MY CEO MY HUSBAND

Karina sengaja mengantar mereka sampai masuk kedalam kamar pengantin agar salah satu dari mereka tak bisa kabur. Setelah memastikan pasangan Suami - Istri yang baru sah tadi pagi masuk kedalam kamar pengantin yang luas itu, Karina langsung mengunci mereka dari luar. Kamar hotel yang satu ini memang lain dari pada yang lain karena Karina memang sengaja memesan kamar khusus untuk mereka dan harganya juga fantastis.

David yang berniat pergi terkejut saat ia melihat pintu tak bisa terbuka. Ia mencoba beberapa kali untuk membuka pintu tersebut agar bisa terbuka tapi tak berhasil. David mendengus kesal dan memanggil - manggil nama Maminya sedari tadi. Tapi tak ada jawaban juga dari Maminya itu.

"Ini pasti kerjaan, Mami. Huh!" Gumamnya kesal.

Sedangkan Davina ia langsung masuk kedalam kamar mandi dan belum mengetahui situasi di kamar hotel itu lalu mulai membersihkan dirinya. Tapi karena terburu - buru, ia lupa kalau tidak membawa baju tidurnya kedalam kamar mandi.

"Aduh, mana nggak ada bathrobe lagi," pekik Davina setelah mengeringkan seluruh badannnya. Dengan terpaksa Davina hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya.

Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari pada mati kedinginan, ia berharap David sudah keluar dari kamar karena sebelum pergi ke kamar mandi, David bilang akan langsung pergi.

Ceklek!

"Aaaaaaagghhhh....!" Teriak Davina.

"Berisik, Keong!" Ujar David yang berjalan mendekati Davina.

Davina yang takut akan kedatangan David langsung masuk kedalam kamar mandi lagi.

"Heh, Keong! Kenapa kamu masuk lagi! Aku juga mau mandi!" Teriak David kesal.

"Se... sebentar Kancil!" Sahut Davina. Ia mulai mengatur debaran jantungnya yang berdetak cepat sedari tadi karena malu jika ia akan keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk saja.

****

Karina yang kini sedang bersama dengan Suaminya di dalam kamar hotel yang bersebelahan dengan kamar David dan Davina, sedang tersenyum bahagia karena rencananya malam ini pasti akan berhasil. Walaupun baru berhasil 50 persen, tapi setidaknya ia bisa memastikan jika malam ini Putra dan Menantunya itu akan tidur sekamar di malam pertama mereka.

"Mi, kenapa kamu senyum - senyum sediri sedari tadi?" tanya Leon yang ingin tahu karena Istrinya itu sejak masuk ke dalam kamar tak henti - hentinya ia melihat Istrinya tersenyum bahkan kadang tertawa seperti sedang membayangkan sesuatu.

"Mami sedang bahagia karena rencana Mami pasti akan berhasil," jawab Karina yang berhadapan dengan Suaminya.

"Rencana apa, Mi?" tanya Leon bingung.

"Mengurung David dan Davina malam ini di kamar pengantin mereka dan Mami hanya memberikan satu lingerie buat Davina dan satu celana boxer buat David dan Mami juga menyita ponsel mereka berdua agar tak bisa meminta tolong kepada siapapun untuk malam ini," ujar Karina sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Suaminya itu.

Leon yang mendengar rencana Istrinya tersebut begitu terkejut dan tak percaya, karena Istrinya yang terlihat begitu kalem dan baik ini tiba - tiba bisa menjadi usil dengan mengerjai menantunya dan Putranya sendiri.

"Mami sangat yakin sekali, Pi. Kalau rencana kita ingin memiliki cucu pasti akan segera terwujud," gumam Karina yang masih tersenyum penuh arti.

"Semoga aja ya, Mi. Rencana Mami akan berhasil, karena Papi tak akan pernah percaya kalau mereka akan melangkah sejauh itu, apalagi mereka baru beberapa kali bertemu" ujar Leon berpendapat.

"Kok Papi bisa bicara seperti itu, sih. Mami jadi pesimis nih,"

"Papi hanya berpendapat, Mi."

Di samping itu Davina yang tak tahan dan terlalu lama di dalam kamar mandi hanya dengan balutan handuk saja memutuskan untuk keluar dari dalam kamar mandi dan lanhsung mencari baju tidur dan memakainya. Seingatnya mertuanya itu mengatakan kalau ia meletakkan baju tidur Davina ada di dalam lemari.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka.

Davina langsung berteriak meminta David agar segera masuk kedalam kamar mandi, karena tubuhya sudah gerah.

Davidpun menurut dan langsung masuk kedalam kamar mandi karena tubuhnya sudah merasa gerah juga.

Setelah melihat David sudah masuk kedalam kamar mandi, Davina berjalan mendekati lemari dan membuka lemari tersebut.

Matanya seketika membulat saat ia hanya melihat lingerie yang mertuanya pilihkan waktu mereka pergi ke mall kemarin. Davina mencoba memeriksa kembali isi dalam lemari tapi ia hanya menemukan satu set lingerie warna merah dan sebuah celana boxer. Tak ada baju tidur yang ia bawa tadi pagi ataupun baju kaos dan hotpants.

"Aduh, masa aku harus pakai baju seperti saringan tahu begini sih, pasti bakalan kedinginan nih nanti malam."

Karena memang ia tak tahan dengan suhu AC yang dingin. Davina yang ingin menelepon dan meminta bantuan dari Venus. Tapi dirinya baru teringat dengan ponselnya yang sedari tadi sore ia titipkan kepada mertuanya itu.

Sampai David baru keluar dari kamar mandi, Davina masih termangu di depan lemari untuk memikirkan cara lain agar ia tak perlu menggunakan lingerie merah itu.

"Kancil...!" Panggil Davina tanpa menoleh ke arah David karena ia tahu pasti saat David keluar dari kamar mandi pasti hanya menggunakan handuk saja di bagian bawah tubuhnya karena waktu tadi David masuk kedalam kamar mandi ia tidak melihat David membawa baju atau pun celanya itu.

"Kenapa, Keong?" jawab David sambil menggosokkan rambutnya menggunakan handuk kecil.

"Pinjam ponselmu." pinta Davina.

"Buat apa?" tanya David balik.

"Buat telepon lah, emang buat apa lagi?" jawab Davina kesal.

"Bukannya kamu juga punya ponsel sendiri yah, kenapa harus pinjam punyaku," tanya David sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Huft, menyebalkan!" Gerutu Davina dalam hati.

Bersambung...

Jangan lupa untuk like, komen, vote dan hadiahnya.