NovelToon NovelToon
Jebakan Murid Nakal

Jebakan Murid Nakal

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:5M
Nilai: 4.7
Nama Author: weni3

Berawal dari jebakan berujung menikah paksa. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Satria guru Matematika yang datang setelah mendapatkan ancaman dan secarik kertas dengan bertuliskan alamat. Tak mengira jika kedatangannya ke rumah salah muridnya akan merubah status menjadi menikah. Terlebih murid yang ia nikahi terkenal cantik namun banyak tingkah.
"Ayu!"
"Nama aku Mashayu Rengganis, panggil aku Shayu bukan Ayu! Dasar guru Gamon! Gagal move On!"
Mampukah Satria menghadapi tingkah istrinya?
Dapatkah keduanya melewati masa pengenalan yang terbungkus rapi dalam ikatan pernikahan? Atau menyerah di saat cinta saja enggan hadir di hati keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gajah Yang Berubah Jadi Ular

"Loh Pak, kok masih ada disini? Bukannya sedang ada kelas?" tanya Bu Resti yang tiba-tiba masuk membuat Satria terkejut. Beliau melangkah masuk dengan wajah sumringah.

"Untuk jam kedua tidak ada, Bu. Ibu sendiri kenapa kesini? Bukannya Ibu ada kelas di IPS 3?" tanya Satria yang kemudian duduk dengan menggeser tubuh Shayu dengan menggunakan sebelah kakinya, agar gadis itu berada di antara kedua kaki dan aman dari pandangan Bu Resti.

Wajah Shayu merona, selain sesak karena berada di bawah meja. Dia pun harus menahan nafas karena lagi-lagi berhadapan dengan kandang gajah.

"Oh iya, Pak. Tadi kebetulan saya ingin ke toilet, terus saya melihat Bapak makanya saya mampir sini dulu." Bu Resti yang tadi sempat melangkah ke mejanya kini mendekati meja Satria dengan membawa kotak bekal yang beliau bawa dari rumah.

"Ini untuk Bapak! Silahkan, ada cemilan untuk menemani Bapak mengkoreksi LKS murid-murid." Bu Resti meletakkan tempat makan tersebut di atas meja Satria dengan tersenyum manis menatap wajah tampan pria yang diam-diam beliau taksir.

Satria melihat kotak makan tersebut, dia kembali menyodorkannya pada Bu Resti tetapi wanita itu menolak dan menyodorkannya lagi hingga tanpa sengaja tempat makannya terjatuh ke arah Satria.

Desisan terdengar kencang membuat Bu Resti yang akan mengambil kotak makan yang jatuh di pangkuan Satria mengurungkan niatnya. Beliau mengerutkan kening menatap Satria dengan tatapan penuh selidik.

"Itu tadi suara mendesis siapa ya, Pak? Seperti orang kesakitan." Bu Resti kembali ingin memastikan dengan membungkukkan tubuhnya mengarah ke kolong meja Satria tetapi dengan cepat Bapak guru yang tampan itu menahannya dengan memegang kedua pundak Bu Resti.

"Maaf Bu, tidak ada orang disini. Mungkin ular yang mendesis kesakitan karena terkena kotak bekal makan Ibu yang jatuh tadi." Satria segera mengembalikan lagi kotak itu di atas meja dengan sedikit melirik Shayu yang sedang mengusap kepalanya.

Wajah Bu Resti tiba-tiba merona mendengar ucapan Satria. Beliau tersipu malu dengan mengusap keningnya yang tiba-tiba berkeringat. "Maaf ya Pak, karena saya jadi ular Bapak kejatuhan kotak bekal makanannya. Sakit ya Pak, mau saya obati? Atau saya elus biar tidak mendesis lagi?"

Satria tercengang mendengar ucapan Bu Resti. Pria itu menghela nafas berat dengan memijit pelipisnya. Satria merutuki kebodohannya dengan jawaban yang membuat orang salah paham. Efek panik jika sang istri ketahuan membuatnya jadi asal menjawab.

"Oh tidak perlu, Bu. Silahkan Ibu kembali mengajar. Untuk cemilannya terimakasih. Nanti saya makan untuk teman ngopi," sahut Satria dengan memaksakan senyumannya kepada Bu Resti.

Bu Resti menganggukkan kepalanya, beliau mengulum senyum dengan sedikit malu-malu. "Baik Pak, maaf jika membuat ularnya sakit. Jika butuh obat, saya siap bertanggung jawab," jawab Bu Resti dengan tersipu dan segera malangkah kembali ke kelas dengan tersenyum malu.

Satria menghela nafas lega melihat Bu Resti telah melangkah keluar dan menjauh dari ruang guru. Dia menggeser tempat duduknya dengan mundurkan kursi. Memberi celah untuk Shayu agar dapat berdiri. Satria meringis melihat wajah merona sang istri yang sejak tadi mengaduh kesakitan. Dia meraih tangan Shayu saat gadis itu sudah berdiri di hadapannya tetapi segera ditepis oleh gadis itu.

"Bilangnya ular, kepala saya yang sakit bukan kepala ular Bapak! Kenapa tidak sekalian tadi minta di elus-elus, dimanjakan, sambil ngopi terus makan cemilan, hhm? Sekalian tuh pangku-pangkuan, sayang-sayangan biar Bu Resti tambah salting!" oceh Shayu dengan mengusap kepalanya. Belum lagi bokong yang terasa panas akibat ulah sang suami.

