Ini mengisahkan seorang permaisuri terkenal tangguh yang mampu membantu rajanya melawan musuh di medan perang bernama Violetta.
Setelah membantu sang raja berjaya permaisuri malah di khianati dan dibunuh oleh suami yang dia sayang.
Setelah mati sebuah keajaiban muncul. Dia hidup kembali dalam tubuh wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 32
Setelah itu tubuh Az terbaring tidak berdaya di atas sebuah bangsal. Jiwa Az tidak lagi mampu untuk dapat menempati tubuhnya namun semangat untuk membalas dendam membuat tubuh itu bertahan.
Pada dimensi lain tepat setelah meregang nyawa karena dikhianati, rasa sakit hati yang sama karena pengkhianatan serta karena janji yang pernah terucap sebuah jiwa lepas dari tubuhnya dan berkelana melewati dimensi yang dia tempati menuju dimensi letak tubuh yang masih bertahan meski jiwanya sudah tidak mampu kembali pada tubuhnya.
Saat itulah Violetta membuka matanya untuk pertama kalinya setelah kematiannya sebagai sosok Az.
Flash back off
Violetta terdiam mencerna cerita yang dia dengar dari Az dan suara asing itu. Perlahan dia paham tujuannya hidup kembali dan menempati tubuh Az.
"Jadi intinya mau tidak mau aku harus membalas dendam dirimu pada semua yang telah bersalah padamu sebagai balas budiku pada leluhurmu?" tanya Violetta.
"Sepertinya memang benar itu yang harus terjadi." jawab Az.
"Lalu, setelah aku berhasil membalas dendam pada mereka, apa yang akan terjadi? Apakah jiwaku akan keluar dari tubuh ini dan akan benar-benar ma*i setelahnya karena tujuan aku hidup kembali adalah untuk balas dendam?" tanya Violetta.
"Tidak, kau akan tetap hidup dalam tubuh itu. Tapi, setelah itu kau memiliki hak atas kehendak apapun yang kau ingin lakukan dalam kehidupan keduamu ini dan dia tidak akan mengusik hidupmu lagi karena hal yang mengikatnya dengan dunia ini telah terlepas maka dia akan menuju tempat terakhir yang seharusnya dia tempati." jawab suara asing itu.
"Baiklah, aku akan lakukan sesuai dengan seharusnya. Tapi, aku pikir sedikit dendam yang kau miliki telah terbalas bahkan sebelum aku melakukan apapun." ucap Violetta.
"Maksudnya?" tanya Az.
"Mantan suamimu memergoki kekasihnya yang berarti adik tirimu bermesraan bersama dengan lelaki lain. Bukankah artinya dia akan sangat sakit hati dan hal terakhir yang kau saksikan dia juga telah menyaksikannya." jawab Violetta.
"Wah ajaib, karma memang selalu melakukan tugasnya pada mereka yang menyakiti orang lain tanpa sedikitpun rasa bersalah." ucap Az.
"Tidak hanya itu, karena perusahaan ayahmu selama ini mendapatkan bantuan dari perusahaan mantan suamimu itu, tentunya perusahaan ayahmu yang jahat itu akan mengalami kerugian karena pasti pria breng*ek itu tidak akan mau rugi sendiri. Dia pasti akan membuat wanita yang mengkhianati dirinya hidup menderita tanpa ada yang bisa menolongnya." ucap Violetta.
"Mengapa kau seperti terkejut mendengar semua itu? Bukankah kau selalu mengawasi aku? Mengapa kau tidak tahu apapun yang aku ketahui?" tanya Violetta bingung.
"Aku tidak memiliki kemampuan untuk selalu berada di dalam tubuh dan pikiran mu. Jadi, aku hanya tahu sebagian kecil saja hal yang kebetulan terjadi saat aku dapat memasuki pikiranmu itu." jawab Az.
"Jika jiwanya sekuat itu untuk mampu mengawasi setiap yang kau lakukan, kau tidak akan hidup kembali dalam tubuh miliknya karena itu artinya jiwanya masih mampu untuk kembali menempati tubuhnya." ucap suara asing itu.
"Sepertinya sudah saatnya kau kembali pada tubuh Az, hari sudah menjelang pagi di duniamu saat ini." ucap suara asing itu lagi.
"Kring kring kring." suara alarm membangunkan Az yang terbaring di atas tempat tidur.
