NovelToon NovelToon
Pangeran Sampah Yang Menyembunyikan Kemampuannya

Pangeran Sampah Yang Menyembunyikan Kemampuannya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Akademi Sihir / Harem / Romansa / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life / Barat / Light Novel
Popularitas:28k
Nilai: 5
Nama Author: Katsumi

Kalian Bisa Dukung aku di link ini :

https://saweria.co/KatsumiFerisu

Seorang pengguna roh legendaris, yang sepanjang hidupnya hanya mengenal darah dan pertempuran, akhirnya merasa jenuh dengan peperangan tanpa akhir. Dengan hati yang hancur dan jiwa yang letih, ia memutuskan mengakhiri hidupnya, berharap menemukan kedamaian abadi. Namun, takdir justru mempermainkannya—ia terlahir kembali sebagai Ferisu Von Velmoria, pangeran ketiga Kerajaan Velmoria.

Di dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk menjalin kontrak dengan roh, Ferisu justru dikenal sebagai "Pangeran Sampah." Tidak ada roh yang mau menjawab panggilannya. Dipandang sebagai aib keluarga kerajaan, ia menjalani hidup dalam kemalasan dan menerima ejekan tanpa perlawanan.

Tetapi saat ia masuk ke Akademi Astralis, tempat di mana para ahli roh belajar tentang sihir, teknik, dan cara bertarung dengan roh, sebuah tempat terbaik untuk menciptakan para ahli. Di sana Ferisu mengalami serangkaian peristiwa hingga akhirnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19 : Kelas 1-D VS Kelas 1-B

Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi. Kelas 1-D berhadapan dengan kelas 1-B, yang dikenal sebagai tim dengan kerja sama dan strategi yang luar biasa. Viana memimpin tim dengan elemen Air dan Petirnya, sementara Erica memanfaatkan sihir Es untuk bertahan. Licia menggunakan elemen Angin untuk meningkatkan kecepatan tim, Markus melindungi garis depan dengan pedang berapi, dan Selena bertindak sebagai pendukung sekaligus perencana strategi di belakang.

Sejak awal, kelas 1-B mendominasi. Mereka menyerang dengan formasi yang rapi dan tekanan bertubi-tubi. Pemimpin mereka, seorang siswa dengan elemen tanah, menciptakan tembok dan jebakan untuk menghambat pergerakan 1-D. Anggota lainnya memanfaatkan elemen angin dan api untuk menyerang dari berbagai arah, memaksa 1-D terus bertahan.

Markus terpaksa mundur akibat serangan beruntun yang menghancurkan pertahanannya. "Kita tidak bisa bertahan lama seperti ini!" gumamnya dengan nada frustrasi.

Viana mencoba membalikkan keadaan dengan kombinasi elemen air dan petir, menciptakan gelombang listrik yang merambat di medan basah. Namun, lawan dengan cepat mengantisipasi serangan itu, menggunakan angin untuk mengeringkan medan dan menetralkan efek serangan Viana.

Licia mencoba menyerang dari jarak jauh dengan manipulasi angin, tetapi salah satu anggota kelas 1-B, seorang pengguna elemen api dengan roh kontrak burung api kecil, berhasil membakar serangan anginnya sebelum mencapai target. Erica yang berada di garis pertahanan mulai kewalahan menghadapi serangan beruntun.

"Ini buruk," gumam Selena, terus merapal mantra pelindung untuk menjaga tim tetap utuh.

Kelas 1-D terpojok. Tim lawan memanfaatkan koordinasi mereka yang sempurna untuk menyerang tanpa memberi ruang bagi kelas 1-D untuk balas menyerang. Viana mengerutkan dahi, memikirkan strategi untuk keluar dari situasi sulit ini.

"Kita harus mengubah pola serangan," ujar Viana akhirnya. "Licia-sama, buat badai kecil menggunakan anginmu untuk mengalihkan perhatian mereka. Erica-sama, siapkan jebakan es di belakang badai itu. Markus-san, serang mereka dari sisi kanan saat mereka kehilangan keseimbangan!"

Licia mengangguk dan segera mengendalikan angin untuk menciptakan badai kecil yang menyulitkan pandangan tim lawan. Erica memanfaatkan kesempatan itu untuk membentuk duri-duri es di tanah tempat lawan diprediksi akan bergerak. Markus, dengan semangat yang baru, menyerang dari sisi kanan, memanfaatkan kebingungan lawan akibat badai angin.

Ketika salah satu anggota kelas 1-B melangkah mundur untuk menghindari serangan Markus, dia terjebak dalam duri-duri es Erica dan kehilangan keseimbangan. Viana mengambil kesempatan itu untuk menyerang dengan petir, melumpuhkan satu anggota tim lawan.

"Bagus, teruskan!" seru Selena, yang kini mulai meluncurkan mantra ofensif untuk memperkuat serangan tim.

