NovelToon NovelToon
TOMO - SLICE OF LIFE

TOMO - SLICE OF LIFE

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: J18

Tomo adalah seorang anak yang penuh dengan imajinasi liar dan semangat tinggi. Setiap hari baginya adalah petualangan yang seru, dari sekadar menjalankan tugas sederhana seperti membeli susu hingga bersaing dalam lomba makan yang konyol bersama teman-temannya di sekolah. Tomo sering kali terjebak dalam situasi yang penuh komedi, namun dari setiap kekacauan yang ia alami, selalu ada pelajaran kehidupan yang berharga. Di sekolah, Tomo bersama teman-temannya seperti Sari, Arif, dan Lina, terlibat dalam berbagai aktivitas yang mengundang tawa. Mulai dari pelajaran matematika yang membosankan hingga pelajaran seni yang penuh warna, mereka selalu berhasil membuat suasana kelas menjadi hidup dengan kekonyolan dan kreativitas yang absurd. Meski sering kali terlihat ceroboh dan kekanak-kanakan, Tomo dan teman-temannya selalu menunjukkan bagaimana persahabatan dan kebahagiaan kecil bisa membuat hidup lebih berwarna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebingungan di Kelas Seni

Persiapan Kelas Seni

Pagi itu di sekolah Tomo terasa penuh semangat. Setiap siswa terlihat bersemangat karena hari ini adalah hari kelas seni, salah satu pelajaran favorit mereka. Ruang kelas telah diubah menjadi studio seni sementara, dengan meja-meja yang disusun rapi dan dinding yang dihiasi dengan karya seni dari tahun-tahun sebelumnya.

Tomo, Lina, Sari, dan Arif berkumpul di meja mereka, mata mereka berbinar-binar saat melihat berbagai peralatan seni yang telah disiapkan. Cat, kuas, palet warna, dan kanvas besar mengisi meja mereka, siap untuk dipakai.

“Wow, lihat semua peralatan ini!” seru Tomo, mengamati setiap item dengan penuh antusiasme. “Kita bisa bikin karya seni yang super keren hari ini!”

Lina memilih warna-warna cat dengan hati-hati. “Oke, jadi tema kita hari ini adalah ‘Liburan Musim Panas’. Kita harus membuat sesuatu yang menggambarkan liburan musim panas dengan cara yang paling kreatif.”

Sari, yang sudah mulai menggambar sketsa kasar, berkata dengan penuh semangat, “Bagaimana kalau kita buat gambar pantai dengan semua aktivitas musim panas? Aku bisa gambar matahari terbenam di latar belakang. Aku membayangkan pantai yang cerah dan penuh warna.”

Arif, yang tengah mempersiapkan cat biru, menambahkan, “Bagus! Aku akan gambar orang-orang yang berselancar di laut. Aku selalu ingin menggambar ombak yang menggelora!”

Tomo dengan ceria mengatakan, “Dan aku akan menggambar pohon kelapa dengan buahnya yang melimpah. Kita bisa membuat gambar pantai yang sangat hidup!”

Ibu Anita, guru seni mereka, dengan senyum lebar mendekati meja mereka. “Bagaimana, kalian siap untuk proyek hari ini? Ingat, kreativitas adalah kunci!”

Tomo memandang Ibu Anita dengan wajah penuh semangat. “Kami siap, Bu! Kami akan menciptakan karya seni yang membuat semua orang terkesima!”

Ibu Anita mengangguk dengan puas. “Bagus sekali! Jangan lupa untuk bekerja sama dan saling membantu. Aku yakin kalian bisa membuat sesuatu yang luar biasa.”

Dengan semangat tinggi, mereka mulai bekerja, tapi tidak lama kemudian, mereka mengalami kekacauan yang tidak terduga.

Kegagalan Kreatif

Saat proyek seni dimulai, kegembiraan mereka segera berubah menjadi kekacauan. Tomo, yang terlalu bersemangat, tanpa sengaja menumpahkan cat hijau ke seluruh meja.

“Eh, hati-hati, Tomo!” teriak Lina, melirik cat biru miliknya yang tertutup cat hijau. “Itu catku! Sekarang seluruh meja jadi hijau!”

“Oops, maaf!” kata Tomo, menggosok-gosok tangannya yang penuh cat. “Aku kira aku bisa membuat pohon kelapa yang lebih hidup. Aku terlalu bersemangat.”

