Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33_Diantar Bekerja
Pagi harinya Sheila sudah rapi dengan pakaian kasualnya, dia rencananya akan bekerja lagi mulai hari ini.
Sedangkan Brian juga sudah siap dengan pakaian kantornya, sungguh pasangan yang cocok satu sampan dan satunya lagi cantik salah satu perpaduan yang sangat pas sekali.
Segera setelah selesai bersiap-siap mereka berdua pun turun ke bawah untuk sarapan.
"Pagi, mi Pi." sapa Brian dan Sheila berbarengan.
"Pagi, sayang." balas mereka juga tak kalah kompaknya.
"Loh Sheila kok udah rapi aja, mau kemana?" tanya mami Salma saat mereka sudah duduk semuanya di meja makan.
"Hari ini Sheila udah mulai kerja lagi mi," ucap Sheila dengan nada senangnya, sedangkan mami Salma dan papi Boni seperti memandang khawatir.
"Kenapa bekerja sayang, bukannya Brian ngelarang kamu?" sahut mami Salma.
"Brian udah bolehin mi, tapi dengan di antar oleh bodyguard, sebentar lagi juga akan datang bodyguard nya!" sahut Brian.
Dan mami Salma pun mau tidak mau menyetujui keinginan dari mantunya tersebut.
"Selamat pagi tuan besar, nyonya, tuan muda dan nona!" sapa salah satu pengawal yang baru saja masuk.
"Ini adalah Laura, dia akan menjadi bodyguard Sheila mulai sekarang." ucap Brian saat mereka sedang makan.
Sheila memandang wanita yang bisa di katakan lebih tua darinya tidak terlalu mengecewakan dari penampilannya dan sepertinya dia cukup bisa di ajak untuk bersahabat.
"Dan Laura kamu sudah di beritahukan oleh Aldo bukan?" tanya Brian dan mendapat anggukan dari Laura.
"Ini adalah Sheila Ardolph istri saya dan sekarang menjadi atasan kamu, dia yang akan kamu jaga!" ucap Brian.
Setelah Laura mengerti pun Laura menunggu di depan karena sekarang keluarga mereka sedang sarapan.
Setelah beberapa saat acara sarapan pun selesai, Brian dan Sheila pun pamit untuk berangkat bekerja.
"Yuk Laura," ajak Sheila saat keluar dari pintu utama, Laura pun hanya menganggukkan kepalanya mengikuti Sheila dari belakang.
"Tunggu!" sahut Brian mencekal tangan Sheila saat Sheila baru saja akan masuk ke dalam mobilnya.
"Kenapa?" tanya Sheila menghentikan langkahnya.
"Kamu ikut saya dan Laura kamu sama Thomas," perintah Brian.
Laura hanya menganggukkan kepalanya karena dia hanya bawahan dan harus menuruti semua perintah dari bosnya.
Setelah itu Sheila pun di tarik oleh Brian menuju ke mobilnya, sedangkan Laura sudah masuk ke dalam di mana sudah ada Thomas di sana untuk saja mereka sudah akrab.
Berada di mobil berduaan dengan Brian membuat jantung Sheila sedikit tidak karuan dan sesekali melirik ke arah Brian yang tetap tampan meski sedang menyetir.
"Sebegitu tampannya kah aku hingga kamu menatapku seperti itu?" sahut Brian, lagi lagi Sheila tertangkap basah sedang memandangi Brian sungguh malunya Sheila, seketika dia pun memalingkan wajahnya melihat ke arah jendela luar di mana banyak mobil lalu lalang.
Sedangkan Brian setelah mengatakan itu dia melihat ekspresi wajah sang istri yang menurutnya sangat gemas karena malu mungkin.
Brian sebenarnya juga sesekali melirik ke arah Sheila yang menurutnya hari ini sangat cantik, tidak setiap hari Sheila selalu saja cantik menurut Brian
Sheila masih merasa tidak percaya kalau Brian mengantarnya bekerja, meski pun alasannya Brian adalah karena mereka satu arah, namun kan tetap saja padahal kan ada Laura dan Thomas yang sudah siap mengantarnya jadi Brian seharusnya tidak usah khawatir tentang berangkatnya, namun biarkan saja lah toh Sheila juga senang.
