NovelToon NovelToon
Ikatan Diatas Kertas

Ikatan Diatas Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:122.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fajar Riyanti

Ditengah keterpurukannya atas pengkhianatan calon suami dan sahabatnya sendiri, Arumi dipertemukan dengan Bara, seorang CEO muda yang tengah mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria sang kakek.

Bara yang menawarkan misi untuk balas dendam membuat Arumi tergiur, hingga sebuah ikatan diatas kertas harus Arumi jalani demi bisa membalaskan dendam pada dua orang yang telah mengkhianatinya.

"Menjadi wanitaku selama enam bulan, maka aku akan membantumu untuk balas dendam."_ Bara Alvarendra.

Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : Ikatan Diatas Kertas.

"Selamat datang di kediaman keluarga Alvarendra."

Tuan Abian menyambut hangat kedatangan tiga tamu pentingnya. Mata Sinta dan Sofia masih sibuk melihat ke sekelilingnya dimana rumah itu memiliki jalan yang cukup panjang dari arah gerbang menuju ke rumah. Ditengah-tengah halaman terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan lampu-lampu disekelilingnya.

"Wah, ternyata suaminya Arumi benar-benar seorang konglomerat. Ini sih lebih kaya dari keluarga Prayoga. Tidak sia-sia aku membantu membesarkan anak itu dari usia sepuluh tahun," batin Sinta.

Sementara itu, Sherly terus mengingat-ingat dimana dia pernah melihat wajah dua wanita itu, hingga lintasan ingatan beberapa hari lalu kembali muncul di benaknya.

"Mereka si OKB itu kan ya?" Mata Sherly melebar, sedetik kemudian dia menoleh ke arah Bara yang sedang menyalami ayah Arumi. "Mantu yang dimaksud wanita itu berarti si Bara??? Ya ampun Bar, punya dosa apa kamu sampai punya mama mertua rempong seperti ini,"

"Kenalkan, ini anak kedua saya, tantenya Bara. Namanya Sherly."

Sherly menganggukkan kepalanya sembari tersenyum tipis saat sang ayah memperkenalkan dirinya pada keluarga Arumi. Sofia nampak terkejut melihat wajah Sherly, ingatannya masih cukup jelas untuk mengingat wajah wanita yang sedang berdiri di samping Tuan Abian.

"Ma..." Bisik Sofia sambil memegangi tangan sang mama kuat-kuat.

"Apa sih Sof." Sinta ikut berbisik sambil menyenggol lengan putrinya.

Berbeda dengan Sofia, Sinta sama sekali tidak mengingat siapa Sherly. Wanita itu sibuk mengagumi keindahan rumah itu dan membayangkan bagaimana jika dia tinggal di rumah semewah dan semegah itu.

"Mari, mari, silahkan masuk,"

Tak ingin berlama-lama di teras rumah, Tuan Abian mempersilahkan ketiga tamunya untuk masuk. Sherly menarik tangan Bara dan memintanya untuk berbicara sebentar setelah para tamu itu sudah masuk ke dalam rumah berasa ayahnya dan Arumi.

"Ada apa sih Tan?"

"Bar! Itu mama sama kakaknya Arumi? Kamu yakin???"

Bukan tanpa alasan Sherly bertanya seperti itu, meskipun Arumi sudah pernah cerita jika ibu kandungnya sudah meninggal dan dia tinggal bersama mama dan kakak tirinya, namun selama ini Sherly pikir jika mama dan kakak tirinya itu juga memiliki sikap lembut seperti Arumi, tapi nyatanya malah berbanding seratus delapan puluh derajat dari yang dia pikirkan.

"Yakinlah, memang kenapa sih Tan?" Tanya Bara sembari menaikkan satu alisnya.

Sherly menghela nafas panjang, "Beberapa hari lalu mama dan kakaknya Arumi itu datang ke butik Tante. Dan kamu tau? Mereka itu datang cuma buat pamer kalau sekarang sudah punya mantu kaya raya! Pakai sok-sokan mau beli butik Tante lagi, gayanya itu loh... mirip orang kaya baru, norak!"

