"Untuk hidupku sendiri, akan ku lakukan apapun yang bisa dilakukan, agar dapat bertahan hidup di dunia Aneh ini." ( Athena / Phoenix)
*****
'Phoenix'. Sebuah nama samaran dari seorang pensiunan yang bekerja sebagai psikolog kriminal.
Ia telah lama bekerja sama dengan para penyelidik di kepolisian untuk mengungkap banyak pelaku kejahatan. Banyak penghargaan serta mendali emas yang ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya.
Namun, hal itu tidak menyebabkan semua orang senang dengan kemampuan prediksinya. Terutama para penjahat yang telah di tangkapnya.
Pada akhirnya, Phoenix harus pasrah menerima kematiannya di tangan salah satu penjahat yang sempat ia tangkap.
Tapi..... Benarkah Phoenix benar-benar mati?
Atau takdir malah memberikan kesempatan kedua padanya untuk hidup di dimensi lain?
Simak kisahnya dalam cerita ini.
😌😌😌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon auroraserenity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23. Bertemu buaya mutan.
Reagan memandang Athena penuh selidik, namun yang di pandangi nampak biasa saja.
"Saya mendapatkan sebuah novel dari seseorang mengenai dunia apocalypse, di sana menjelaskan jika inti kristal dapat meningkatkan level kemampuan seseorang. Bagaimana menurut mu?" ujar Reagan langsung pada intinya.
"Anda menanyakan pendapat ku, apakah anda percaya pada penilaian ku? Bagaimana jika aku berbohong?" ujar Athena acuh.
"Saya mengenali orang yang berbohong, karena itu, saya tahu saat kamu berbicara jujur atau tidak." balas Reagan dengan nada yang lebih halus.
Athena sedikit meragukan pendengarannya saat mendengar nada lembut yang keluar dari pria dingin di hadapannya, tapi ia acuh akan hal tersebut.
"Karena anda telah meminta pendapat ku, maka aku akan memberikan pendapat yang ku punya." ucap Athena tenang.
"Aku rasa tidak ada masalah untuk percaya pada isi semua buku novel apocalypse di masa sekarang. Dari zombie yang bermunculan, lalu kebangkitan kemampuan, bukankah semua juga tertulis dalam novel?" ujar Athena memberikan pendapat nya.
"Jadi, apapun yang tuan muda ini temukan dalam novel tersebut, bukan hal buruk untuk di coba. Bahkan jika itu menimbulkan korban, hal seperti itu memang tidak dapat di hindari." ucap gadis itu kembali.
"Tapi, tentu saja, semua kembali lagi pada keputusan anda. Apakah ingin mencoba atau tidak, itu terserah anda untuk memilih." lanjut Athena.
"Saya telah mencobanya, dan itu berhasil." ujar Reagan berterus terang.
Athena mengangkat setengah alisnya heran. Jika sudah mencoba, lalu untuk apa meminta pendapatnya?
Apakah hanya untuk pamer?
Cih, dasar tidak punya kerjaan.
"Kalau begitu selamat." ujar Athena acuh.
"Tunggu sebentar, aku masih bingung mengapa dalam 1 hari ini, tim kami masih belum menemukan 1 inti kristal pun, tapi saya masih memiliki cadangan. Dan saya ingin memberikan sebagian dari inti kristal yang kami dapatkan pada mu." ucap Reagan sambil mengulurkan tangan kanannya.
Dalam genggaman itu terdapat sebuah kantung yang berisi penuh dengan inti kristal.
Athena membuka kantung itu lalu mengintipnya sekilas. Ia memandang sang kakak penuh selidik, namun pada akhirnya gadis tersebut dengan senang hati menerimanya.
Lagi pula, rezeki tidak boleh di tolak bukan. Jadi dia tidak ingin bersikap jaim dan berterima kasih atas hadiahnya.
"Terima kasih." ucap Athena, tidak memperdulikan inti kristal yang hilang.
Toh, apa yang telah masuk ke dalam kantungnya, sudah menjadi hak miliknya.
"Ah, benar, aku dengar kelompokmu baru saja mengalami kemalangan?" ujar Athena, kemudian melambaikan tangan kanannya.
Seketika saja muncul beberapa box mie instan, biskuit, roti, dan air mineral dalam kemasan.
"Anggap saja sebagai ganti inti kristal. Aku tidak suka berhutang. Lain kali, hati-hati dalam menyelamatkan penyintas." ujar Athena lalu masuk kedalam rumah yang sudah di bersih kan.
Reagan memandang gadis yang kembali melarikan diri, lalu menatap bahan makanan yang menumpuk.
Tanpa sadar, senyum muncul dari sudut bibirnya. Perlahan, dia mulai merasa dekat dengan sang adik, walau gadis itu masih bersikap acuh padanya.
"William, bagikan semua makanan ini pada tentara." ujar Reagan, tidak mau bertindak egois dengan memonopoli makanan itu sendiri.
William segera melaksanakan perintah, meski ia sedikit bingung dari mana munculnya bahan makanan ini. Tapi ia tetap bersyukur.
Malam berlanjut, digantikan matahari yang bersinar cukup terang.
Sebab perbekalan telah hampir habis di sisi kelompok Reagan, mereka bermaksud memasuki kota kecil terlebih dahulu untuk mencari bahan materi.
Kelompok Athena tidak keberatan, mereka juga bisa menambah perbekalan. Akan tetapi, masalah terjadi dalam perjalanan.
Kedua kelompok itu harus melewati jembatan untuk bisa memasuki kota, namun jembatan yang ingin mereka lewati telah runtuh.
"Sial, bagaimana kita akan memasuki kota jika jembatan rusak?" ucap William cemberut.
