengan ikat pinggang warna senada, bentuk dress nya juga lucu, dan sopan pastinya.

Shafira mandi terlebih dahulu, sepuluh menit kemudian, dia selesai dengan ritual mandi, lalu di lanjutkan dengan berpakaian, tak lupa ritual selanjutnya yaitu berdandan. Shafira tidak suka dandan terlalu menor, dia sedikit memoles wajahnya dengan bedak dan memoles bibirnya dengan lipstik warna peach, dan sedikit blush on.

"Akhirnya kelar juga, kayak nya dandanan gue gak berlebihan deh, natural aja, kan cuma ngedate, aduh kenapa gue jadi deh degan sih, kayak gue mau nikah aja, haha mikirin apa sih gue, santai Shafira, jangan gugup, jangan sampai kak Nathan tau kalau gue nervous banget." Shafira merasa berdebar sendiri, padahal biasanya dia terlihat biasa saja saat pergi dengan Nathan, tapi hari ini entah kenapa dia grogi.

Tok tok tok.

"Non cantik banget, oh ya ada teman non di bawah, dia lagi nungguin non." Bik Minah memberi tahu ada yang sedang nunggu gue, pasti kak Nathan.

"Oke Bik, tolong buatin minum ya Bik, bilang sebentar lagi aku turun." Ucap Shafira beranjak mengambil tas dan ponsel.

Setelah kepergian Bik Minah, Shafira menatap kembali pantulan dirinya di cermin, sepertinya sudah cukup, dia pun turun.

Di bawah Nathan sedang duduk sambil main ponsel, sambil menunggu pujaan hati. Dia sudah stedy dengan stelan warna biru dengan celana jeans dan sepatu biru. Outfit mereka couple tanpa janjian. Mode apa nih.

Mendengar ada suara yang sedang menuruni tangga, membuat Nathan mengalihkan pandangan dari ponsel nya. Matanya terpaku pada sosok cantik yang sedang turun dari tangga, terpesona adalah definisi perasaan Nathan saat ini. Bagaimana dia tidak terpesona, Shafira terlihat sangat cantik dan anggun dengan balutan dress warna biru, dengan rambut yang di gerai menambah kesan feminim dari nya.

Sampai Shafira di depan matanya, Nathan masih diam mematung.

"Kak Nathan." Panggil Shafira.

"Lo cantik banget." Jawab Nathan spontan. Membuat Shafira salah tingkah. Pipi Shafira sudah memerah karena di puji cantik.

"Apa Lo bilang." Tanya Shafira sekali lagi, membuat Nathan tersadar dari lamunannya.

"Hah gue gak bilang apa - apa kok, Lo udah siap, ayo kita berangkat." Ajak Nathan menggandeng tangan Shafira.

Shafira menatap tangan nya yang di gandeng oleh Nathan, dia deh degan, tapi tak menolak genggaman Nathan, karena hati nya merasa nyaman dan tak ingin melepaskan.

"Kita pergi nya pake motor, Lo gak keberatan kan?" Tanya Nathan pada Shafira.

"Gak kok, gue setuju aja, lagian gue, gak pake heel jadi aman, kalaupun kita naik motor." Ujar Shafira membuat Nathan senang. Nathan mengambil helm dan memakaikan untuk Shafira, sebenarnya Shafira bisa pakai sendiri, tapi di ratukan oleh pria tampan, siapa sih yang bisa nolak.

Shafira naik ke motor gedenya Nathan, Nathan mengemudi motor nya meninggal kan rumah Shafira.

"Pegangan yang kuat, gue mau ngebut, kayaknya mau hujan." Ujar Nathan mulai menambah kecepatan motor, Shafira reflek memeluk Nathan dengan erat, karena takut jatuh.

Di balik helm, Nathan tersenyum karena di peluk oleh orang yang dia cintai.

"Ternyata hujan ada untungnya juga, gue bisa dekat banget sama dia, thanks hujan." Batin Nathan tersenyum manis. Tanpa Shafira sadari.

Tiga puluh menit kemudian, mereka sampai di Bioskop, lebih tepatnya di Mall.

Shafira turun dari motor, di ikuti oleh Nathan. Shafira berjalan dengan anggun, penampilan nya yang sederhana tapi tetap elegan, membuat dia menjadi lirikan dari cowok - cowok di sekitar, Nathan sungguh tidak menyukai di saat miliknya di lirik oleh orang lain.

Nathan menggenggam tangan Shafira erat, sontak Shafira terkejut, melihat tangannya di genggam erat oleh Nathan dia heran.

