NovelToon NovelToon
Tlembuk

Tlembuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Cinta Terlarang / Pelakor
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Esa

"Tlembuk" kisah tentang Lily, seorang perempuan muda yang bekerja di pasar malam Kedung Mulyo. Di tengah kesepian dan kesulitan hidup setelah kehilangan ayah dan merawat ibunya yang sakit, Lily menjalani hari-harinya dengan penuh harapan dan keputusasaan. Dalam pertemuannya dengan Rojali, seorang pelanggan setia, ia berbagi cerita tentang kehidupannya yang sulit, berjuang mencari cahaya di balik lorong gelap kehidupannya. Dengan latar belakang pasar malam yang ramai, "Tlembuk" mengeksplorasi tema perjuangan, harapan, dan pencarian jati diri di tengah tekanan hidup yang menghimpit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Tiga Kontak Tlembuk Cantik

Dalam perjalanan pulang, Rian melaju di atas motor sportnya dengan angin berhembus lembut. Ia tersenyum lebar, merasakan kebanggaan dan semangat. Dalam hati, dia berbisik, "Yes, akhirnya aku punya 3 kontak tlembuk cantik, cihuuy!"

Setiap kali dia memikirkan Dinda, Tika, dan Lily, hatinya berdebar-debar. Masing-masing dari mereka memiliki pesonanya sendiri, dan Rian merasa beruntung bisa dekat dengan mereka. “Dinda yang lucu dan ceria, Tika yang genit dan menggoda, dan Lily… oh Lily, kamu selalu bikin aku jatuh hati,” gumamnya sambil mengingat momen-momen indah yang telah mereka lewati.

Sesampainya di rumah, Rian langsung membuka ponselnya. Dia melihat ketiga nomor itu, dan rasa semangatnya semakin menggebu. "Aku harus merencanakan sesuatu yang spesial untuk mereka," pikirnya. Dia mulai membayangkan rencana-rencana kencan yang bisa mereka lakukan. Mungkin ke pantai, atau piknik di taman sambil membawa makanan enak.

Namun, alih-alih merencanakan pertemuan baru, Rian justru tertarik untuk membahas momen yang baru saja terjadi bersama Lily. Ia membuka chat WhatsApp dan langsung mengirim pesan ke Lily.

“Hey Lil, aku masih ingat betapa nikmatnya lidah kamu waktu kita ciuman. Gila sih, kamu bikin aku terpesona! Lidah kamu enak banget,” tulisnya, sambil membayangkan momen-momen manis tersebut.

Tak lama kemudian, ponselnya bergetar. Pesan dari Lily masuk.

“Serius? Hahaha! Aku juga merasakan hal yang sama! Lidah kamu juga enak, Rian. Rasanya bikin pengen lagi!”

Rian tersenyum membaca balasan itu. “Kayaknya kita harus sering-sering latihan ciuman, nih. Bisa jadi jagoan!”

Lily membalas dengan emoji tertawa. “Bisa-bisa! Nanti kita bikin sesi latihan khusus ya!”

Rian tertawa sendiri membayangkan mereka berdua berlatih. Dia membalas, “Jangan lupa siapkan lidahmu, ya. Aku siap untuk berlatih seharian!”

Setelah bercanda, Rian memikirkan bagaimana ketiga gadis ini memberikan warna baru dalam hidupnya. Dia merasa beruntung bisa mengenal mereka lebih dekat. Dalam hatinya, Rian tahu bahwa ini baru permulaan dari petualangan yang lebih seru.

Sementara itu, ia membuka chat dengan Dinda dan Tika.

“Hey Dinda, Tika! Terima kasih atas malam yang seru kemarin. Kalian bikin aku merasa istimewa!”

Dinda langsung membalas, “Iya, Rian! Seru banget! Kita harus sering ketemu.”

Tika juga menambahkan, “Bener! Jangan sampe kita kehilangan momen-momen seru seperti itu!”

Rian merasa senang. Meskipun tidak ada rencana untuk bertemu lagi dalam waktu dekat, dia tahu hubungan ini akan terus berkembang. Dengan ketiga kontak tlembuk cantik ini, hidupnya terasa semakin berwarna dan penuh kejutan.

Setelah chat selesai, Rian merebahkan diri di tempat tidur sambil memikirkan semua hal ini. Ia tertidur dengan senyuman, bermimpi tentang momen-momen yang akan datang dan bagaimana petualangan ini akan berlanjut.

Rian yang sedang terlelap tiba-tiba terbangun karena merasa ada yang menggelitik wajahnya. Ia menggosok-gosok matanya, dan ketika melihat ke atas, ia menemukan seekor cicak yang jatuh tepat di mukanya.

“Ugh! Apa ini?! Cicak bodoh!” teriaknya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Rian berusaha mengusir cicak tersebut yang kini merayap di meja dekat tempat tidurnya. “Dasar hewan pengganggu!”

Rian bangkit dari tempat tidur dengan marah. Ia merasa terganggu dengan kehadiran cicak yang tiba-tiba muncul dan merusak momen manisnya berimajinasi tentang gadis-gadis cantik. “Cicak, kamu benar-benar mau menghancurkan moodku ya?” gerutunya sambil menggelengkan kepala.

Setelah beberapa saat berusaha menangkap cicak itu, Rian akhirnya berhasil menempatkannya di luar rumah. “Jangan kembali lagi, ya! Aku tidak mau berurusan dengan kamu,” ujarnya sambil menutup pintu.

Setelah itu, Rian kembali merebahkan diri di tempat tidur, berusaha mengingat kembali momen-momen indah bersama Lily, Dinda, dan Tika. Namun, cicak itu masih membayangi pikirannya. “Kenapa ya harus ada cicak di momen-momen terbaikku?” gumamnya kesal.