"Ada apa? Kenapa kita berhenti?" tanya Athena yang heran.
"Sepertinya ada masalah dengan jalur yang akan kita lewati. Biar saya periksa." ujar Reagan kemudian turun dari mobil.
"Aku ikut." ujar Athena yang juga turun dari mobil.
Daniel mengikuti sang nona, sementara Ryan, ia biarkan untuk menjaga mobil.
"Jembatan rusak." ujar Reagan mendesah lelah.
"Apakah tidak ada jalan lain?" tanya Athena.
"Jika kita ingin melewati jalan lain, maka kita harus memutar, dan itu akan sangat memakan waktu." ujar Reagan.
"Tapi kami juga tidak bisa terus berdiam diri di sini bukan? Itu hanya akan membuang-buang waktu." balas Athena, lalu memperhatikan jembatan yang rusak.
Tidak ada bencana alam di sekitar sini, lalu bagaimana jembatan ini bisa rusak?
Apakah akibat pertarungan zombie dan manusia?
"Tidak-tidak, tidak ada noda darah ataupun mayat zombie yang tersisa disini. Pasti bukan ini penyebabnya. Tapi, jika bukan, kemudian apa yang menyebabkan jembatan runtuh?" tanya Athena, mulai menduga-duga dalam hati.
[ Nona, apa anda melupakan hewan mutan. Mereka lebih kuat dari sekedar zombie atau manusia biasa. ]
"Hewan mutan? Apakah ada hewan mutan di area ini?" tanya Athena terkejut.
[ Ya. Dan itu tepat berada dalam air, di bawah jembatan runtuh itu. ]
Seketika, gadis itu mengalihkan pandangannya pada air sungai yang mengalir tenang.
"Jenis hewan mutan apa yang mendiami sungai ini?" tanya Athena mulai waspada.
[ Buaya! Dan hewan mutan tersebut telah berada dalam level 3. ]
"Ck, Kali ini kelompok kami telah menginjak kesialan." ujar Athena, lalu memandang tajam Reagan.
Sebab ialah yang membawa mereka melewati jalur ini.
Dipandang seperti ini oleh sang adik, Reagan tidak mengerti apa salahnya. Kenapa pria selalu salah di mata wanita?
"Ada apa? Kenapa melihat saya seperti itu?" tanya Reagan dengan nada datarnya.
"Apa kau tidak melihat bagaimana situasinya sekarang? Kita dalam bahaya! Kita harus pergi dari sini." ucap Athena marah.
"Tapi kenapa? Kita harus mencari cara untuk melewati sungai, tidak perlu mencari jalan lain yang lebih jauh." balas Reagan tidak senang dengan ucapan Athena.
"Oh, kalau begitu tim mu saja yang melewati jalur ini. Tim ku, akan melewati jalur lain." ujar Athena acuh.
Tidak perduli dengan pria keras kepala itu. Dia bergegas pergi mendekati kapten Daniel, namun segera di hentikan oleh Reagan.
"Ada apa lagi?" tanya Athena, jelas tidak sabar ingin segera pergi dari sini.
"Setidaknya jelaskan apa yang terjadi? Kenapa kamu tiba-tiba menjadi cemas?" tanya Reagan yang mendadak mendapat firasat buruk.
"Apa kau tahu apa yang menyebabkan jembatan rusak? Pikirkanlah, tidak ada bencana alam yang terjadi, lalu mengapa jembatan bisa runtuh?" tanya Athena tenang.
Mendengar ini, Reagan kembali memperhatikan jembatan. Dia memang tidak memikirkan penyebab jembatan itu rusak, tapi setelah Athena mengatakan ini, dia jadi berpikir, apa penyebab jembatan sebesar itu bisa runtuh.
"Apa sekarang kau memikirkannya?" tanya Athena mengejek.
"Aku hanya takut ada bahaya dalam sungai, entah itu zombie mutan, tumbuhan mutan, atau hewan mutan." ujar Athena tidak membeberkannya dengan jelas.
Reagan tahu mengenai 3 makhluk ini, karena ia telah melawannya salah satunya dibantu oleh seseorang.
Seandainya orang itu ada di sini, mereka mungkin bisa bertarung dan mengalahkan makhluk apapun yang menguasai wilayah ini.
"Kita pergi! Ambil jalur lain!" titah sang kapten tegas.
Bahkan jika dia ingin bertarung dan mengasah kemampuannya, dia tidak boleh egois untuk mengorbankan anggotanya.
Sayangnya semua sudah terlambat saat sang buaya telah memperhatikan mereka dari permukaan air.
Melihat makanannya akan segera pergi, buaya mutan langsung berjalan ke arah daratan dan mulai memangsa dari yang terdekat posisinya.
"AHHH!" jerit seorang tentara yang kakinya tergigit oleh biaya.
Semua orang tersentak mendengar teriakan itu dan buru-buri keluar dari mobil untuk melihat situasi yang terjadi.
"What the f*ck! Bagaimana ada buaya sebesar itu?" ujar salah satu tentara yang tersentak melihat ukuran buaya mutan tersebut.
"Sial, bagaimana buaya itu bisa sangat gesit?" ujar salah satu tentara.
"APA YANG KALIAN TUNGGU, CEPAT HAJAR BUAYA ITU. SELAMATKAN DIA!" teriak Reagan dengan nada tingginya.
Segera, semua tentara baik yang memiliki kekuatan super atau tidak, dengan gesit menyerang sang buaya. Begitupun dengan Reagan yang tidak segan-segan mengeluarkan kemampuan terkuatnya.
Jika seperti ini, Athena bisa melihat jiwa kepemimpinan dalam sang kakak.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