Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Hari Pertama Pelatihan!
Pagi itu, langit cerah dengan sinar matahari emas. Jiang Xin bangun, membasuh wajahnya dengan air dingin, dan mengenakan hanfu hitam elegan. Dia siap menghadapi hari baru yang penuh tantangan.
Menatap refleksinya di air tenang, Jiang Xin terpesona oleh wajah tampan yang memandang kembali. Kulitnya putih dan halus, alis tebalnya setajam pedang, hidung mancung, dan rahang tegap. Mata coklatnya bersih dan murni, menambahkan kesan elegan. Hanfu hitamnya menonjolkan keanggunan dan kesederhanaan, membuatnya terlihat seperti pangeran dalam penampilan tenang dan berwibawa.
"Ya, kamu memang pria tampan," kata Jiang Xin kepada bayangannya, matanya berbinar dengan semangat. "Tapi kekuatanlah yang akan membawamu ke puncak! Kamu harus menjadi kuat, menaklukkan semua tantangan, dan membuktikan diri!"
Setelah memotivasi diri, Jiang Xin duduk di atas meja makan yang telah disiapkan pelayan, dipenuhi hidangan lezat. Dia menikmati sarapannya dengan lahap, lalu meneguk secangkir air segar untuk membangkitkan energi.
Setelah selesai, dia bergegas meninggalkan kamar, langkahnya ringan dan penuh semangat. Matanya terfokus pada puncak gunung yang menjulang tinggi, tempat dia akan melatih kekuatan dan mewujudkan ambisinya.
Sesampainya di puncak gunung, pisau emas di pinggang Jiang Xin bergetar hebat. Asap abu-abu muncul dari pisau, bergumpal dan berwujud menjadi sosok pria tua ilusi. Sosok itu melayang di udara, kedua kakinya tidak menyentuh tanah, dengan mata bijak yang memancarkan aura misterius.
Shen Jian tersenyum tipis, matanya mencela. "Kamu sangat percaya diri dengan penampilanmu, bukan?" katanya dengan nada sindiran.
Jiang Xin tersenyum malu-malu dan menggaruk kepalanya. "Hehe, Guru Shen, Anda sudah tahu!" katanya dengan nada polos dan sopan.
Shen Jian tersenyum bijak. "Memang, penampilanmu menarik, tapi kekuatanlah yang lebih penting. Jika kamu kuat, tidak ada yang akan memandang rendah penampilanmu. Bahkan, kamu akan memiliki pilihan luas untuk memilih pasangan hidup di benua ini!"
Jiang Xin mengangguk dengan tekad kuat, matanya berbinar semangat. "Murid mengerti, Guru! Aku akan melatih kekuatan sekuat tenaga!"
"Baik, mari mulai!" Shen Jian melambaikan tangan, menandai awal pelatihan pertama.
Di depan Jiang Xin, dua tong kayu setinggi separuh tubuh manusia muncul secara misterius. Kedua tong tersebut terisi air hingga hampir penuh, sehingga satu gerakan kecil pun bisa membuat air tumpah. Permukaan air yang tenang memantulkan cahaya sekitar, menciptakan efek visual yang menarik dan menantang.
Jiang Xin menatap tong kayu berisi air dengan rasa penasaran. "Guru, apa maksudnya pelatihan ini?" tanyanya dengan ingin tahu.
Shen Jian menjawab singkat, "Tong air."
Jiang Xin bertanya dengan penasaran, "Untuk apa tong air ini, Guru?"
Shen Jian tersenyum tipis, lalu berbicara dengan tenang dan tegas, "Tugas pertamamu: bawa kedua tong air ini menuruni gunung sebanyak seratus kali tanpa menumpahkan setetes pun. Jika gagal, kamu mulai kembali dari awal!"
Jiang Xin terkejut, matanya melotot. "Guru, ini tidak masuk akal! Beratku hanya 66 kati, sementara kedua tong air ini masing-masing 50 kati. Bagaimana mungkin aku bisa membawanya?" katanya dengan nada putus asa.
Shen Jian menatap tajam. "Jika kamu tidak bisa mengangkat kedua tong ini, jangan harapkan pembentukan Tubuh Dao Pedang. Karena itu akan menjadi bencana bagi dirimu sendiri!"
Jiang Xin menghela nafas berat, lalu berjalan mendekati kedua tong kayu berisi air dengan langkah tidak bersemangat.
Di antara kedua tong kayu tersebut terdapat kayu panjang yang menghubungkannya, memungkinkan Jiang Xin untuk memikul kedua tong sekaligus dengan memanggul kayu panjang tersebut di pundaknya.