"Kenapa, kok muka Lo kayak lagi kesal gitu?" Tanya Shafira heran melihat ekspresi Nathan.

"Gak kok, gue cuma lagi latihan buat banyak ekspresi, siapa tau aja gue dilirik produser film kan." Nathan mencari alasan logis agar Shafira tak curiga.

"Jangan lupain gue, kalau Lo dapat tawaran." ucap Shafira tertawa lucu.

Nathan juga tertawa.

setelah beli tiket dan cemilan, dua sejoli itu masuk ke dalam Bioskop.

Nathan dan Shafira duduk di tengah ruangan.

"Ini minumannya, Lo mau cemilan apa? Tanya Nathan pada Shafira.

"Popcorn aja deh." ucap Shafira matanya fokus menatap layar bioskop.

Nathan memberi sesuai permintaan Shafira.

"Ini." Nathan menyodorkan minuman dan cemilannya.

Film yang di putar mengisahkan tentang percintaan remaja, jadi sesuai dengan umur para penonton.

Setengah jam telah berlalu, Nathan dan Shafira masih fokus dengan layar bioskop.

Blup.

Tiba - tiba lampu bioskop mati.

"Aaaaaa aaaa tolong, gue takut gelap." Shafira kaget sampai dia tidak sadar minuman dan cemilannya jatuh ke lantai.

Shafira menutup matanya dengan kedua tangan, dia kembali teringat penculikan nya saat dia kecil, tubuh nya bergetar, dan air mata mulai mengalir melewati pipinya.

Nathan menarik Shafira dalam pelukannya, agar Shafira lebih nyaman, dia mengelus rambut Shafira dengan lembut, berharap gadisnya bisa tenang.

"Shut jangan takut ya, ada gue di sini, Lo gak sendirian, gue gak akan ninggalin Lo kok." Nathan menenangkan Shafira sambil menepuk bahunya pelan, agar tidak terlalu takut, Nathan jadi ingat saat Shafira di kurung di gudang waktu itu,pasti dia sangat ketakutan.

"Gue takut kak, gue gak berani buka mata, dada gue rasanya sesak banget kalau gelap gini." Shafira masih menangis, dia semakin erat memeluk Nathan.

Sepuluh menit lampu mati, akhirnya pihak bioskop berhasil memperbaiki kondisi.

" Buka mata Lo, lampu nya udah nyala kok." Nathan menyelipkan rambut Shafira ke samping telinga.

Shafira membuka matanya, ternyata benar lampu sudah menyala. Dia melihat posisi nya saat ini, astaga pikir Shafira.

"Jadi sejak tadi gue peluk kak Nathan, OMG gue malu banget, gimana kalau dia mikirnya gue sengaja peluk karena suka atau modus, ih malu - maluin aja sih gue nih, mau di taro di mana muka gue sekarang." batin Shafira memberontak.

"Lo kenapa, masih takut, atau mungkin pusing." Tanya Nathan memastikan.

"Gak kok, gue udah baikan, thanks ya, maaf tadi gue peluk Lo, mungkin buat Lo jadi terganggu, Jujur gue emang takut banget tadi, sorry ya kak." Ujar Shafira meminta maaf, agar Nathan tak mengira seperti yang dia pikirkan.

"It is Okay, santai aja, gue gak masalah kok, gue ngerti Lo phobia gelap, ya udah, ayo kita kuat aja, filmnya belum habis, tapi gue gak mau Lo sesak berada dalam gelap kayak tadi." Nathan menggenggam tangan Shafira, membawa gadis itu keluar dari bioskop.

"Baru kali ini, ada orang yang khawatirkan gue, bahkan di saat kami berdua, gak memiliki ikatan apa - apa, gue kok ngerasa bahagia banget ya, bisa sedekat ini sama kak Nathan, apalagi dia segitu perhatian sama gue, apa benar gue mulai ada rasa sama dia."

Batin Shafira menatap Nathan.

"Ngeliat Lo ketakutan tadi, Jujur buat gue sedih, dan ikut sesak Shafira, gue gak bisa bayangin apa aja yang udah Lo laluin selama ini, saat gelap datang, gue janji bakal ada di samping Lo, dan akan tarik Lo ke pelukan gue, saat gelap gulita sekalipun."

Nathan merasa dirinya ikut merasakan apa yang Shafira rasakan.

1
Fharisa Janny Alfarisy
Amazing.
jangan lupa mampir guys.😆😆😆😆🙏🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!