Sampai di halte tak jauh dari restoran Sheila pun pamit untuk pergi bekerja, namun sebelumnya Brian sudah mencekal lengan Sheila membuat si empunya tidak jadi keluar malah melihat ke arah Brian.
"Ada apa?" tanyanya, namun belum menjawab Brian sudah mencium bibir tipis Sheila cukup lama membuat pipi Sheila merah merona, Brian tidak ingin terlalu terbawa suasana karena tempat mereka yang sangat tidak akan nyaman.
"Selamat bekerja!" ujar Brian sambil membersihkan lipstik Sheila yang sedikit berantakan karena ulahnya.
Sheila pun merasa malu segera keluar dari mobil tersebut dan berlarian kecil menuju ke arah restoran yang sudah di tunggu oleh Laura dan thomas yang sudah berada di area parkiran restoran.
Untuk Laura sendiri menjaga Sheila di salah satu tempat duduk pengunjung awalnya Sheila risih karena selalu di awasi oleh Laura namun bagaimana pun Sheila tidka bisa berbuat apa-apa.
"Sheila," panggil mbk Ika.
"Iya, ada apa mbk?"
"Itu siapa sih kok dari tadi mbk lihat dia terus saja ngelihatin kamu? lihat tuh kan ngelihatin kamu lagi!" ujar mbk Ika yang memang tidak tahu tentang pernikahan Sheila.
"Itu temen jauh Sheila mbk, dia di sini sendiri gak ada kerabat jadi Sheila bawa ke sini aja deh!" sahut Sheila mencari alasan dengan sedikit terbata-bata.
Mbk Ika pun percaya begitu saja dengan ucapan Sheila kemudian tidak mempermasalahkan hal itu lagi, mereka pun kembali bekerja karena hari ini pengunjung datang sangat ramai karena besok adalah weekend.
🥕🥕🥕
Setelah Sheila pergi Brian pun melajukan mobilnya menuju ke kantor, karena dia ada hal penting yang ingin dia bicarakan dengan yoga menyangkut Sheila.
Sampai di kantor segera Brian menuju ke ruangannya seperti biasanya saat ia melewati lobi pasti akan banyak karyawan yang memujanya namun tetap menunduk tidak berani untuk bertatap dengan sang bos.
Sampai di ruangannya Brian sudah memanggil yoga untuk masuk ke ruangannya juga.
"Bagaimana dengan perintahku kemarin?" tanya Brian to the point.
"Semuanya sudah di lakukan bos dan berkas juga sedang dalam pengalihan nama, besok rencananya semuanya sudah selesai dan restoran besok sudah di ambil alih!" sahut yoga.
"Bagus, urus semuanya jangan sampai Sheila tahu terlebih dahulu." peringatan dari Brian agar Sheila tidak tahu.
Yap Brian membeli restoran tersebut atas namanya karena Sheila ngotot akan tetap bekerja sehingga Brian lebih tenang jika dia bisa mengendalikan restoran tersebut, dia akan membuat seolah olah tidak terjadi apa-apa karena dia tetap mempekerjakan manajer restoran dan yang lainnya hanya saja kepemilikan restoran yang berubah, pak Bagas juga tahu tentang perubahan tersebut tetapi di suruh untuk tetap diam kalau tidak maka nyawanya yang akan menjadi taruhan.
Pak Bagas pun hanya mengikuti perintah tanpa tahu mengapa dia harus diam sementara semua karyawan tidak tahu akan pergantian tersebut.
"Baik, pak." segera yoga keluar dari ruangan Brian dan melanjutkan pekerjaannya.
"Mbk aku pulang dulu ya," pamit Sheila karena sekarang restoran sudah tutup dan semua pekerjaan sudah selesai sedangkan Laura sudah menunggu di luar, sebenarnya tadi dia menunggu di dalam namun dengan paksaan Sheila akhirnya Laura menunggu di luar pintu masuk.
.
.
TBC
dikaji dlu deh klo ngomong gak usah kyk bocil
over all cerita ny bagus 😍