" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.
Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.
Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.
Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.
Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?
Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal yang tidak di duga
Kini Sadam menghempas kan tubuh Mahira ke atas tempat tidur mereka, hasrat yang sudah menggebu-gebu akibat hormon testosteron yang sudah menguasai tubuhnya dan rasanya ingin meledak itu akhirnya ia salurkan kepada Mahira. Lagi dan lagi Sadam terus saja menyelami kegiatan yang sangat memabukkan itu. Seolah ia enggan beranjak, ia pun merasa heran kenapa ingin menuntaskannya bersama Mahira, padahal kalau pun mau, tadi ia bisa melakukannya dengan Alisa. Entah kenapa kali ini Sadam sudah mulai kecanduan akan tubuh Mahira, seolah ia ingin menguasainya setiap saat.
Ketika keduanya sama-sama melakukan pelepasan yang terakhir, kini dua manusia yang di selimuti gelora serta gairah itu akhirnya tumbang setelah berapa kali melakukan aktivitas yang begitu memabukkan.
Kali ini wajah keduanya kembali merona, baik Sadam dan juga Mahira, malah bersikap menjadi salah tingkah.
Seperti biasa, Sadam selalu mengakhiri pergumulannya dengan Mahira yakni dengan mengecup pucuk kepalanya dan ucapan terima kasih.
Di perlakukan seperti itulah yang membuat Mahira menjadi goyah dan salah faham terhadap suaminya.
'Jika sikap anda terus seperti ini, tidak bisa di pungkiri jika suatu saat aku mulai jatuh hati padamu, Tuan! Aku adalah wanita yang memiliki hati serta perasaan, siapapun pasti akan merasakan hal yang sama sepertiku! ' batin Mahira yang tiada hentinya menatap ke arah Sadam.
Setelah hasratnya tertuntaskan, kini Sadam memilih untuk tidur di samping Mahira sembari memeluknya, wajahnya tersenyum cerah, setiap laki-laki memang rata-rata seperti itu setelah ia mengeluarkan hormon oksitosin dan prolaktin yang menyebabkan mereka cepat mengantuk karena kelelahan.
Mahira hanya bisa menghela nafasnya, tadinya ia ingin menceritakan soal sepupunya yang menginap di sini.
Akhirnya untuk sementara waktu ia urungkan dan menunggunya sampai besok.
Kini Mahira kembali memperhatikan pria di sampingnya, pria yang akhir-akhir ini selalu menggagahinya. Ia pun seketika tersipu malu, jemari tangannya yang lentik terus saja mengusap lembut rambut Sadam.
'Anda sangat lucu jika sedang tertidur, berbeda sekali jika Anda sudah membuka kedua mata Anda, Tuan! Kau begitu menyebalkan sekaligus menakutkan.' gumam Mahira dalam hati.
Tidak lama kemudian Mahira pun merasakan ngantuk yang luar biasa, hingga akhirnya ia tertidur sembari membalas pelukan dari suaminya. Baginya posisi seperti ini membuatnya begitu nyaman dan Sadam pun semakin mengeratkan pelukannya.
"Tetaplah seperti ini!" ucap Sadam dengan mata terpejam.
Mendengar hal itu, Mahira cukup terkejut! Ternyata sedari tadi Suaminya belum tertidur pulas, itu artinya saat dirinya mengelus rambutnya tadi, ia masih berada dalam kondisi sadar, betapa malunya Mahira.
Keesokan harinya.
Setelah melaksanakan solat subuh, Mahira bergegas menuju dapur, ia bersiap-siap untuk menyiapkan sarapan pagi.
Kali ini Mahira sudah mulai bisa memahami Suaminya, mulai dari kebiasaan serta makanan kesukaannya.
Pagi ini Mahira membuat sarapan pagi dengan hati yang berbunga-bunga, sehingga wajahnya kembali merona.
Rupanya sedari tadi ada yang memperhatikannya, dan tidak lain orang tersebut adalah Hanum.
"Cerah sekali pagi hari ini ya kak? Melihat kak Hira berseri-seri seperti ini aku merasa bahagia, ternyata di pernikahan kakak yang kedua, mampu membuat kakakku yang cantik ini terlihat begitu manis dan menggemaskan, pantas saja suami baru kakak begitu mencintai kak Hira!"
"Hush! Kamu itu pagi-pagi sudah ngawur Num!"
"ngawur apanya sih kak? Oh iya semalam aku mendengar suara bel rumah ini berbunyi, itu suaminya kak Hira ya yang datang?"
Mahira pun mengangguk
"lantas apa kak Hira sudah bilang kalau aku menginap di sini?" tanya Hanum menyelidik.
Mahira pun hanya menggeleng.
"What? Serius kak Hira belum bilang sama suaminya kakak?" tanya Hanum dengan ekspresi wajah terkejutnya.
"Nanti setelah ini aku akan bilang kok Num, sudah kamu jangan merasa sungkan, mendingan mandi gih sana, bukannya hari ini kau harus masuk kerja, Anak magang!" goda Mahira
"Alamak aku lupa!" sahut Hanum sembari menepuk jidatnya.
Setelah selesai menyiapkan sarapan untuk suaminya, Mahira bergegas kembali ke kamarnya, di lihatnya ke atas tempat tidur, rupanya suaminya sudah tidak berada di sana dan hanya terdengar suara shower dari dalam kamar mandi, Mahira pun bergegas menyiapkan pakaian untuk suaminya kenakan.
Selesai mandi, Sadam mencoba mendekat ke arah Mahira yang sedang merapihkan tempat tidur.