Bara tertawa, dia sudah menduga jika orang yang akan komplain pertama kali tentang keluarga Arumi pasti adalah Tante Sherly.

"Ya biarin aja sih Tan. Emang mantunya kaya kan? Ganteng lagi," canda Bara.

Sherly mencibir, "Dih, Tante ini lagi bicara serius juga Bar, malah diajakin bercanda!"

"Hidup jangan terlalu dibawa serius Tan, nanti cepat tua. Nikmati aja, biar mengalir seperti air yang mengalir,"

Sherly hanya bisa menghela nafas berat dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat keponakannya itu malah menanggapi ucapan seriusnya dengan candaan. Akhirnya dia ikut melangkahkan kakinya masuk menyusul Bara yang sudah berjalan lebih dulu didepannya.

Bara mendudukkan dirinya disamping Arumi, sementara Sherly duduk di deretan depan Bara, disamping ayahnya. Mata wanita itu terus tertuju pada Bara dan menyipitkan matanya saat melihat Bara hanya tersenyum menanggapi tatapan tajamnya.

Melihat kegelisahan Arumi, Bara menumpukkan tangannya di tangan gadis itu yang tengah berada di atas pangkuan. Wajahnya mendekat dan berbisik di telinganya dengan lembut.

"Tenang, aman Sayang..."

Seketika, kegugupan Arumi berubah menjadi sebuah perasaan malu saat Bara menyematkan kata 'sayang' diakhir kalimat, wajahnya yang sedari tegang kini merona merah seperti habis dibumbui bubuk cabe.

Tuan Abian mempersilahkan para tamunya untuk makan. Diatas meja makan sudah tersaji berbagai menu hidangan seperti hidangan di restoran mewah. Sofia yang sudah sangat kelaparan langsung mengisi piring kosongnya dan makan dengan lahap. Melihat begitu lahapnya kakak tiri Arumi itu makan, Sherly sampai tidak bernafsu makan, makannya Sofia mirip seperti gembel yang sudah seminggu belum dikasih makan.

Tidak ada obrolan sepanjang acara makan malam, setelah selesai makan mereka kembali duduk dengan tenang.

"Aduh, sayang banget makannya masih sisa banyak. Boleh dibungkus buat dibawa pulang gak?" tanya Sofia sambil matanya terus menatap pada makan-makanan di atas meja makan.

Sempat canggung, Tuan Abian tertawa lepas mendengar kepolosan Sofia. Kepala Arumi rasanya mau pecah, dia memijat-mijat pelipisnya dengan wajah tertunduk, kira-kira apa yang akan dipikirkan keluarga Bara setelah ini?

"Boleh, boleh, biar nanti saya suruh orang saya untuk membungkuskan makan-makan ini untuk dibawa pulang," ucap Tuan Abian. "Kalau begitu mari kita lanjutkan obrolan kita diruang depan,"

Beralih dari meja makan, mereka kembali ke ruang depan dan duduk disana. Sherly kembali dibuat ilfil saat melihat Sofia mengambil toples berisi cemilan dan membawanya ke pangkuannya, wanita itu membuka tutupnya dan mulai memakan isinya sampai mulutnya dibuat penuh oleh makanan, kelakuannya sudah seperti dirumah sendiri saja.

"Ya ampun, berapa hari sih dia tidak makan," batin Sherly, bulu kuduknya sampai meremang melihat cara makan Sofia yang seperti tidak ada kenyangnya.

Hampir satu jam mereka mengobrol tentang seputar keluarga mereka, lebih tepatnya hanya Tuan Abian dan Samuel yang lebih banyak mengobrol, yang lainnya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Kalau Sherly ini, sudah menikah? Kok saya gak lihat ada suaminya sejak tadi,"

Tegang, itulah yang terjadi saat pertanyaan itu dilontarkan oleh Sinta. Tuan Abian menanggapi pertanyaan itu dengan sebuah senyuman, dia menoleh ke arah putrinya dulu sebelum menjawab.