Ia mencoba untuk menenangkan diri dan berpikir positif. “Mungkin ini tandanya aku harus lebih berhati-hati dalam memilih tempat tidur,” Rian berusaha membangun mood-nya kembali. “Atau mungkin aku harus mencari cara untuk mencegah cicak masuk ke kamar. Mungkin bisa pasang jaring atau sesuatu.”

Sambil terbaring, Rian kembali meraih ponselnya dan melihat pesan-pesan yang belum dibalas dari ketiga gadis itu. “Biarin deh cicak, yang penting aku punya rencana untuk mereka,” pikirnya, lalu ia mulai merencanakan kencan selanjutnya dengan masing-masing dari mereka.

“Kalau ke pantai, kita bisa main air. Atau ke kafe yang cozy untuk nongkrong sambil berbagi cerita,” ia membayangkan sambil tersenyum. “Kira-kira siapa yang mau diajak pertama ya? Atau mungkin aku bisa ngajak semua sekaligus, ya?”

Rian tertawa sendiri membayangkan situasi konyol jika ia mengundang ketiga gadis tersebut dalam satu waktu. Namun, ia tahu itu berisiko. “Hmm, lebih baik aku jalani satu per satu agar tidak membingungkan,” putusnya.

Akhirnya, setelah mengusir perasaan kesalnya, Rian kembali terlelap dengan senyuman di wajahnya. “Malam ini sepertinya aku harus menyiapkan pesan yang lebih seru untuk mereka,” ujarnya sebelum tertidur kembali, membayangkan petualangan-petualangan yang akan datang bersama Lily, Dinda, dan Tika, sambil berharap tidak ada cicak yang mengganggu lagi.

Rian terbangun dari tidurnya dengan rasa tidak nyaman. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam mulutnya. Dengan sedikit kebingungan, ia mencoba mengingat apa yang terjadi, tetapi tidak ada yang bisa diingat. Rian membuka matanya lebar-lebar dan mencoba duduk, namun perutnya terasa mual.

“Eh, ada apa ini?” gumamnya, sambil mengusap wajahnya yang masih berantakan. Ia merasakan sesuatu bergerak di dalam mulutnya. Tanpa pikir panjang, Rian langsung meludahkan isi mulutnya ke tangan.

Seketika, ia terkejut melihat seekor kecoa yang melompat keluar dari mulutnya dan jatuh ke lantai. Rian melompat dari tempat tidur dengan ekspresi wajah penuh kejijikan. “Cekikikan! Apa ini? Kecoa di mulutku?!”

Rian meraba-raba mulutnya dan menatap kecoa yang kini merayap di atas lantai. “Jangan bilang aku sudah mengunyahmu!” teriaknya. Ia berusaha menahan mual dan berlari ke kamar mandi untuk berkumur.

Setelah berkumur dan memastikan mulutnya bersih, Rian kembali ke kamar dan melihat kecoa yang masih berkeliaran. “Dasar kecoa! Apa kamu mau bunuh diri dengan masuk ke mulutku?” Rian menggerutu. “Sekarang aku punya cicak dan kecoa, sudah seperti kebun binatang!”

Dengan penuh kebencian, Rian mengambil sapu dan mulai mengejar kecoa tersebut. “Kau tidak bisa kabur dari aku!” teriaknya sambil mengayunkan sapu ke arah kecoa. Beberapa kali kecoa itu berusaha melarikan diri, tetapi Rian sangat bertekad untuk menangkapnya.

Akhirnya, setelah beberapa menit berlarian, Rian berhasil menepuk kecoa itu dengan sapu. “Ha! Terima kasih telah membuat hariku lebih berwarna,” katanya dengan nada sarkastis. Ia mengangkat sapu dan melihat kecoa yang tergeletak tak berdaya di lantai.

Setelah berurusan dengan kecoa, Rian merasa lelah dan sedikit mual. Ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di tempat tidur. “Mungkin aku butuh waktu untuk menenangkan diri sebelum memikirkan rencana kencan selanjutnya,” ujarnya sambil merebahkan diri kembali.

Ketika Rian berbaring, ia mulai merenungkan kejadian yang baru saja terjadi. “Malam ini benar-benar aneh. Mulai dari cicak, lalu kecoa… Semoga besok tidak ada kejadian yang sama lagi,” harapnya.

Dia pun kembali tertidur, berharap untuk menghindari serangan serangga-serangga lainnya, dan memimpikan petualangan-petualangan bersama ketiga gadis cantik yang kini menjadi bagian dari hidupnya. “Aku harus menjadikan ini pengalaman yang berharga,” pikirnya sebelum tertidur lelap.

1
Zhu Yun💫
Tenang Ly, masih ada stok rokoknya om Joko noh 🤭😁🤣🤣✌️
DJ. Esa Sandi S.: eh, minta kontak wa kamu sih ...
Zhu Yun💫: masama kakak 👍
total 4 replies
Zhu Yun💫
Tangan Om Joko nakal ya 🤭😁🤣✌️✌️
Zhu Yun💫
Pak Herman pengin nyobain daun muda juga nih 🤭
Pasatv Mase
vidionya kok gak ada
DJ. Esa Sandi S.: ini kan novel boss
total 1 replies
Zhu Yun💫
Beban hidup ya Ly,,, Semangat ya Ly, semua ada masanya.... 😁💪💪
Zhu Yun💫
weleh-weleh 😅
DJ. Esa Sandi S.: /Applaud//Applaud/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Semangat kak Esa buat novel barunya 💪💪💪
DJ. Esa Sandi S.: udah q follback yah /Sly//Sly/
Zhu Yun💫: Follback kakak, nanti bisa saling chat,,
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!