"Akh, mengapa tubuhku terasa remuk semua?" keluh Az.
"Huft, aku harus segera bangun dan bersiap untuk memulai misi balas dendam ini. Aku harus menyelesaikan masalah balas dendam ini agar aku segera bebas menjalani kehidupan ini sesuai keinginanku." ucap Az penuh semangat lalu segera bangkit dari tempat tidur.
Az telah selesai dengan ritual mandi dan telah rapih dengan baju agak longgar, celana jeans dan sepatu sneaker yang menjadi kegemarannya karena dapat bergerak bebas saat menggunakan itu.
Az menuruni tangga dan langsung menuju ruang makan, disana sudah ada Devan yang duduk santai menunggunya dengan secangkir kopi dan sepotong kue menemaninya.
"Bukankah ini masih terlalu pagi untuk kau bertamu tuan Devan? Apa kau sengaja bertamu pagi untuk numpang sarapan pagi di kediaman kami?" tanya Az menyindir dan yang disindir hanya tersenyum melihat gadis yang selalu mengusik harinya sejak pertama bertemu itu berjalan mendekat.
"Bukankah kau menyuruhku untuk datang tepat waktu nona Azkaela?" tanya Devan balik.
"Tepat waktu, bukan datang lebih cepat dari waktunya." ucap Az.
"Anda ingin sarapan apa nona muda?" tanya Yuki yang baru tiba di ruangan itu.
"Cukup segelas susu hangat dan selembar roti saja Yuki." jawab Az.
"Baik nona muda, biar aku siapkan." ucap Yuki.
"Apakah pengacara yang aku minta sudah ada?" tanya Az setelah Yuki memberikan apa yang dia inginkan untuk sarapan.
"Mereka dalam perjalanan menuju ke mansion ini nona muda." jawab Yuki.
"Bagus, suruh mereka menunggu di ruangan kerja kakek saja jika mereka tiba nanti." ucap Az.
"Baik nona muda." saut Yuki.
"Yuki..." panggil Az saat Yuki akan melangkah pergi.
"Ya nona muda?" tanya Yuki.
"Tolong siapkan mobil paling sederhana ah, jangan mobil sederhana tapi siapkan taksi biasa untuk aku gunakan." jawab Az.
"Baik nona muda." ucap Yuki.
"Kau membutuhkan pengacara untuk apa?" tanya Devan.
"Bukankah kita sudah sepakat bahwa tidak ada pertanyaan apapun jika kau ingin ikut serta dalam perjalanan menyelesaikan masalahku?" protes Az.
"Ups, maaf." ucap Devan lalu menutup mulutnya.
"Pengacara sudah ada di ruangan kerja tuan besar, nona muda." lapor Yuki tepat setelah Az menyelesaikan sarapannya.
"Baiklah, aku akan menemui mereka." ucap Az.
Az memasuki ruangan kerja kakeknya diikuti oleh Devan dan di dalam sudah ada dua orang pria dengan pakaian rapi menunggunya.
Mereka berdiri dan memperkenalkan diri mereka saat melihat Az masuk ke dalam ruangan.
"Aku langsung pada intinya saja. Aku ingin kalian membuat surat yang menuntut hak waris dari keluarga Harris untuk Azkaela Harris sekarang juga lalu ikut dengan aku untuk menyampaikan surat itu." ucap Az.
"Baik nona muda. Tapi, bukankah nama lengkap anda adalah Azkaela Berza sekarang?" tanya salah satu pengacara bernama tuan Hans.
"Lakukan saja tugas kalian sesuai perintah dan nanti kalian akan tahu tujuanku yang sebenarnya." Jawab Az.
Devan sebenarnya penasaran mengapa Az menginginkan harta warisan yang terhitung seperti sebutir pasir di luasnya pantai jika dibandingkan harta yang dia miliki tapi karena perjanjian yang mengharuskan dia diam maka dia tahan rasa ingin tahunya itu.
Setelah itu pengacara itu segera melakukan apa yang Az inginkan. Setelah surat itu jadi Az membacanya lalu mengangguk puas karena sudah sesuai keinginannya.
"Ayo, bawa surat itu ke keluarga Harris dan lihat reaksi mereka akan seperti apa." ajak Az dan mereka segera berjalan keluar dari ruangan itu.
bikin calon yg lebih tangguh dr devan utk az
malah gila