Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.
Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.
Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.
"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB — 033
Kedua makhluk berbeda jenis itu terus menyusuri sungai di Hutan Seribu Ilusi, mereka menyusuri ke arah air mengalir. Dalam perjalanan, beberapa kali mereka bertemu dengan siluman kelas kedua dan ketiga yang dengan mudah dikalahkan oleh mereka berdua.
Yang laki-laki bergerak sangat lincah disertai warna keperakan yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Yang perempuan tidak kalah hebat, bahkan lebih hebat, tangannya kejam dan telangas setiap pukulannya pasti membawa daya hancur yang hebat.
Siluman yang mereka jumpai dapat dipastikan merenggang nyawa. Perjalanan menelusuri sungai ini sudah dilakukan seharian lebih, tapi mereka belum menemukan tanda-tanda akhir dari perjalanan panjang itu.
Hutan Seribu Ilusi ini sangat aneh, semakin mereka ingin keluar semakin pula mereka terjebak di dalamnya, Ide untuk menelusuri ke arah sungai mengalir turun ini sungguh ide yang sangat hebat walau bisa menghabiskan waktu berhari-hari.
Bagusnya pasangan beda jenis itu tidak tergesa-gesa dan mereka sangat menikmati perjalanan itu. Yang laki-laki cakap dan gagah, yang perempuan cantik dan humoris, setiap kata-kata yang diucapkannya selalu bersifat mengolok yang laki-laki.
“Hai kau! ... Besok jangan panggil aku, aku lelah mau beristirahat, ide mu ini sungguh melelahkan otot-otot kakiku, Apa kau tidak malu sebagai laki-laki. Menyiksa perempuan cantik sepertiku ini, kau malah memanfaatkan ku, bekerja keras membunuh beberapa siluman untukmu,” ucap gadis itu mengolok-olok si pemuda.
Dengan santainya laki-laki itu menjawab, “Baiklah, aku tidak akan menyusahkan Nenek esok hari, nanti akan ku pijitin kaki Nenek yang kelelahan sebagai bentuk permintaan maaf dari ku.”
“Cis! ... Siapa juga nenekmu, dasar mesum! Siapa juga yang mau dipegang-pegang dengan tanganmu,” ujar gadis itu, lalu memelototi pemuda tersebut.
Begitulah keduanya saling bercanda, kedua makhluk ini sudah tentu Gou Long dan Hauri. Tidaklah mengherankan ketika Gou Long menyebut Hauri dengan nenek, karena kalau dari segi usia, masa hidup bangsa peri memang sangat lama dan Gou Long masih berusia belasan tahun.
Setelah Hauri kembali ke bentuk tato, malam itu Gou Long kembali berkultivasi pelajaran Kitab Emas, dia mengabaikan Ilmu Pedang, saat itu niat hati Gou Long hanya ingin membuka lembar Jurus Segel Pengunci Jiwa Tingkat Lanjut.
Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Jurus yang sudah dikuasai Gou Long, hanya saja jurus tingkat lanjut ini lebih komplek, bentuk segel-segel yang sebelumnya tampak rumit diubah menjadi lebih sederhana, mantra yang diucap tidak harus di lidah cukup dengan mengingat dan memfokuskan pada gerakan pembentukan segel.
Dan yang terpenting, dinamakan tingkat lanjut karena setelah menyegel jiwa atau roh, jiwa tersebut juga bisa dipisahkan dari tubuh inti lalu dimasukan ke dalam benda-benda atau makhluk hidup lainnya atau juga bisa disimpan di dalam botol-botol giok, seperti para Alkemis menyimpan pil.
Malam itu tanpa sepengetahuan Hauri, Gou Long telah berhasil menguasai Jurus Segel Pengunci Jiwa Tingkat Lanjut. Setelah menghafal dia terus-menerus mengulangi setiap gerakan segel, gagal dan terus gagal, tapi Gou Long tidak pernah menyerah sampai akhirnya gerakannya dalam membuat segel tidak kaku, dan sangat lancar.
Gou Long yang bermalam di tepi sungai dan ditemani oleh api unggun kecil yang dibuatnya ingin mempraktikkan Jurus Segel Pengunci Jiwa Tingkat Lanjut, sehingga muncul ide nyeleneh di kepalanya.
Dia melihat seekor ikan emas yang sudah sebesar pinggang manusia di dalam sungai, dengan kontrol tenaga dalam yang tepat, Gou Long memasukan jari telunjuk ke dalam air, kemudian dia menyetrum ikan tersebut.
