Nanda Afrilya adalah seorang gadis yang berusia 21 tahun yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Ia terpaksa menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya sebagai bayaran pada orang kaya yang telah memberikan hunian baru pada warga panti karena panti asuhan tempatnya dibesarkan telah digusur.
Ia pikir dengan menikah, ia akan meraih kebahagiaan, namun yang terjadi justru sebaliknya. Hidupnya yang sejak kecil sudah rumit, malah makin rumit sebab ternyata ia merupakan istri kedua dari laki-laki yang telah menikahinya tersebut.
Lalu bagaimanakah ia menjalani kehidupan rumah tangganya sedangkan ia hanyalah seorang istri yang tak diinginkan?
Mampukah ia bertahan?
Atau ia memilih melepaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.33 Donat
Waktu terus bergulir, tak terasa pernikahan Nanda dan Gathan telah memasuki 3 bulan. Bahkan kedekatan mereka makin terlihat jelas dan nyata, membuat hati Freya makin meradang dibuatnya.
Belum lagi sikap mertuanya yang sangat perhatian dan menyayangi Nanda, tak dinyana membuat bara iri dengki makin berkobar hebat. Kadang Freya berfikir, apa kelebihan Nanda hingga semua orang bisa dengan cepat menyayanginya, namun ia tidak menemukan satu kelebihan apapun. Bahkan ia tidak pernah mengakui kecantikan Nanda hanya karena Nanda yang lebih gemar berpenampilan sederhana dan tidak mencolok apalagi seksi.
Berbagai cara sudah Freya tempuh untuk menggoda Gathan, tapi sedikit pun ia tidak pernah terpancing apalagi terbakar hasratnya membuatnya berpikir apakah mungkin suaminya itu menyukai sesama jenis?
Gathan baru saja masuk ke kamar setelah selesai mengerjakan beberapa pekerjaannya yang ia bawa ke rumah. Ia pun bergegas masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah itu ia berganti pakaian dengan pakaian tidur yang lebih nyaman. Bila lelaki lain senang tidur tanpa memakai pakaian, maka tidak dengan Gathan. Ia justru memakai pakaian lengkap. Hal ini juga yang membuat Freya makin berpikir kalau sepertinya Gathan sebenarnya risih tidur satu ranjang dengannya. Tapi ia tidak bisa menolak sebab sejak awal Freya lah yang memohon agar mereka tidak pisah ranjang. Ia melakukan itu berharap Gathan terbiasa akan keberadaannya dan kalau-kalau saja suatu hari Gathan khilaf dan mengajaknya berhubungan layaknya suami istri. Namun hingga satu tahun ini, Gathan tak kunjung juga menyentuhnya. Jangankan berhubungan badan, memeluk atau mencium pun semua harus atas inisiatif dirinya sendiri. Dan satu lagi, Gathan selalu menolak bila ia ingin mencium bibirnya seolah bila bibir mereka bersentuhan akan membuat bibir Gathan ternoda.
'Apakah bibirku ini najis?' gumam Freya dalam hati.
Kadang kala Freya rasanya ingin meninggalkan Gathan karena pria itu tak pernah menganggapnya ada, tapi ia belum rela. Sungguh. Apalagi kelangsungan hidupnya sangat bergantung dengan aliran dana dari Gathan. Bisa-bisa ayahnya murka bila ia melepaskan ladang emas milik mereka.
Gathan telah membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Seperti biasanya, ia selalu tidur dengan membelakangi Freya. Terlihat kejam memang tapi mau bagaimana lagi, tak pernah ada cinta darinya untuk wanita yang telah menyandang status sebagai istrinya sejak 1 tahun yang lalu itu. Ia sudah berusaha membuka hatinya untuk Freya, jauh sebelum kehadiran Nanda, tapi rasa itu tak pernah hadir.
Pernah juga Gathan mencoba untuk menyentuh Freya dan memberikannya nafkah batin yang memang sudah sewajibnya ia beri, tapi ia tak sanggup. Jangankan bergairah, hasratnya saja tidak bisa menyala walaupun hanya sedikit. Ia justru merasakan ketidaknyamanan saat bersama Freya. Akhirnya, ia memilih menyerah dan meminta maaf pada Freya sebab ia tidak bisa memberikan nafkah batin seperti yang ia minta. Namun untuk hal yang lain, ia akan berusaha memenuhinya.
Malam ini, Gathan tak bisa memejamkan matanya. Ingatannya justru berkelana pada wajah cantik Nanda. Apalagi akhir-akhir ini hubungan mereka kian dekat. Tak dapat ditampik, ada perasaan nyaman dan berdebar setiap mereka berdekatan. Bahkan kini mereka mulai sering melakukan kontak fisik walaupun belum sampai ke hal yang intim.
Seperti halnya yang barusan ia alami di ruang kerja. Ia sampai bingung dengan dirinya sendiri, mengapa ia bisa begitu mudahnya melakukan kontak fisik dengan Nanda, sedangkan dengan Freya yang sudah menemaninya selama satu tahun, ia tidak pernah mengalaminya.
Flashback on
tok ... tok ... tok ...
Tak lama kemudian, terdengar suara handle pintu dibuka. Dari baliknya, muncul sosok Nanda dengan wajah polosnya sambil memegang sebuah nampan yang sudah dapat Gathan pastikan itu adalah teh dan sepiring camilan. Semenjak menikah dengan Nanda, hidup Gathan memang lebih berwarna. Ia merasa begitu diperhatikan dan dipedulikan. Apa-apa serba dilayani, membuatnya begitu bahagia.
"Mas, ini teh dan camilannya." ujar Nanda seraya menyimpan secangkir teh dan sepiring camilan donat kentang di atas meja.
Gathan yang sedang duduk di kursi kebesarannya pun segera beranjak menuju sofa dimana Nanda menghidangkan teh dan donat itu.
Baru saja Nanda ingin mendudukkan bokongnya di sofa yang tak jauh dari posisi Gathan, Gathan justru langsung menarik tangan Nanda hingga kini ia sudah terduduk di atas pangkuan Gathan.
"Mas." pekik Nanda terkejut karena Gathan menariknya secara tiba-tiba.
Gathan tersenyum simpul melihat ekspresi Nanda dan langsung memeluknya dari samping membuat jantung keduanya berdebar kencang.
Semenjak adegan ciuman tempo hari, ia sepertinya semakin kecanduan untuk menyesap, memagut, dan *****@* bibir tipis Nanda yang selalu tampak menggoda.
Dan begitu pula kali ini, ia menarik tengkuk Nanda dan menyatukan bibir mereka dengan mesra. Dilum@tnya bibir itu dengan lembut tapi sedikit menuntut hingga sebuah erangan kecil lolos dari bibir Nanda. Setelah beberapa saat, barulah ia menghentikan aksinya karena mereka berdua butuh pasokan oksigen untuk bernafas.
Begitu ciuman terlepas, dipeluknya tubuh kecil itu dengan mesra sambil menghirup aroma tubuh Nanda yang sangat lembut namun cukup menggairahkan.
"Mas, minum tehnya, entar dingin lho!" tukas Nanda mengingatkan. Lalu Nanda meraih teh itu dan menyodorkannya ke bibir Gathan. Gathan pun menurut dan menyesap teh itu sedikit demi sedikit.
Lalu tangan Gathan meraih teh ditangan Nanda dan kini gantian, ia yang menyodorkan teh itu ke bibir Nanda.
"Minum." titahnya datar tapi lembut.
"Nggak usah mas, makasih. Kalau Nanda mau entar Nanda buat lagi aja. Yang ini kan buat mas." tolaknya halus seraya tersenyum manis.
"Aku tidak menerima penolakan, Nda. Ayo minum!" titahnya tidak terima penolakan.
Patuh, Nanda pun menyesap teh itu perlahan dengan sorot mata terpaku pada netra Gathan yang tengah menatapnya intense.
"Mas kok liatin Nanda kayak gitu, sih?" sergah Nanda dengan bibir mengerucut.
"Memang kenapa?" tanya Gathan heran.
"Malu." cicit Nanda singkat dengan wajah tertunduk.
"Donat." ucapnya membuat Nanda langsung meraih sebuah donat dan menyodorkannya ke mulut Gathan. Tapi Gathan justru mengambilnya dan menyodorkannya ke mulut Nanda hingga membuat Nanda terpaksa menganga untuk menerima suapan dari suaminya itu. Belum sempat Nanda mengigit donat itu, bibir Gathan sudah maju lebih dulu meraup donat yang tidak masuk ke dalam mulutnya membuat Nanda membelalakkan matanya.
Gathan mengunyah donat itu dengan santai, tapi tidak dengan Nanda yang justru mematung dengan donat yang masih berada di dalam mulutnya membuat Gathan terkekeh pelan.
Kesal ditertawakan, Nanda sontak memukul gemas dada Gathan. Bukannya kesakitan, Gathan justru makin tergelak dengan tingkah menggemaskan Nanda.
Flashback off
Tanpa sadar, Gathan terkekeh sendiri mengingat tingkah konyolnya tadi. Ia benar-benar tidak menyangka bisa berbuat hal demikian.
Hal itu sontak saja membuat Freya yang memang belum tertidur, sontak terkejut. Dalam hati, Freya bertanya-tanya, hal apa yang terjadi hari ini sehingga Gathan tampak begitu bahagia bahkan sampai tertawa sendiri seperti ini. Ia harap, hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan keberadaan Nanda di rumah ini. Bila itu benar karena dia, tentu keberadaannya akan semakin terancam dan membahayakan. Ia harus bertindak secepatnya.
...***...
...Happy reading 🥰🙏💪...