Pertandingan menjadi lebih seimbang. Kelas 1-D mulai menunjukkan kerja sama yang solid, memanfaatkan setiap kesalahan kecil dari tim lawan untuk membalikkan keadaan. Penonton bersorak riuh, terpesona oleh aksi intens dari kedua tim yang saling unjuk kemampuan.

Meski awalnya terpojok, kelas 1-D berhasil bangkit dan perlahan menguasai pertandingan. Namun, tim 1-B belum menyerah, memperlihatkan tekad yang sama kuatnya. Pertandingan berlanjut dengan serangan-serangan hebat dari kedua belah pihak, membuat arena semakin memanas dengan sorak-sorai penonton yang tak henti-hentinya.

Pertandingan terus berlangsung dengan ketegangan yang semakin memuncak. Kelas 1-B tidak tinggal diam setelah kehilangan salah satu anggotanya. Pemimpin tim mereka, seorang pengguna elemen tanah bernama Gerald, memanfaatkan sisa kekuatan timnya untuk meluncurkan serangan balasan.

"Jangan biarkan mereka mengambil alih! Fokus pada Markus dan Viana!" teriak Gerald, membangkitkan semangat timnya.

Gerald menancapkan tangannya ke tanah, menciptakan memanggil roh kontraknya golem batu besar yang menyerang garis pertahanan kelas 1-D. Golem itu bergerak maju dengan kekuatan luar biasa, memaksa Markus dan Erica bekerja sama untuk menghadapinya.

"Erica-sama, aku butuh perlindungan di sisi kiri!" seru Markus sambil menahan pukulan golem dengan pedang apinya.

"Aku tahu!" Erica langsung menciptakan dinding es untuk membatasi gerakan golem tersebut.

Sementara itu, Licia mencoba menahan dua anggota kelas 1-B yang menyerangnya dari kejauhan dengan serangan angin mereka. Dengan cepat, dia menggunakan kemampuan manuvernya untuk menghindar dan membalas serangan dengan angin tajam. Namun, salah satu serangan mereka hampir mengenainya, jika bukan karena Selena yang memblokir serangan itu dengan penghalang sihir.

"Fokus, Licia-sama! Kita tidak boleh kalah di sini!" ucap Selena tegas, menambahkan mantra pendukung untuk memperkuat kemampuan tim.

Di sisi lain, Viana maju ke garis depan, langsung menghadapi Gerald. Dengan elemen petirnya, ia menyerang tanpa henti, tetapi Gerald melindungi dirinya dengan tembok tanah yang kokoh.

"Percuma, elemen tanahku jauh lebih kuat dari sihir petirmu!" ejek Gerald dengan percaya diri.

Viana tersenyum tipis. "Kau pikir begitu?"

Tiba-tiba, Viana mengubah taktiknya, menciptakan semburan air deras untuk melembabkan tanah di sekitar Gerald. Kemudian, ia mengarahkan aliran listrik ke tanah yang basah, menciptakan sengatan besar yang menghantam Gerald dan membuatnya kehilangan kendali atas sihirnya.

"Apa!?" Gerald tersentak, sementara tembok pelindungnya runtuh.

"Markus-san, sekarang!" teriak Viana.

Markus, yang akhirnya berhasil menghancurkan golem batu, melompat maju dan mengayunkan pedangnya ke arah Gerald. Gerald menghindar di detik terakhir, tetapi itu cukup untuk membuatnya kehilangan fokus dan membuka peluang bagi tim 1-D.

Sisa anggota kelas 1-B mencoba memberikan dukungan kepada Gerald, tetapi Licia dan Erica dengan cepat menahan mereka. Angin Licia menciptakan tekanan udara yang membuat lawan sulit bergerak, sementara Erica membekukan tanah di bawah mereka, membuat langkah mereka tergelincir.

Dengan koordinasi yang sempurna, Selena mengaktifkan mantra terakhirnya, menciptakan gelombang energi yang menetralkan semua serangan tim lawan.

"Kita akhiri ini!" Viana melompat maju dengan sihir petir yang menyelimuti tubuhnya, meluncurkan serangan terakhir ke arah Gerald. Petir itu menghantam dengan presisi, menjatuhkan Gerald dan menyegel kemenangan kelas 1-D.

Suasana di arena langsung pecah dengan sorak-sorai dari para penonton. Pertandingan yang berlangsung dengan intensitas tinggi akhirnya dimenangkan oleh kelas 1-D.

Viana berdiri di tengah lapangan, terengah-engah tetapi dengan senyum kemenangan di wajahnya. Ia menoleh ke arah timnya, yang juga tampak lelah tetapi puas dengan hasil yang mereka raih.

"Kita melakukannya," ujar Viana dengan suara pelan tetapi penuh rasa bangga.

Markus, Erica, Licia, dan Selena saling menatap dan mengangguk. Mereka tahu kemenangan ini adalah hasil kerja sama dan usaha keras mereka selama latihan.