Ikan yang terkena setruman Gou Long tampak pusing yang kemudian dengan sangat mudah berhasil ditangkap oleh Gou Long. Dia membawa ikan tersebut ke dekat api unggun yang masih menyala dan berkedip-kedip.
Dengan rasa penasaran tinggi Gou Long memfokuskan niat dan mulai mengerakkan tangannya dalam bentuk Segel Pengunci Jiwa tingkat lanjut, lalu dia memukul telapak tangannya ke badan ikan emas besar.
Lingkaran segel gaib berwarna hijau tampak tercetak di badan ikan, kemudian segel itu lenyap. Tergantikan dengan melayang terbang sebentuk bola bening sebesar telur puyuh yang di dalamnya terlihat jelas seekor ikan emas yang berputar-putar.
Gou Long mengeluarkan botol giok kosong bekas penyimpanan pil penyembuh yang sudah dikonsumsinya. Kemudian Bola bening berisi ikan itu disimpan Gou Long di dalam botol tersebut.
Badan ikan yang tergeletak tanpa jiwa di dekat api, lantas saja di dibersihkan Gou Long, yang kemudian dia membakar ikan tersebut dengan campuran bumbu sederhana.
Masakan Gou Long memang enak, apalagi dia sudah terbiasa hidup di alam liar semenjak kecil. Kemudian dia juga punya pengalaman hidup tujuh puluh tahun lebih di Dunia Ilusi, sehingga cita rasa terhadap makanan pun baik. Aroma dan bau harum dari ikan bakar Gou Long memenuhi tempat itu.
“Hauri! ... Hauri, keluarlah!” panggil Gou Long, bayangan Hauri langsung muncul ditempat itu.
“Sudah aku katakan, kau jangan–” Hauri yang berbentuk manusia, tadinya mau mengomeli Gou Long karena memanggilnya yang sedang beristirahat, tiba-tiba terdiam lalu melanjutkan ucapannya.
“Bau harum apa ini? ... Sangat menggugah selera ...” Hauri menjilati bibir.
“Makanya, jangan selalu tegang dan terbawa emosi. Kau belum pernah makan masakan manusia, kan? ... Nih, makanlah!” perintah Gou Long, lalu melempar potongan ikan ke arah Hauri yang disambut olehnya dengan raut wajah tidak percaya.
“Ini ... ini ... Kau kah yang memasak? Baunya sangat harum, rasanya tidak mungkin tangan kasar mu bisa memasak ini.” Hauri mengolok Gou Long, ia belum percaya anak muda itu bisa memasak harum itu.
“Kenapa? Tidak percaya? Atau enggak mau makan karena aku yang masak? Kalau enggak mau sini, aku habiskan sendiri saja,” ujar Gou long, tersenyum penuh kemenangan.
“Percaya ... percaya ... percaya ...” jawab Hauri tidak membantah, dia sudah tergiur dengan masakan ikan bakar yang sangat enak di tangannya.
Hauri langsung melahap ikan bakar tersebut, dia bahkan sampai menjilati tulang ikan dan jari-jari tangan. Sejujurnya, baru kali ini dia makan masakan manusia.
Merupakan hal yang tabu di Dunia Persilatan dan ini sudah menjadi pemahaman umum, bahwa membuat api di dalam hutan yang kita sendiri belum mengetahui situasinya, bisa saja akan menjadi sangat berbahaya.
Gou Long yang sedang melihat cara Hauri makan, tiba-tiba berdiri seluruh inderanya menegang, dia memang tidak mengendurkan penjagaan sedikitpun walau di saat bersantai seperti ini.
“Siapa di sana?” teriak Gou Long dengan menyalurkan tenaga ke dalam teriakan tersebut sehingga menggetarkan tempat itu.
Hauri juga bangkit perasaannya mengatakan ini siluman kelas kesatu. “Hati-hati! Ini siluman kelas kesatu,” teriak Hauri.
Siluet bayangan keluar dari balik pepohonan yang lebat. Lalu terlihat jelas di situ siluman rubah putih berekor sembilan, bulunya putih bersih dan tampak sangat lembut. Siluman rubah kelas kesatu ini berjenis kelamin betina, di dahinya tercetak tato bulan sabit yang sedikit lebih putih dan bercahaya.
Terima kasih ini saah satu novel yang baik.
/Facepalm/