Sari, yang sedang menggambar matahari terbenam, merasa frustrasi saat Tomo menjatuhkan kuasnya ke gambar matahari terbenamnya. “Hati-hati dong, Tomo! Aku sudah hampir selesai dengan matahari ini!”

Arif, yang berusaha menggambar ombak laut, merasa bingung karena catnya terlalu encer. “Kenapa ombakku malah terlihat seperti jellyfish?” tanya Arif sambil menunjukkan gambar ombaknya yang tampak seperti makhluk laut aneh.

Lina melihat karya mereka yang semakin kacau dan mulai tertawa terbahak-bahak. “Ini bukan pantai lagi, ini galeri seni abstrak!”

Ibu Anita kembali mendekati meja mereka untuk memeriksa kemajuan. Melihat kekacauan yang terjadi, dia mencoba menahan tawanya. “Wah, sepertinya kalian sangat kreatif hari ini.”

“Kreatif?” kata Tomo dengan wajah memelas. “Kalau begini caranya, kita bakal punya pantai yang penuh warna dan sangat aneh!”

Ibu Anita mencoba memberikan dorongan semangat. “Jangan khawatir. Kalian masih punya waktu. Mungkin hasilnya akan lebih unik dari yang kalian bayangkan.”

Kesalahan yang Menggelikan

Ketika waktu hampir habis, mereka mencoba memperbaiki kekacauan yang ada. Namun, usaha mereka untuk memperbaiki karya seni malah berujung pada situasi yang lebih konyol.

“Jadi, kita sudah menyelesaikan ‘pantai’ kita, dan sekarang saatnya menambahkan beberapa detail kecil,” kata Lina sambil mencoba menyelamatkan gambar yang sempat rusak. “Kita butuh beberapa ikan di laut.”

Sari menggambar beberapa ikan kecil dengan semangat, tapi saat dia sangat fokus, tanpa sengaja membuat beberapa ikan terlihat seperti monster laut dengan mata besar dan mulut menganga. “Eh, ini ikan-ikan monster dari film sci-fi!”

“Ya, setidaknya ikan-ikan ini bisa jadi daya tarik utama!” balas Sari dengan penuh percaya diri sambil tertawa.

Tomo yang berusaha memperbaiki gambar pohon kelapa, akhirnya membuat pohon tersebut terlihat seperti cakar besar yang menempel di pantai. “Oke, ini jelas bukan pohon kelapa biasa. Ini pohon kelapa raksasa yang siap menaklukkan dunia!”

Arif mencoba menggambar gelombang laut yang realistis, tetapi cat yang digunakannya terlalu encer sehingga ombaknya terlihat lebih mirip bantal yang lembut. “Karya seni kita hari ini benar-benar luar biasa! Ini seperti bantal pantai raksasa!”

Ketika Ibu Anita kembali memeriksa, dia tidak bisa menahan tawanya. “Karya seni kalian sangat unik. Aku rasa ini adalah seni modern yang akan dikenang.”

Presentasi Karya Seni

Akhirnya, waktu presentasi tiba. Semua kelompok mulai memamerkan hasil karya mereka. Ketika giliran Tomo dan teman-temannya tiba, mereka dengan bangga membawa karya seni mereka yang penuh warna dan kegilaan.

“Ini dia hasil karya kami!” seru Tomo dengan semangat, sambil mengarahkan perhatian semua orang ke karya seni mereka yang penuh dengan ikan-ikan monster dan pohon kelapa cakar. “Kami telah menciptakan pantai yang paling berbeda!”

Semua teman sekelas melihat dengan heran. Beberapa mulai tertawa melihat karya seni yang begitu unik dan absurd.

“Wah, ini pasti pantai yang paling berbeda yang pernah aku lihat!” kata salah satu teman sekelas sambil tertawa.

Lina mengangkat bahu sambil tersenyum. “Setidaknya kami telah berusaha keras untuk membuat sesuatu yang berbeda. Ini adalah pantai yang tidak akan pernah kalian lupakan!”

Sari menambahkan, “Dan kami pasti memberikan kenangan lucu kepada semua orang!”

Ketika presentasi selesai, Ibu Anita memberikan pujian kepada setiap kelompok. “Kalian semua telah bekerja dengan sangat kreatif. Terima kasih atas usaha dan semangat kalian. Ini adalah contoh sempurna bagaimana seni bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur.”

Momen Penutup

Setelah kelas seni selesai, Tomo, Lina, Sari, dan Arif duduk bersama di kantin untuk makan siang. Mereka masih membahas karya seni mereka yang absurd dengan penuh tawa.