"Kau sudah menyiapkan pakaian ku?"
Mahira pun langsung menoleh, di lihatnya suaminya yang hanya bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana short pendek dan juga ketat, seketika Mahira dengan refleksnya malah menutup kedua matanya, Sadam pun malah mengerutkan dahinya.
"Kau kenapa?"
"T tidak kenapa-kenapa, Tuan! Sebaiknya Tuan segera memakai pakaian anda, dan sudah saya simpan di atas meja dekat jendela."
Sadam pun langsung menoleh ke arah meja yang di tunjukan oleh Mahira, entah kenapa tiba-tiba saja terlintas pikiran jahil terhadap istrinya tersebut, dengan sengaja Sadam semakin mendekat ke arah Mahira hingga akhirnya Mahira naik ke atas tempat tidur agar bisa menghindari dari Suaminya yang terus mencoba mendekat.
"Kenapa kau tidak berani melihatku hah?"
"Kan sudah aku bilang, jika Tuan segera kenakan pakaian Tuan!" sahut Mahira dengan tubuh beringsut nya.
"Loh, memang kenapa dengan diriku saat ini? Ada yang aneh? Lagian kau sudah melihat semuanya bahkan sudah merasakannya!" goda Sadam dengan sengaja.
Tiba-tiba Mahira menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya, seolah ia tidak ingin mendengarkan kata memalukan yang di lontarkan oleh suaminya tersebut. Melihat hal itu, Sadam Malah mengulum senyumnya.
"Cih, kenapa juga aku senang menggoda wanita ini? Kau jangan gila Sadam!" ucap Sadam di dalam hati.
Akhirnya Sadam menyudahi kegiatan konyolnya dan bergegas memakai pakaiannya.
"Ada apa dengan dirimu,Tuan? Anda bermaksud ingin menggodaku lagi? Anda ini sangat menyebalkan, huft!" batin Mahira sangat jengkel.
Setelah mengenakan pakaian nya, Sadam kemudian merapihkan rambutnya di depan pantulan cermin, dan Mahira pun akhirnya memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu kepada Sadam.
"Emh, Tuan Sadam ada yang ingin aku bicarakan dengan anda!" ucap Mahira sedikit gugup ia pun sampai meremas jemari tangannya.
"Apa yang ingin kau bicarakan padaku? cepat kau katakan, aku tidak punya banyak waktu untuk membuang waktu denganmu, faham!" sahut Sadam yang kembali ke setelan awal yakni pria congak yang sangat menyebalkan.
Mahira pun menghela nafasnya sejenak, dan akhirnya ia menceritakan apa yang ingin ia katakan.
"Apa? Kenapa kau lancang sekali membawa orang lain ke tempat ini? kau bertindak terlalu gegabah!" bentak Sadam sangat kesal
Mahira hanya tertunduk karena takut."Maafkan Saya Tuan, saya melakukannya karena terpaksa, apalagi dia adalah seorang wanita dan tidak ada sanak saudara di kota ini, dan juga aku bingung untuk menghubungi anda, karena aku tidak memiliki nomer ponsel anda, Tuan!" cetus Mahira mencoba menjelaskan semuanya agar tidak terjadi salah faham.
Sadam pun membulatkan kedua bola matanya.
"Kenapa aku bisa lupa memberikan nomer ponselku padamu?"
Dan Akhirnya Sadam memberikan nomer rahasia dirinya, Dimana hanya Hans saja yang tahu masalah nomer ini, Sadam mencoba lebih berhati-hati lagi, agar skandalnya ini tidak di ketahui oleh Alisa.
"Lain kali kau jangan pernah mengulangi hal ini lagi, kalau kau masih melanggarnya, kau akan tanggung sendiri akibatnya! ngerti kamu?"
" I iya, saya sangat mengerti Tuan." jawab Mahira terbata.
"Baiklah, kalau bisa hari ini juga sepupumu itu segera kau Carikan tempat ngekos, aku tidak ingin ada orang lain tahu masalah pernikahan kita ini Mahira!"
"Sekali lagi aku mohon maaf Tuan!" sahut Mahira masih tertunduk.
Kini Sadam dan Mahira pergi menuju ruang makan, dimana Mahira sudah membuatkannya telur omelette with boiled potatoes.
Sadam pun sangat menikmati hidangan yang Mahira suguhkan padanya.
"Masakanmu lumayan juga, pokoknya setiap aku pulang kesini, aku ingin makan masakanmu, faham kamu?" cetus Sadam sambil kembali mengunyah telur omelette nya.
Tidak lama kemudian Hanum muncul dari arah kamar tamu, saat ia mendekat menuju meja makan, betapa terkejutnya Hanum saat melihat orang yang telah membuatnya merasa sangat kesal tepat berada di depannya
'apa? Aku tidak salah lihat kan? Jadi suaminya kak Mahira itu, bos pemilik perusahaan tempat aku magang? Arrkkhhh kenapa dunia ini begitu sempit!' batin Hanum seraya ingin menjerit.
Sadam pun ikutan terkejut juga saat melihat Hanum, yakni seorang anak magang yang kemarin terkena Omelan dirinya, ia pun sampai melotot ke arah Hanum sehingga membuat Hanum tertunduk takut dan enggan untuk melihat wajah pria tampan namun begitu menakutkan baginya.
Melihat hal itu, Mahira malah menatap curiga ke arah kedua orang di hadapannya.
'Ada apa dengan kalian? Apakah kalian sudah saling mengenal?' gumam Mahira dalam hati.
Bersambung...
🍁🍁🍁🍁🍁🍁