Satria menghela nafas berat mendengar ocehan Shayu. Baru kali ini dia merasakan benar-benar dimarahi oleh istri. Rasanya bingung ingin berucap apa, terlebih melihat Shayu yang begitu emosi.

"Bokong aku yang panas, malah asik dorong-dorongan kotak bekal," lanjut Shayu mengeluh dengan bibir mengerucut. Dia segera melangkah melewati kaki Satria karena posisi dirinya yang masih berada di antara kedua kaki pria itu. Namun dengan cepat Satria menahannya.

"Maaf, sini saya obati! Mana yang sakit?" Tangan Satria ingin mengusap bokong Shayu tetapi buru-buru gadis itu menepisnya lagi.

"Tidak ada obat mengobati, saya mau masuk kelas sekarang. Semoga gajah yang berubah menjadi ular berhenti mendesis lagi!" Shayu melompati kaki Satria dan segera melangkah keluar meninggalkan pria itu yang hanya bisa diam melihat punggungnya yang semakin lama semakin tak terlihat.

"Salah lagi aku," keluh Satria dengan melirik ke arah celananya.

Di jam istirahat, Shayu melirik kotak bekal makanan yang isinya di makan oleh Cakra. Dia seperti kenal, dan berusaha mengingatnya tetapi efek kesal dan pelajaran fisika yang membutuhkan logika dan hitung-hitungan membuat otak Shayu mendadak ngelag.

"Tumben bekal?" tanya Shayu yang kemudian menyeruput es jeruk yang telah ia pesan tadi.

"Dari Mas... Dari suamimu," lirih Cakra dengan melirik ke arah dua sahabatnya yang sibuk meracik saos dan sambal.

Uhuk

Uhuk

Uhuk

"Shayu, ini cemilan tidak butuh kuah. Jadi basah kan!" kesal Cakra dengan menatap sengit iparnya yang mendadak menyemburkan air jeruk dari dalam mulut.

Shayu tak menggubris ucapan Cakra, yang ia pikirkan saat ini adalah Satria yang enggan memakan makanan pemberian dari Bu Resti.

"Seger Cak, Shayu tidak mau kamu seret makannya. Makanya di kasih kuah," celetuk Topan yang diikuti dengan tawa Arita.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Arta yang tiba-tiba datang dan mengambil tisu untuk membersihkan bibir Shayu.

"Oh, ini tadi tersedak. Kamu sudah makan?" tanya Shayu yang kemudian mengambil tisu dari tangan Arta agar pemuda itu menghentikan pergerakannya yang begitu perhatian tetapi membuat Shayu tidak nyaman.

"Sudah, tadi sama teman aku di sana. Mau makan sama kamu tapi tidak enak karena kebetulan teman aku sendirian. Bagaimana jika nanti pulang sekolah makan dulu, sudah lama tidak mampir ke cafe tempat biasa." Arta mengusap lembut rambut Shayu dan merapikan anak rambut yang sedikit berantakan.

"Tapi sebentar saja ya?"

"Hhmm, ya sudah cepat habiskan. Aku ke kelas duluan ya!" pamit Arta dengan meninggalkan jejak sayang di kepala Shayu. Dia mengecup kepala Shayu membuat wajah gadis itu merona. Bukan karena tersipu, tapi Shayu malu akan dilihat oleh teman-temannya yang lain.

"Mulai lupa iparku yang cantik?" celetuk Cakra membuat kedua mata Shayu membola. Gadis itu menoleh ke arah Topan dan Arita yang kebetulan sedang sibuk memakan mie ayam.

"Jangan berisik kamu! Tidak usah bawa-bawa kata ipar, di sekolah kamu itu sahabat aku. Lagian biarkan saja aku mau jalan dengan Arta atau siapapun. Masmu tidak akan keberatan, kecuali jika dia sudah mencintaiku! Hatinya aja masih belok-belok," sahut Shayu dengan lirih.

"Yakin tidak cinta, tapi kok wajahnya seperti marah gitu. Coba kamu lihat ke belakang!"

Dengan cepat Shayu menoleh ke belakang. Dia melihat Satria yang diam dengan menahan kesal. Entah ada apa gerangan dengan pria itu, tetapi Shayu seperti tak takut. Gadis itu justru menjulurkan lidahnya kemudian menatap Satria dengan wajah mengejek.

1
Anna Ratna
Luar biasa
poetri @poetrysekarr
baruu mampir
Lin Lin Naya Biliana
kocak bgt,,novel romantis plus komedi,,keren author,, sukses terusss
weni3: Aamiin, makasih Kak
total 1 replies
Shyfa Andira Rahmi
tespek kahh??
Shyfa Andira Rahmi
kasih AQUA Bu🤭🤭✌️
Shyfa Andira Rahmi
mampussss looo 🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
untung ngga ketuker sma onyett...😂
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
😭😭😭
Shyfa Andira Rahmi
poor cakra🤣
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤦🤦
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣sukuriinnn....
Shyfa Andira Rahmi
/Joyful/
Shyfa Andira Rahmi
rencana???
Shyfa Andira Rahmi
kira2 apa yaa alasan shayu ngejebak gurunya🤔🤔
dalen maharini
Jadi ingat nama Cakra di novel sebelumnya.
Naji Ihsan Ahmad
aneh2 deh ojo di tiru yah teman2 bisa2 syirik tuu
Arya-Senpai
cocote
Aivy_Cheryl
elahh... si ncak, kirain.. 😅😅
Aivy_Cheryl
sakit karena kamu yang sotoy, gedek nih lama2 liat si Arta... awalnya aku kasian karena orang nya tulus tau nya suka juga modus...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!