NovelToon NovelToon
Sikerei

Sikerei

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:484
Nilai: 5
Nama Author: Io Ahmad

Karie yang ingin menjadi Sikerei kesatria Maya demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik semua halangan ia lewati, namun kakaknya selalu menghalangi jalannya dalam Menjadi Sikerei pilihan merelakan atau menggapainya akan memberikan bayaran yang berbeda, jalan mana yang ia pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Io Ahmad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siasat

Karie menatap Nihwa dengan keraguan yang menghantui matanya. Mereka berdiri di aula besar, dinding-dindingnya dihiasi lambang keluarga Undine yang megah. “Bukannya itu… terlalu tinggi untuk menjadikanku seorang pilar?” suaranya nyaris bergetar, namun ada nada ingin tahu di sana.

Nihwa tersenyum tipis, senyum yang menyiratkan lebih banyak dari sekadar persetujuan. “Tidak, selama kau mengikuti apa yang aku rencanakan. Lagi pula, kekuatan kacamu itu sangat menarik.” Suaranya penuh keyakinan, seolah-olah rencananya adalah satu-satunya jalan yang benar.

Mereka melangkah keluar dari gedung kependudukan, udara segar menyambut mereka. Erhu merasakan beratnya badge baru di sakunya, sebuah simbol awal dari kehidupannya yang baru. Nihwa berhenti dan menoleh, mata mereka bertemu. “Sekarang kita telah dipersaudarakan,” katanya, “coba lihat badge-mu.”

Karie menarik badge dari sakunya dan membaca ukirannya. "Erhu Undine..." Nama itu bergema dalam hatinya, menandai lembaran baru dalam hidupnya. Karie, sosok lamanya, kini terbungkus dalam identitas Erhu yang baru. Ia masih merasakan keraguan yang membayang, namun dia tahu bahwa hidupnya telah berubah untuk selamanya.

Nihwa meletakkan tangannya di bahu Erhu, sebuah sentuhan yang hampir terasa menenangkan. “Kita bicara tentang langkah selanjutnya di kediaman,”

Erhu mengangguk pelan, mengikuti Nihwa dengan langkah hati-hati. Keputusan untuk menggunakan nama Erhu adalah langkah pertama dalam perjalanan baru ini, di mana tidak ada jalan kembali.

Kereta kuda berhenti dengan hentakan lembut di depan kediaman keluarga Undine. Erhu turun dengan hati-hati, merasakan udara malam yang dingin membungkusnya saat ia melangkah keluar. Di gerbang, seorang pria berdiri tegak dengan tatapan tajam yang langsung mengarah padanya.

"Kau memang tidak bisa dipercaya," suara pria itu terdengar dingin, penuh ejekan, "saat kubilang langsung kembali, ya langsung kembali… Mana uang upeti dari distrik Terra?"

Erhu mengerutkan kening, merasa ketegangan di udara semakin mengental. "Berisik," jawabnya tajam, "kalau kau ingin cepat, kau saja yang ambil."

Pria itu menatapnya dengan campuran ketidakpercayaan dan rasa penasaran. "Rupa itu... wanita itu...," gumamnya. "Apa yang ia lakukan di sini, Nihwa?!"

Nihwa melangkah maju dengan tenang, senyumnya tidak pudar. "Dengannya," katanya sambil menatap Erhu dengan pandangan penuh arti, "aku akan mengambil tempat yang seharusnya menjadi milik keluarga ini. Orang yang telah menyerah seperti mu sebaiknya jangan menghalangi Kirara."

Mereka melanjutkan perjalanan ke dalam rumah, langkah-langkah mereka terdengar bergema di lantai marmer. “Jangan bilang ini rencana konyol yang lainnya,” ujar Kirara tajam, berdiri di lorong yang mereka lewati. Nihwa melewatinya begitu saja, tanpa menoleh.

“Ibu di mana?” tanya Nihwa pada pelayan yang setia menunggu di dekat tangga.

“Nyonya masih di kamarnya sejak pagi. Tidak mau menyentuh makanannya,” jawab pelayan itu dengan suara pelan namun jelas.

“Hangatkan lagi makanannya, aku akan membujuk Ibu,” kata Nihwa, seraya melangkah menuju kamar ibunya. Di dalam kamar, seorang wanita duduk dengan tatapan mata kosong, seolah tidak percaya apa yang telah terjadi padanya, sembari memegangi bingkai lukisan seorang wanita.

“Ibu, makanlah,” Nihwa mencoba dengan suara lembut. “Kenapa Ibu terus menyakiti diri sendiri? Jika Ibu sakit, Ibu tidak bisa menemuinya lagi.”

“Ia tidak akan kembali, keluarga ini mengutuknya,” jawab ibunya dengan suara lemah.

“Jangan berkata seperti itu! Apa yang Ayah lakukan dahulu itu demi haknya!” Suara Nihwa meninggi, dipenuhi amarah dari kenangan buruknya. Ia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. “Lupakan tentang masa lalu, lihat siapa yang datang.”

Erhu, yang memiliki wajah sangat mirip dengan anak perempuan bungsu ibu Nihwa, memasuki kamar dengan pakaian yang telah diatur oleh Nihwa. Ibunya menatapnya dengan mata yang melebar, seolah melihat hantu dari masa lalu. "Zefira! Kamu kembali." Di tangannya, ibu Nihwa memegang sebuah lukisan, tampang Erhu sangat mirip dengan perempuan yang terus disebutnya.

tertidur dengan tenang. Erhu menatap wajahnya yang damai, tetapi, Nihwa melihat Erhu terus menggosok ibu jarinya. "Apa yang ingin kamu tanyakan?"

Erhu menelan ludah sebelum berbicara. “Eh, Maaf Tuan. Hanya saja Zefira yang nyonya katakan itu salah satu dari pilar Mata Angin?”

Nihwa mengangguk pelan, matanya memandang jauh. “Ya, ia dulu saudariku. Dan orang itu yang kau harus gulingkan nanti. Mulai besok, aku akan melatihmu untuk menjadi Sikerei kekaisaran. Bersiaplah.”

1
Quản trị viên
Wah! Seru banget!
Jelosi James
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
Kavaurei
Wuih, jadi terinspirasi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!