Namun, saat Jiang Xin mencoba memanggul kayu panjang itu, dia terkejut menemukan bahwa kayu tersebut tak bergerak sedikit pun, seolah-olah terpaku di tempat.
"Argghh!!" Jiang Xin mengertakkan gigi, urat-urat di lehernya mencuat. Setelah berjuang keras, dia berhasil mengangkat kayu panjang, tapi baru saja dia melangkah, kedua tong kayu berayun kuat. Air di dalamnya berguncang hebat dan tumpah ke tanah, menghancurkan harapannya.
Shen Jian menatap tanpa ekspresi. "Ulangi!" katanya singkat.
Jiang Xin protes dengan wajah kesal, "Tapi itu hanya sedikit, Guru! Masih banyak air yang tersisa di dalam tong!"
Shen Jian menggelengkan kepala dengan tegas. "Ulangi dari awal!"
Jiang Xin menghela nafas frustrasi, lalu melemparkan kayu panjang ke tanah. Dua tong kayu berguling dan menumpahkan sisa airnya, membuatnya semakin kesal. "Pelatihan ini tidak cocok untukku!" katanya dengan nada putus asa.
Jiang Xin berjalan dengan langkah lelah menuju batu besar, lalu berbaring di atasnya dengan postur santai namun wajah masih menunjukkan kesal.
Melihat Jiang Xin, Shen Jian menghela nafas berat. Meskipun pemuda ini baru berusia 17 tahun, tekad lemah dan pemikiran sempitnya membuat Shen Jian skeptis akan masa depannya. Bahkan jika Jiang Xin berhasil membangkitkan Tubuh Dao Pedang, dia khawatir pemuda itu tidak akan mencapai potensi sebenarnya.
Dengan pemikiran tersebut, Shen Jian mendekati Jiang Xin yang terbaring di atas batu. Dengan suara lembut, ia bertanya, "Apakah kamu pikir pelatihan ini terlalu berat?"
"Ya, ini terlalu berat! Tidak sesuai dengan kemampuanku!" Jiang Xin menjawab dengan nada kesal dan mendenguskan nafasnya.
Shen Jian mengangguk. "Benar, ini memang berat bagi kamu," katanya tenang. "Di Benua Tian Yuan, tidak ada yang mudah. Semua harus diraih dengan darah, keringat, dan bahkan nyawa. Setiap orang berlomba untuk menjadi kuat, mencetak sejarah, dan meninggalkan nama yang abadi. Yang lebih penting, mereka melakukannya untuk melindungi orang tercinta."
Setelah berucap, Shen Jian menatap Jiang Xin yang telah bangkit. Dengan suara tenang dan mendalam, dia melanjutkan, "Tidak ada yang instan di dunia ini. Jika kamu pikir beban itu terlalu berat, maka kamu tidak akan pernah bisa mengangkatnya. Begitu juga dengan membangkitkan Lautan Dao, jika kamu pikir dirimu tidak layak, maka itu tidak akan terwujud.
Cara kita berpikir menentukan pencapaian kita. Tekad adalah pendorong terbesar untuk bertahan dari tekanan. Pikirkan ayahmu, Ling Xue, dan tatapan menjijikkan orang lain. Apakah kamu akan terus hidup seperti ini atau mengangkat dua tong air ini?"
Kata-kata Shen Jian menembus hati Jiang Xin, membuatnya menyadari kesalahannya. Dengan rasa penyesalan mendalam, dia berlutut di depan Shen Jian dan berkata, "Guru, maafkan aku! Aku telah salah, aku akan berusaha lebih keras!"
Shen Jian menatap Jiang Xin dengan ekspresi tegas. "Jangan meminta maaf dengan kata-kata, seorang pria sejati membuktikan kesungguhannya dengan tindakan!"
"Siap, Guru! Sekarang aku siap! Aku akan mengangkat gunung sekalipun jika itu yang diperlukan!"
"Hentikan omong kosongmu! Sekarang, angkat tong kayu itu dan jangan sampai airnya tumpah! Jika gagal, kamu akan merasakan hukumannya!"
"Guru, kamu terlalu keras!"
Suara-suara Jiang Xin dan Shen Jian bergema di puncak gunung, terdengar kuat dan penuh semangat.
driMu tmpa shen Jian bukanlah apa2
terkadang bka kita terlalu baik dalam kehidupan sehari-hari
kita harus jadi raja tega
dn dirimu harus faham
skitny d hina, caci-maki orang lain saat driMu BKN apa2
boommmmmmmmmmmmmmmmmm
habisi zu jian
yg di undang Jian Xing kenapa yg grogi malah authornya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
boommmmmmmmmmmmmmmmmm
dhuaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
hajaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
habisiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
semuaaanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa