Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cokro Widjadja
Pagi ini, Weni dan kedua Orangtua nya sudah siap-siap untuk pergi jalan-jalan.
Weni menyewa mobil yang memang sering ia sewa.
"Sudah siap?" tanya Weni
"Sudah, ayo berangkat" jawab Ayah dengan menggandeng tangan Istri nya.
Weni menganggukan kepala dan langsung keluar dari Rumah.
Mereka akan berkeliling di Negara tersebut, baru setelah itu mereka akan makan siang di Restoran yang sudah di pesan oleh Weni.
"Kita akan jalan-jalan lebih dulu sebelum Bunda dan Ayah kembali ke tanah air" ucap Weni saat memasuki mobil.
"Iya-iya, Bunda ingin sekali tinggal disini tapi ya gimana lagi disana banyak kerjaan" balas Bunda Kirana lesu.
"Gak apa, Bun. Cukup do'a kan saja aku disini" ucap Weni memeluk Bunda nya sebentar.
"Kapan jalannya?" tanya Ayah santai.
Weni langsung cengengesan dan menghidupkan mesin mobil nya.
Weni melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang saja.
Ia akan membawa mereka ke menara yang fenomenal, Taman dan yang lainnya.
"Sayang , jalan kaki saja yuk?" ajak Bunda Kirana.
"Iyaa bentar Bun, aku parkir dulu" balas Weni.
Lalu Weni memarkirkan mobil nya, setelah itu mereka jalan kaki agar lebih seru.
Mereka berjalan-jalan dengan mencoba beberapa jajanan yang ada disana.
"Apa kamu sudah izin kerja, Nak?" tanya Ayah yang sedang menikmati makanan.
"Sudah Ayah, teman ku yang menggantikannya" jawab Weni.
Saat ini mereka sedang duduk di taman dengan menikmati makanan ringan.
"Syukurlah kalau begitu" ucap Ayah
"Apa kamu tidak lelah, Nak? Uang yang Ayah kirimkan cukup untuk biaya kamu disini?" tanya Bunda sendu.
"Bun, uang yang kalian kirimkan sangat cukup sekali, tetapi aku tidak ingin berleha-leha saja, aku ingin mandiri makannya aku nyari kerjaan" Jawab Weni lembut.
"Bunda tenang saja, aku bisa jaga diri dan kesehatan kok" ucap Weni kembali.
Bunda hanya bisa mengangguk pasrah dan menghela nafas.
Dia mengerti bahwa Weni tidak ingin merepotkan dirinya dan suami nya.
"Makan siang yuk, udah waktu nya makan siang" ajak Weni sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.
"Ayo, kita makan dimana?" tanya Bunda
"Aku sudah menyiapkan makan siang untuk kita, ayo" jawab Weni dengan antusias.
Ayah dan Bunda hanya mengikuti nya dengan patuh.
Mereka pergi dengan mobil nya, dan tidak terlalu jauh dari sana mereka kembali berhenti.
"Ayo, Ayah, Bunda" ajak Weni lembut
Lalu mereka langsung melangkahkan kaki nya masuk ke dalam Restoran.
Setelah itu, Weni mengajak mereka langsung ke lantai atas, karena Weni memang ingin suasana yang adem dan pemandangan indah.
"Sejuk sekali" gumam Weni dengan memandang ke arah jalan raya.
Setelah mereka memesan makanan, mereka kembali mengobrol dengan santai.
Hingga tak lama kemudian, datanglah makanan yang mereka pesan.
"Silahkan Tuan, Nyonya, Nona" ucap pelayan tersebut dengan sopan.
"Terimakasih, mbak" balas Weni
Pelayan tersebut menganggukan kepala dan kembali pergi dari sana.
Weni dan kedua Orangtua nya langsung saja melahap makan siang nya.
Tanpa mereka sadari, di meja yang tidak jauh dari sana ada satu keluarga yang sedang memperhatikan mereka.
"Setelah mereka selesai makan, kita samperin kesana" ucap Daddy Paris dengan tegas.
Ya keluarga tersebut adalah keluarga Anggara Tamara, mereka sengaja datang kesana karena ingin bertemu dengan Keluarga Weni.
"Ya ampun Daddy, lihat mereka rasanya aku ingin sekali memeluk nya dan mengucapka Terimakasih" ucap Yunita dengan sendu.
"Iyaa sabar ya, Mom. Kita akan menemui mereka bersama-sama" balas Daddy Paris
Anggara hanya diam dengan tatapannya terus saja memandang ke arah Weni yang sedang tersenyum bahagia dengan kedua Orangtua nya.
"Anggara" panggil Mommy
Anggara tetap saja tidak menanggapi nya, bahkan ia tersenyum tipis saat melihat wajah Weni yang seperti sedang kesal.
"Ya ampun anak ini" gerutu Daddy nya saat melihat tatapan sang Putra yang tertuju kemana.
Mommy Yunita langsung saja melihat ke arah mana sang Putra menatap.
"Anggara" panggil Mommy Yunita dengan menepuk tangan sang Putra.
"Ada apa sih, Mom?" tanya Anggara dengan kesal.
"Kamu kenapa sih? Dari tadi Mommy panggil kamu" gerutu Mommy Yunita dengan kesal.
"Emmm, ada apa ya Mom?" tanya Anggara dengan salah tingkah.
"Ayo kesana" ajak Daddy Paris.
Lalu mereka berjalan ke arah dimana keluarga Weni berada.
Asisten Rega pun hanya bisa mengikuti mereka dari belakang.
"Tuan, Nyonya" sapa Paris dengan pura-pura terkejut.
"Maaf kalian siapa?" tanya Ayah Cokro bingung.
"Tuan , apa kalian melupakan kami. Kami adalah Orang yang kalian tolong sekitar 25 tahun yang lalu" jawab Daddy Paris
"Ohh silahkan duduk dulu, biar ngobrol nya enak" ucap Bunda dengan lembut.
Anggara, Mommy dan Daddy nya pun duduk disana. Sedangkan Rega, dia langsung menyuruh sang manager Restoran menutup jalan ke atas.
"Ohh iya aku ingat, kamu kan yang nolongin Istri ku waktu itu?" tanya Ayah Cokro
"Benar Tuan, kemana saja anda selama ini? Saya dengar kalian telah menghilang bahkan saat itu ada berita bahwa kalian telah meninggal" ucap Daddy Paris.
"Sebentar, bukankah anda Tuan Muda Anggara dari TR Group kan?" tanya Weni bingung.
"Iyaa" jawab Anggara tersenyum.
"Jadi kalian adalah pembisnis hebat itu" ucap Ayah Cokro
"Kami tidak akan seperti ini jika bukan karena bantuan kalian, bahkan modal pertama nya ini dari kalian" balas Mommy Yunita ramah.
"Benar Tuan, kami juga tidak akan melupakan semua ini" ucap Daddy Paris.
Weni menatap mereka dengan bingung, lalu ia menatap wajah sang Ayah.
Ayah Cokro langsung menghela nafas nya.
"Ayah akan ceritakan semua nya" ucap Ayah yang seolah tahu arti tatapan sang Putri.
-FlashBack
Cokro Widjadja, dia adalah pembisnis yang sangat terkenal dan juga hebat.
Banyak perusahaan yang ingin bekerja sama dengan dia.
Bahkan anak perusahaannya ada dimana-mana, mau di dalam ataupun luar negeri.
Bukan hanya kehebatannya saja yang terkenal, bahkan ke baikan dan ke dermawananya yang terkenal.
Hingga suatu hari, ada pembisnis yang merasa tersaingi dan ingin menjatuhkan perusahaan Widjadja Group.
Setelah beberapa kali kalah dan gagal, akhirnya pesaing itu pun berhasil dan meruntuhkan semua perusahaan Widjadja Group.
Tetapi mereka salah, Widjadja tidak runtuh ataupun bangkrut, tetapi berganti nama dan malahan semakin berkembang.
Tetapi Cokro dan keluarga nya tidak muncul ke permukaan, hanya orang kepercayaan nya saja yang bermain.
-FlashNow
"Ja jadi Ayah dan Bunda bukan dari keluarga sederhana?" tanya Weni dengan kaget.
"Bukan, Nak. Maafkan Ayah yang menyembunyikan semua nya dari kamu, karena ini semua demi keselamatan kita semua" jawab Ayah Cokro dengan tegas.
"Dan apa nama perusahaan itu?" tanya Anggara yang sejak tadi diam.
"The'W Grop" jawab Ayah Cokro
"Jadi itu adalah perusahaan Ayah?" tanya Weni.
"Ya, dan akan menjadi milik mu" jawab Ayah dengan lembut.
"Tapi aku mohon, kalian jangan sampai bocorkan ini pada siapapun" pinta Ayah dan di angguki oleh Bunda Kirana.
"Baik" balas Mereka serempak.
Weni menatap Ayah dan Bunda nya dengan tatapan yang kaget dan juga tidak percaya.
Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Ayah nya adalah pemilik perusahaan besar.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat