Delvia tak pernah menyangka, semua kebaikan Dikta Diwangkara akan menjadi belenggu baginya. Pria yang telah menjadi adik iparnya itu justru menyimpan perasaan terlarang padanya. Delvia mencoba abai, namun Dikta semakin berani menunjukkan rasa cintanya. Suatu hari, Wira Diwangkara yang merupakan suami Delvia mengetahui perasaan adiknya pada sang istri. Perselisihan kakak beradik itupun tak terhindarkan. Namun karena suatu alasan, Dikta berpura-pura telah melupakan Delvia dan membayar seorang wanita untuk menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak cocok
Perjodohan konyol yang Delvia pikir hanya sebuah lelucon rupanya berdampak serius. Maya kerap meneror Delvia, meminta sang putri untuk melakukan pertemuan bersama Wira. Mengiyakan permintaan Maya adalah sebuah tuntutan, demi menyenangkan hati sang ibu, Delvia terpaksa bertemu dengan Wira, atau lebih tepatnya pertemuan yang sudah di atur oleh dua orang ibu yang berharap menjadi besan.
“Delvia,” panggil Wira seraya mengangkat tangan saat melihat Delvia masuk ke dalam cafe tempat mereka bertemu.
Delvia menghampiri Wira, dia lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan Wira. “Maaf saya telat mas, tadi banyak sekali pekerjaan di butik,” ucap Delvia sopan.
“Tidak masalah,” Wira menyahut dengan seulas senyum.
“Masalah perjodohan ini, saya kira kita harus segera memberi tahu orang tua kita kalau kita tidak cocok mas,” Delvia berbicara langsung pada intinya. “Kita sama-sama sibuk, akan sangat merepotkan jika harus bertemu secara mendadak begini.”
“Ya, saya juga setuju. Nanti saya akan bicara pada mommy saya,” sebagaimana Delvia, Wira pun tak ingin perjodohan ini mengganggu pekerjaannya.
“Terima kasih mas, saya juga akan bicara pada mama saya,” ujar Delvia seraya tersenyum lega karena Wira bisa di ajak bekerja sama. Delvia lalu memeriksa jam tangannya, dia memiliki pertemuan dengan client beberapa menit lagi. “Maaf mas saya harus pergi, saya ada janji dengan client.”
“Silahkan, saya juga ada janji dengan seseorang!”
Setelah pamit, Delvia segera meninggalkan cafe tanpa memesan apapun di sana.
Masalah perjodohan selesai, pertemuan dengan client juga berjalan lancar. Delvia merasa lega, karena satu persatu kekhawatirannya mulai teratasi.
Namun dia terlalu bereuforia, baru beberapa menit dia menghela nafas lega, tiba-tiba asisten rumah tangganya menghubunginya, mengabari jika kedua orang tuanya kembali bertengkar dan Maya histeris. Tanpa pikir panjang Delvia segera pulang, takut terjadi sesuatu yang buruk pada ibunya, mengingat psikis Maya yang tidak stabil akhir-akhir ini.
Rumah bak kapal pecah, serpihan kaca berserakan di mana-mana, beberapa vas bunga serta lukisan telah hancur berkeping-keping, sama seperti hati Delvia yang remuk redam menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya. “Cukup!” teriak Delvia seraya menatap kedua orang tuanya secara bergantian. “Cukup rumah tangga kalian yang hancur, tolong jangan robohkan rumah ini juga!”
“Via, ayahmu menghamili wanita jalang itu,” adu Maya di tengah isak tangisnya.
Delvia menatap ayahnya dengan nanar. “Benar begitu yah?”
“Ya.” Jawab Benny Burnama singkat, pria yang tak lagi muda itu tampak tak menyesali perbuatannya.
Pengakuan Benny meluluh lantakan hati Delvia, dia merasa di khianati oleh pria yang awalnya sangat dia banggakan. Sepertinya di dalam hidupnya, Delvia tak memiliki siapapun yang bisa di percaya. “Ceraikan mama dan silahkan pergi dari rumah ini. Aku tidak ingin melihat wajah ayah lagi!”
“Mamamu menolak bercerai,” jawab Benny seraya menatap istrinya.
“Apa lagi yang mama harapkan? Ayah sudah tidak mencintai mama lagi. Lepaskan mah, sebelum mama terluka lebih dalam lagi!”
Maya terisak, wanita paruh baya itu terkulai lemas di lantai. Pernikahan yang dia pertahankan selama puluhan tahun harus berakhir dengan tragis.
“Mama setuju untuk bercerai, silahkan ayah keluar dari rumah ini. Mulai hari ini kita tak memiliki hubungan apapun!” Delvia mewakili Maya untuk mengambil keputusan, dia benar-benar muak dengan semuanya. Dia tak tahan lagi melihat kedua orang tuanya bertengkar dan saling menyakiti.
Delvia menghela nafas panjang, setelah merasa lebih tenang dia menghampiri Maya, membantu sang mama untuk berdiri dan memapahnya ke kamar. “Istirahatlah mah,” ucap Delvia lembut. Setelah membaringkan tubuh Maya dan menyelimutinya, Delvia bergegas keluar dari kamar Maya, dia juga butuh waktu untuk menenangkan diri.
Sementara di tempat lain, Wira berkunjung ke rumah orang tuanya, dia ingin membahas masalah perjodohan antara dirinya dan Delvia.
“Anak mommy yang ganteng akhirnya pulang juga. Sudah lama sekali kamu tidak pernah berkunjung ke rumah,” Amaranila begitu senang melihat putra sulungnya datang.
“Anakmu itu orang sibuk, jangan terlalu sering menyuruhnya pulang,” sahut Diwangkara seraya melipat koran dan meletakkannya di meja.
“Menjadi orang sibuk itu bagus, tapi juga harus ingat pulang mas!”
“Duduklah! Pasti ada sesuatu yang penting,” Diwangkara begitu memahami sifat anak sulungnya, Wira tidak mungkin datang tiba-tiba jika tidak ada sesuatu yang serius.
Wira mengangguk, dia lalu mendaratkan bokongnya di sofa. “Mom, Wira tidak bisa melanjutkan perjodohan yang mommy atur, kami sama sekali tidak cocok!” kata Wira tanpa basa-basi.
“Tidak cocok? Kenapa? Delvia cantik dan baik, dia juga punya butik yang cukup terkenal, padahal usianya masih muda,” cecar Nila.
“Delvia memang cantik mom, tapi kami tidak cocok!”
“Apa kamu sudah memiliki seseorang yang kamu sukai?” tanya Diwangkara memastikan
Wira menggeleng lemah. “Belum.”
“Usiamu sudah 33 tahun Wira, kamu harus segera menikah sebelum mommy dan daddy meninggal!”
“Jangan bicara seperti itu mom, aku hanya tidak ingin memiliki hubungan dengan orang yang tidak cocok denganku!”
Amaranila menatap putranya dengan sorot menyelidik. “Kamu normal kan? Kamu menolak Delvia padahal kamu tidak memiliki pacar. Mommy curiga jangan-jangan kamu belok?”
“Mommy jangan aneh-aneh deh,” Wira tampak gusar. “Pokoknya aku belum mau menikah!”
Ry dukung Dikta tunggu jandanya Delvi
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Dikta yg sll ada buat Dy
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Dikta yg sll ada bersamanya bkn suaminya
Lagian suaminya sibuk selingkuh sesama jenis
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Suami mana peduli
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Devi di datangi pelakor yg merebut ayah nya lagi
Om ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
jangan sampai Dikta terjerat oleh Hera
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Om ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan