Lanjutan Mr. Arrogant. Harap bijak dalam memilih bacaan yang tepat!! NOVEL INI BERISI KEHALAUAN SANG AUTHOR. BUAT YANG CARI BACAAN RINGAN DAN UNTUK HIBURAN SEMATA DI SINI TEMPATNYA.
Sebuah kisah percintaan dari dua wanita kembar yang dijuluki twin D dengan seorang pria dingin bernama Leo Richard.
"Aku pikir aku akan bertunangan dengan wanita yang selalu membuatku panas dingin dengan perkataannya yang sangat ketus dan tidak berperasaan" Leo Richard.
"Kenapa aku bisa terjebak diantara mereka?" Daylily
"Aku sangat bahagia, karena pria yang aku cintai. Ternyata juga mencintaiku. Dan sebentar lagi kami akan bertunangan." Daisy.
Bagaimanakah kehidupan percintaan mereka? Yuk kita lanjut☺️
Ini adalah seri ke empat dari Novel Menikahi jd yang ke 2, Mr. Arrogant dan Miss Culun Meet Mr Perfect.
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Good Girl." Ucap Leo, yang berdiri dari duduknya dan berjalan menuju lemari pendingin. Untuk mengambil minuman yang sudah disiapkannya. "Aku suka dengan dirimu yang penurut seperti ini." Leo berkata, sambil menuangkan air jus kedalam gelas.
"Kau tidak perlu basa-basi ... ! Cepat katakan apa yang kau inginkan?" tanya Lily, dengan menahan rasa amarahnya.
"Minumlah dulu!"
"Aku tidak haus." Ucap Lily, sembari memalingkan wajahnya.
"Minumlah jus jeruk ini! Setelah kau minum, aku akan memberitahukan padamu apa yang aku inginkan." Leo mengambil gelas dan memberikannya pada Lily.
Lily menatap pada gelas yang disodorkan padanya, lalu menatap pada Leo yang duduk dihadapannya.
"Kenapa? Apa kau takut aku memberimu racun?" Ucap Leo, dengan tersenyum sinis. "Aku baru tahu, seorang Daylily Arbeto ternyata punya rasa takut?" Ejek Leo.
Lily yang tidak terima dengan ejekan Leo, langsung mengambil gelas tersebut dan meminumnya sampai habis. Sementara Leo, hanya tersenyum tipis melihat sikap Lily yang tidak takut pada apa pun. Dan sikap itulah yang membuat Leo semakin menyukai Lily.
"Sudah habis." Ucap Lily, sembari menaruh gelas kosong di atas meja. "Cepat katakan apa yang kau inginkan?"
Leo kembali menatap Lily dengan intens, dengan seringai licik di wajahnya. "Berlututlah ...!" Perintah Leo.
"What?" Pekik Lily.
"Berlututlah dan memohon padaku! Baru setalah itu, aku mau melanjutkan perjodohan kami."
"Kau gila ...!" Bentak Lily. "Aku tidak mau melakukannya." Lily semakin mengepalkan kedua tangannya. Ingin rasanya saat ini juga dirinya menampar Leo dengan sangat keras.
"Kalau kau tidak mau, pintu keluarnya ada di sana! Jadi keluarlah! Dan bersiaplah untuk melihat adik kesayanganmu, menahan rasa malunya karena calon tunangannya tidak datang." Leo berkata, dengan tersenyum sinis.
"Kau." Lily hendak menampar wajah Leo. Namun tangannya sudah ditahan terlebih dahulu oleh Leo.
"Jangan pernah berani melakukan itu padaku!" Leo menghempaskan tangan Lily. "Cepat pergilah!"
Lily langsung terdiam di tempatnya, dan bingung harus melakukan apa. Di satu sisi dirinya tidak ingin melihat Daisy merasa sedih karena pertunangannya yang gagal, namun di satu sisi lainnya. Lily juga tidak bisa merendahkan harga dirinya dengan berlutut pada seseorang.
"Cepat pergilah ... !" Bentak Leo, dengan tangan yang menunjuk pintu keluar apartemen.
Mendengar bentakan Leo, membuat Lily akhirnya pasrah dan langsung berlutut di hadapannya. Sambil memohon pada Leo untuk mau meneruskan rencana perjodohannya dengan adiknya. Lily yang sudah tidak kuat menahan emosi dihatinya, kini hanya bisa menangis dengan menundukkan kepalanya. Karena baru kali ini dirinya sampai berlutut di dihadapan orang lain, demi membuat acara pertunangan adiknya tidak gagal.
Leo yang melihat Lily sudah berlutut di kakinya, sempat memalingkan wajahnya. Leo sebenarnya tidak tega melihat wanita yang di cintanya bersedih dan menangis. Tapi ini harus dilakukannya, agar rencananya bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkannya.
.............
Keesokan harinya.
"Bug ... " Suara pukulan yang sangat keras, terdengar keseluruh ruangan Apartment. "Berani sekali kau menyentuh adikku ... !" Dafa memukul kembali sahabatnya dengan sangat keras. Hingga membuat Leo terjatuh ke lantai.
"Lily, bangunlah nak!" Ibu Nayra menepuk pipi putrinya yang terlihat masih tertidur. Dengan menangis Ibu Nayra terus membangunkan Lily.
"Bu .. " Lirih Lily, yang terbangun dari tidurnya. Lalu menatap bingung pada Ibunya yang sedang menangis. Apalagi saat dirinya menatap kearah depan, di mana kakaknya sedang memukul Leo yang hanya mengenakan celana boxer dengan membabi buta. Dirinya lalu menatap kearah semua orang yang ada di ruangan, terutama pada saudara kembarnya yang menangis dengan tatapan kebencian pada dirinya.
Lily yang masih dalam keadaan bingung, memegang kepalanya yang masih terasa sangat pusing. Dan alangkah terkejutnya Lily saat menatap kearah tubuhnya yang tidak mengenakan pakaian sama sekali.
"Ada apa ini Bu?" pekik Lily, yang langsung memeluk erat selimut yang menutupi tubuhnya. Lalu menatap pada Kak Dafa, yang terus memukul Leo yang terlihat tidak melawan sedikit pun. Dengan bingung, Lily berusaha mengingat kembali apa yang terjadi pada dirinya. Namun otaknya seakan tidak bisa bekerja sama sekali, Lily tidak bisa mengingat apa pun selain saat dirinya berlutut di bawah kaki Leo.