"Putri saya ini sudah lama berpisah dengan suaminya. Anaknya ada, namanya Cia, sekarang dia sedang belajar di kamar," ucap Tuan Abian sehati-hati mungkin demi tidak menyinggung hati dan perasaan putrinya.

"Ohhh... Janda..."

Hati Sherly langsung memanas mendengar kata 'janda" disebut untuk dirinya, apalagi nada bicaranya terdengar seperti mencemooh. Tuan Abian yang duduk di sampingnya menumpukkan satu tangannya ditangan Sherly dan menepuk-nepuknya pelan, pertanda bahwa dia tidak ingin Sherly membalas ucapan mama tiri Arumi.

Samuel menyenggol lengan istrinya saat suasananya menjadi menegang gara-gara ucapan istrinya.

"Maaf, istri saya tidak bermaksud begitu..."

"Tidak apa-apa, wajar jika bertanya. Kita ini kan sudah menjadi keluarga, jadi harus saling mengenal satu sama lain," ujar Tuan Abian memaklumi.

Sama halnya dengan Tante Sherly, Arumi juga sudah merasa risih dengan keberadaan mama dan kakak tirinya disana. Mulut mereka kalau bicara memang tidak bisa di rem, tidak peduli ucapannya itu menyinggung atau tidak.

"Kakek, ini sudah sangat malam, biar keluarga Rumi pulang dulu, kakek juga harus istirahat kan?" ujar Arumi dengan sopan.

Bara segera memprotes ucapan istrinya, "Kok disuruh pulang sih, Sayang. Tidak setiap hari lho keluarga kamu ini bisa main kesini, jadi biarkan saja dulu, lagipula ini juga belum malam-malam banget kok, iya kan Kek?"

Tuan Abian mengangguk setuju. Arumi mencubit pinggang Bara dan mendelik pada suaminya itu, senyumnya berubah kikuk.

"Mas..." ucapnya nyaris tak terdengar. Bara memiringkan sedikit tubuhnya dan berbisik disamping wajah istrinya.

"Biarin aja dulu Rum, jarang-jarang loh lihat Tante Sherly mode gawat begini," ucapnya sembari melirik ke arah Sherly yang sedang memberikan tatapan permusuhan padanya.

"Bara...!!! Dasar keponakan kurang asem!"

...🍁🍁🍁...

1
F.T Zira
berarti disengaja dong🤧🤧
F.T Zira
popcornnnn
......
siap nontonnn💃💃💃🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Siti Zaid
Alamak!!!siapakah gerangan itu..apa pun..jangan ada lagi yang ingin mengangu rumahtangga Bara dan Arumi..pls ya author🙏🏻apa pun rintangan sama ada berat atau ringan..bantu mereka ya author😔
Mrs.Riozelino Fernandez
apakah Monica???
Mrs.Riozelino Fernandez
kapan sih ke bongkar klo janin itu bukan anak Randy...
MyDream...
/Smile//Rose/
MyDream...
Najis, kepedean lo Mon mon
F.T Zira
si uler lagi😩..
sembur aja semburrr☕️
F.T Zira
yakin higenis... plus bisa nambah stamina juga ...🤭
F.T Zira
citarasa kaki lima itu beda lho bar🤭🤭
F.T Zira
engak. mereka dah ngantuk berat alnya.. mau kangen kangenan dulu, plus tengokin kecebong... ehhh🤭🤭
F.T Zira
serius ini sudah sadar??👏😳
F.T Zira
aduh.. bakal di karungin.. terus di lempar ...haummmm/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
moga aja monica ini gak ngeyel yaa/Slight//Slight/
F.T Zira
kok jadi berantemnya gini sih/Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
beda arumi sama luna ya.. coba luna, sinetron nomor 1😆😆
MyDream...
udah jelek atau lu yg gak tahan?
MyDream...
Bara kok nelan ludah mulu, kapan nelan Aruminya?
MyDream...
suka bgt baca cerita yang langsung diawali konflik begini
Fatimah Bajari
habis😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!