Kelas 1-D resmi dinyatakan sebagai pemenang. Instruktur Edward, yang menyaksikan pertandingan itu dari tribun, tersenyum tipis. "Mereka punya potensi besar," gumamnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di bawah rindangnya pohon besar di taman akademi, Ferisu meregangkan tubuhnya yang tampak santai. Ia memejamkan mata sejenak, membiarkan angin sepoi-sepoi mengusap wajahnya. Suasana tenang di taman itu sangat kontras dengan gemuruh sorak-sorai di arena yang masih terdengar samar.

"Hanya pertarungan anak-anak," gumam Ferisu cukup pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki ringan terdengar mendekat. Erica muncul dari balik pepohonan dengan wajah yang sulit dibaca. Ia berdiri beberapa langkah di depan Ferisu, tangan terlipat di dada.

"Jadi, kau bahkan tidak tertarik menonton kemenangan tim kita sampai selesai?" ucap Erica dingin, nadanya penuh sindiran.

Ferisu membuka matanya perlahan dan melirik Erica dengan ekspresi malas. "Untuk apa? Hasilnya sudah bisa kutebak. Tidak ada yang mengejutkan."

Erica menghela napas, lalu duduk di atas bangku batu yang tidak jauh dari Ferisu. Ia menatapnya, matanya tampak berkilat marah, tetapi ia menahan diri untuk tidak meledak.

"Kau selalu seperti ini, Ferisu. Kenapa kau begitu malas? Apa kau benar-benar tidak peduli dengan semua ini?"

Ferisu tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap langit yang biru cerah di atas mereka. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berbicara, suaranya tenang tetapi sarat makna.

"Erica, apa menurutmu kemenangan itu segalanya?" tanyanya tanpa menoleh.

Erica tertegun. Pertanyaan itu, meskipun sederhana, membuatnya terdiam. "Tentu saja penting. Jika kita tidak berjuang untuk menang, apa gunanya kita berada di sini?"

Ferisu tertawa kecil, tetapi bukan dengan nada mengejek. Ia duduk lebih tegak dan menatap Erica. "Berjuang memang penting, tapi jika hanya untuk membuktikan sesuatu pada orang lain, bukankah itu melelahkan?"

Erica terdiam, tak tahu harus membalas apa. Kata-kata Ferisu itu entah kenapa terasa menusuk, seolah menyentuh sesuatu dalam dirinya yang selama ini ia abaikan.

"Sudahlah," lanjut Ferisu sambil berdiri. "Kalian sudah menang, itu yang terpenting, kan? Selamat."

Ia melangkah pergi dengan santai, meninggalkan Erica yang masih duduk dengan pikiran yang bercampur aduk.

Erica menatap punggung Ferisu yang menjauh, matanya memancarkan rasa penasaran yang lebih dalam.

Kenapa dia selalu berbicara seperti itu? Apa yang sebenarnya ia pikirkan? tanyanya dalam hati.

Hari itu, di bawah pohon di taman akademi, Ferisu kembali meninggalkan jejak misteri dalam pikiran salah satu orang terdekatnya.

1
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
yeahhh, akhirnyaa😆😆
Frando Wijaya
oke next Thor 😃
Nani Kurniasih
beyond the imagination
raja sihir gitu lho 🤩
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
awpkapwka😭
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
yeeahhh akhirnyaa😆😆
Didik Por
Biasa
Nani Kurniasih
rindu sama Laura tanpa sadar memperlakukan noa seperti ketemu Laura.
Nani Kurniasih
namanya apa ya.. putus asa kah viana karena kalah terus
Mizuki
Sekumtum bunga untuk Author
Mizuki
berapa kata bjir kok gak kerasa
Katsumi: 1-1,5k
total 1 replies
Mizuki
tiba-tiba udah ilang lagi aja masalah kontrak sucinya, padahal w pingin lihat penyelesaian masalahnya🗿
Katsumi: nda ada, sekali lewat aja itu kontrak
total 1 replies
Nani Kurniasih
keren banget sih MCnya
Nani Kurniasih
😄😄😄😄 alasan yg gazebo banget
Z Uli
calon heroine
Nani Kurniasih
latihan fisik dikitlah biar kakaknya anteng 😁
Nani Kurniasih
tetaplah kekuatannya jadi rahasia agar musuh jadi lengah
Nani Kurniasih
sebenernya gak mau repot sama hal yg remeh temeh. tapi klo ada masalah yg terlampau pelik baru dech MC yg maju
Nani Kurniasih
deg degan khan. emang sekece itu MC klo udah beraksi gak ada lawan 👍🏻
Nani Kurniasih
segitu gak pake kekuatan sihir ataupun roh. gimana klo pake ya.
Nani Kurniasih
tunjukan keahlianmu ferisu . ganbatte
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!