“Jadi, hari ini kita benar-benar menjadi artis,” kata Tomo sambil menikmati sandwichnya. “Dan karya seni kita jadi yang paling berbeda dari yang lain.”

“Ya, dan kita punya cerita lucu tentang ikan monster dan pohon kelapa raksasa,” jawab Lina sambil tertawa. “Aku rasa ini jadi momen terbaik di kelas seni.”

Arif mengambil potongan terakhir dari makanannya. “Aku yakin tidak ada orang lain yang akan membuat karya seni seperti kita. Ini pasti jadi kenangan yang luar biasa!”

Sari mengangguk. “Dan itu yang membuatnya istimewa. Kami punya kenangan yang akan selalu membuat kami tersenyum.”

Mereka semua tertawa dan menikmati makanan mereka sambil membicarakan rencana-rencana gila untuk proyek seni berikutnya. Hari ini adalah contoh nyata bahwa terkadang kekacauan dan kegilaan bisa menjadi bagian terbaik dari pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan.

Diskusi di Rumah

Saat pulang ke rumah, Tomo masih tidak bisa berhenti tertawa mengenang kejadian di kelas seni. Dia duduk di meja makan sambil mengerjakan PRnya dan menceritakan semua kejadian lucu kepada orang tuanya.

“Kalian tahu nggak, di kelas seni hari ini,” kata Tomo dengan semangat, “karya seni kami menjadi yang paling unik dan konyol!”

Ibunya, yang sedang menyiapkan makan malam, tertawa sambil mendengarkan. “Oh ya? Ceritakan lebih banyak tentang itu. Apa yang membuat karya seni kalian begitu istimewa?”

Tomo mulai menceritakan kejadian-kejadian lucu, dari cat yang tumpah hingga ikan monster yang dia gambarkan. “Dan pohon kelapa kami terlihat seperti cakar raksasa yang siap menguasai pantai!”

Ayahnya bergabung dalam tawa. “Itu pasti pengalaman yang sangat mengesankan. Aku rasa kalian telah membuat kelas seni jadi lebih berwarna dan berkesan.”

Tomo mengangguk dengan senyuman lebar. “Iya! Dan kami berjanji akan berusaha lebih baik di proyek berikutnya. Tapi hari ini benar-benar menyenangkan.”

Mereka semua menikmati makan malam sambil terus membahas momen-momen lucu dari hari itu. Kegembiraan dan tawa yang dibagikan menjadi penutup yang sempurna untuk hari yang penuh warna dan kreativitas.

Ketika Tomo akhirnya pergi tidur malam itu, dia tidak hanya merasa puas dengan karya seni yang telah dibuatnya tetapi juga dengan kenangan lucu yang dibagikan dengan teman-temannya dan keluarganya. Kelas seni hari ini mungkin penuh dengan kekacauan, tetapi itulah yang membuatnya menjadi hari yang tak terlupakan.

---

**Bagian 7: Refleksi Keesokan Harinya**

Keesokan harinya di sekolah, Tomo dan teman-temannya masih membahas proyek seni mereka dengan antusias. Meskipun karya mereka tidak sempurna, mereka bangga dengan hasil dan pengalaman yang mereka alami.

“Jadi, bagaimana kalau kita adakan lebih banyak proyek seni di masa depan?” saran Tomo dengan penuh semangat. “Kita bisa melakukan hal-hal yang lebih konyol dan menyenangkan.”

Lina setuju dengan cepat. “Aku suka ide itu! Kita bisa mengeksplorasi lebih banyak tema yang aneh dan membuat seni yang tidak biasa.”

Sari menambahkan, “Dan mungkin kali ini kita bisa menghindari kesalahan-kesalahan lucu. Atau tidak, kita bisa memanfaatkannya untuk membuat sesuatu yang benar-benar unik.”

Arif dengan penuh semangat berkata, “Aku tidak sabar untuk proyek berikutnya. Siapa tahu, mungkin kita bisa menciptakan karya seni yang lebih spektakuler dan menghibur!”

Dengan semangat yang tinggi, mereka melanjutkan hari itu dengan senyuman di wajah mereka, siap menghadapi tantangan berikutnya dengan semangat dan kreativitas yang sama. Mereka tahu bahwa setiap proyek seni membawa kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan tentu saja, tertawa bersama.

1
NT.RM
ya enggak gitu juga sih Tom, hmm
Nagittaa
😍
shafia inaya
shaFIYah
SakiDino🍡😚.BTS ♡
Kejutan yang mengejutkan!
Enoch
Kepayang
Roxana
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!