NovelToon NovelToon
Dendam Kuroten: Sang Pemimpin Pasukan Iblis

Dendam Kuroten: Sang Pemimpin Pasukan Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Fantasi / Balas Dendam
Popularitas:785
Nilai: 5
Nama Author: Yusei-kun

Tiga ribu tahun setelah Raja Iblis "Dark" dikalahkan dan sihir kegelapan menghilang, seorang anak terlahir dengan elemen kegelapan yang memicu ketakutan dunia. Dihindari dan dikejar, anak ini melarikan diri dan menemukan sebuah pedang legendaris yang memunculkan kekuatan kegelapan dalam dirinya. Dipenuhi dendam, ia mencabut pedang itu dan mendeklarasikan dirinya sebagai Kuroten, pemimpin pasukan iblis Colmillos Eternos. Dengan kekuatan baru, ia siap menuntut balas terhadap dunia yang menolaknya, membuka kembali era kegelapan yang telah lama terlupakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusei-kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Runtuhnya Kerajaan Ereboska

Setelah melewati perjalanan panjang yang melelahkan, akhirnya tim 1 dan tim 5 sampai di akademi dengan selamat. Sementara itu, terlihat tim-tim lain juga berhasil menyelesaikan misi mereka.

"Ini terlalu mudah" ucap Katsuya yang sedang duduk di atas tumpukan para perampok yang berhasil ia hajar bersama kelompoknya yaitu Kaito dan juga Yuki.

"Kau membabat habis semuanya Katsuya" ucap Kaito, "Jika kau ingin mendapat bagian juga, berusaha untuk melampaui ku Mizuhara" balas Katsuya. Mereka menyelesaikan misi untuk menangkap para perampok dengan mudah. Misi ini seharusnya cukup sulit karena para perampok itu cukup ahli dan terlatih, namun ternyata Katsuya jauh lebih kuat dari itu. Ditambah lagi dengan bantuan Kaito dan Yuki yang tak kalah kuatnya.

Sementara itu di tim 3, yang baru pulang menjalankan misi untuk mencari tanaman obat-obatan dari hutan yang ada di negeri seberang terlihat berhasil dengan membawa banyak sekali tanaman yang mereka petik. Kisaragi, Yura dan juga Hitomi sepertinya sudah mendapatkan kecocokan satu sama lain. Begitu juga dengan tim-tim lain yang sepertinya sukses dengan misi mereka masing-masing.

Setelah misi demi misi dilalui, akhirnya telah berjalan 3 bulan sejak awal mereka menginjak kelas 4. Mereka kembali dikumpulkan untuk mendapatkan pembekalan demi kesuksesan misi-misi mereka berikutnya yang mungkin akan lebih sulit dari misi-misi sebelumnya.

Di suatu pagi di sebuah lapangan Akademi Altais, tampak semua siswa kelas empat berkumpul yang dibimbing oleh guru Haruki Nakamura untuk diberikan pembekalan. Ia memberikan beberapa materi kepada siswa kelas empat tersebut.

"Kalian sudah seperempat jalan untuk menuju tingkat selanjutnya. Untuk menjadi lebih kuat, dibutuhkan tekad dan tujuan yang jelas" ucap Haruki kepada murid-muridnya. "Sudah sampai sejauh ini, kalian harusnya sudah memikirkan tujuan kalian untuk kedepannya. Apa yang akan kalian lakukan setelah lulus dari Akademi ini" ucapnya dengan tegas.

Haruki menanyakan cita-cita mereka satu persatu. Dimulai dari Akira yang dengan tegas mengatakan bahwa ia akan menjadi kesatria suci. Hal itu membuat Haruki terkagum dan memujinya. Siswa-siswa selanjutnya mulai menyebutkan cita-cita mereka satu persatu. Ada yang ingin menjadi guru, ada yang ingin menjadi dewan sihir, ada yang ingin menjadi tenaga kesehatan dan lainnya. Dan yang paling disukai oleh Hikaru adalah menjadi kesatria suci yang ternyata ada 5 orang yang memiliki cita-cita tersebut.

"Bagus sekali, Akira, Kiria, Sai, Airi, dan juga Hitomi. Aku yakin salah satu dari kalian akan menjadi kesatria suci di masa depan" ujar Hikaru dengan penuh semangat. "Namun sayangnya hanya ada satu kesatria sihir dari masing-masing elemen, untuk itu tetaplah bersaing secara sehat" lanjutnya karena Kiria dan Airi serta Sai dan Hitomi memiliki elemen sihir yang sama.

Hingga sampai pada dua siswa terakhir yang menyebutkan cita-citanya "Aku ingin hidupku mengalir seperti air" ucap Yusei dengan tenang dan datar. Mendengar hal itu, Hikaru marah "Bodoh!! pikirkan lah cita-cita yang lebih hebat. Itu bukanlah sebuah cita-cita" bentak Hikaru dengan tegas. Sementara itu siswa yang lain terlihat menahan tawa mendengar cita-cita Yusei tersebut.

Berikutnya, siswa terakhir dengan penuh keringat dingin melihat Yusei yang dibentak oleh Hikaru dan juga ditertawakan oleh siswa yang lain "A-aaku ingin menjadi bebas seperti angin" ucap Kisaragi dengan gugup. Siswa lainpun tak sanggup menahan tawa mendengar cita-citanya, sementara Hikaru dengan kerutan di keningnya "Pembekalan hari ini cukup sampai disini, silahkan bubar. Untuk kalian berdua tinggal dulu disini" ucapnya dengan keras.

Setelah itu mereka pun bubar dan melanjutkan aktivitas masing-masing. Sementara Yusei dan Kisaragi tetap tinggal, sepertinya Hikaru akan menatar mereka agar mereka memikirkan cita-cita yang lebih baik.

Sementara itu, di ujung belahan dunia, jauh dari Veslandia, berdiri sebuah kerajaan kecil bernama Ereboska. Kerajaan ini terkenal karena keindahan dan kedamaiannya. Dikelilingi oleh jajaran pegunungan yang menjulang tinggi dan lautan luas yang membentang di segala arah, Ereboska bagaikan mutiara tersembunyi yang terisolir dari dunia luar. Di tengah kerajaan ini, terdapat sebuah danau besar bernama Danau Ceryn, yang airnya berkilau perak di bawah sinar bulan. Danau ini menjadi sumber kehidupan bagi kerajaan, menyediakan air bersih dan makanan dari hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Di sebelah barat Ereboska, berdiri Gunung Kurayami, yang menjulang tinggi dan selalu diselimuti kabut hitam pekat. Gunung ini dianggap suci sekaligus terkutuk oleh penduduk setempat. Mereka percaya, di bawah bayangannya yang gelap, tersembunyi kekuatan jahat yang tidak boleh diganggu. Tidak jauh dari sana, terbentang lembah yang dalam dan menyeramkan, dikenal sebagai Necro Valley. Lembah itu adalah tempat tinggal makhluk-makhluk yang hanya hidup dalam cerita rakyat—iblis dan monster yang mengintai dalam kegelapan.

Ereboska juga dikenal dengan para penjaganya yang tangguh, enam kesatria suci yang masing-masing mewakili elemen sihir. Mereka adalah kebanggaan dan pelindung negeri, diwariskan secara turun-temurun untuk menjaga kedamaian dari ancaman dunia luar. Namun, kedamaian yang selama ini mereka nikmati berubah menjadi mimpi buruk dalam semalam.

Malam itu, angin dingin bertiup dari arah Gunung Kurayami, membawa aroma tanah basah dan sesuatu yang lain—bau kematian. Di kejauhan, terdengar suara langkah berat yang semakin lama semakin keras. "Dum... dum... dum..." Suara itu menggetarkan tanah, seperti deru ribuan makhluk yang bergerak serentak.

Di menara pengawas, seorang penjaga yang sedang bertugas memicingkan matanya ke arah kegelapan di kaki gunung. Apa yang dilihatnya membuat darahnya membeku. Ribuan makhluk hitam dengan tubuh besar, mata merah menyala, dan gigi tajam bergerak mendekat. Mereka adalah iblis, makhluk-makhluk haus darah dari legenda kelam.

“ALARM! IBLIS MENYERANG!” teriak penjaga itu dengan suara parau, membunyikan lonceng peringatan. Kota yang tadinya sunyi mendadak bergemuruh dengan teriakan. “IBLIS DATANG! SELAMATKAN DIRI!” Suara panik menyebar ke seluruh penjuru kota.

Di pasar yang biasanya ramai di siang hari, kini dipenuhi warga yang berlarian sambil berteriak. "Tolong! Tolong anakku!" teriak seorang ibu yang kehilangan jejak anaknya di tengah kerumunan. Anak-anak menangis, memeluk orang tua mereka erat-erat, sementara pria dan wanita mencoba mencari tempat berlindung.

Di istana kerajaan, Raja Ereboska yang sedang bersantai di ruangannya mendengar bunyi alarm dan jeritan dari luar. Seorang penjaga istana berlari masuk dengan wajah pucat, "Yang Mulia, iblis datang! Mereka bergerak menuju kota!"

"Segera panggil para kesatria suci!" perintah Raja dengan suara bergetar.

Sementara itu, pasukan kerajaan yang ditempatkan di dekat Gunung Kurayami mencoba menghadang para iblis. Para prajurit berdiri dalam barisan rapi, pedang dan tombak mereka terangkat, namun ketakutan terlihat jelas di wajah mereka.

"Jangan mundur! Lindungi kerajaan ini dengan nyawa kalian!" teriak kapten pasukan, meskipun dia sendiri menggenggam pedangnya dengan tangan gemetar.

Iblis pertama menerjang, disambut dengan tombak dan tembakan sihir yang menusuk tubuhnya. Tapi makhluk itu tidak berhenti—ia terus bergerak maju, mencabik prajurit yang mencoba menghentikannya. Dalam sekejap, darah manusia dan iblis bercampur di tanah.

Pasukan kerajaan kewalahan. Setiap kali mereka berhasil menjatuhkan satu iblis, lima lainnya muncul menggantikannya. "MEREKA TERLALU BANYAK!" teriak seorang prajurit sebelum tubuhnya dicabik oleh cakar iblis.

Bala bantuan dari kota tiba tepat waktu. Bersama mereka, enam kesatria suci bergabung dalam pertempuran. Dengan aura yang luar biasa, mereka menyerang iblis dengan kekuatan elemen mereka.

“PETIR MENYAMBAR!” Seorang kesatria mengangkat tombaknya, dan petir kuning menyambar, menghancurkan barisan iblis. Kesatria lainnya menciptakan gelombang magma yang menyapu bersih musuh di depannya. Tornado raksasa muncul, menghempaskan puluhan iblis ke udara, sementara tombak es menghujam dari langit, membekukan mereka di tempat.

Namun, jumlah iblis terlalu banyak. Mereka terus berdatangan tanpa henti, seperti gelombang lautan yang tak pernah surut. Dalam beberapa jam, Ereboska telah berubah menjadi medan perang. Mayat manusia dan iblis berserakan, darah mengalir seperti sungai.

Ketika para kesatria suci mulai mendesak mundur iblis ke arah kaki gunung, langit yang tadinya dihiasi bulan dan bintang perlahan berubah menjadi gelap gulita. Udara mendadak terasa berat, seperti dihimpit oleh kekuatan tak terlihat. Dari balik barisan iblis, muncul tujuh sosok dengan aura yang begitu mengerikan hingga membuat para prajurit yang melihatnya jatuh berlutut.

Salah satu dari mereka melangkah maju. Sosok itu tinggi, dengan rambut panjang hitam yang berkibar di bawah jubah gelapnya. Matanya bersinar ungu, penuh kebencian dan kekuatan. Dengan suara dingin, dia berkata:

"Kami adalah Tartaros, Pasukan Elit Kuroten. Malam ini, Ereboska akan menjadi tanah kematian."

Suasana mendadak hening. Bahkan kesatria suci, yang tadinya bertarung tanpa gentar, terpaku di tempat mereka. Salah satu dari mereka bergumam, "Ini... ini bukan musuh biasa. Mereka membawa kekuatan Kuroten."

Tanpa peringatan, salah satu anggota Tartaros mengangkat tangannya. Gelombang kegelapan melesat ke arah pasukan kerajaan, menghancurkan mereka dalam sekejap. Jeritan terdengar di mana-mana, memecah kesunyian malam.

Ereboska yang dulunya damai kini menjadi neraka di bumi. Warga yang tersisa hanya bisa berdoa, berharap keajaiban datang sebelum semuanya berakhir.

Para kesatria suci mulai bertarung melawan Tartaros. Mereka tampak kesulitan karena pasukan Tartaros sangat kuat, belum lagi mereka sudah hampir kehabisan tenaga melawan iblis sebelumnya. Ditambah juga dengan iblis yang masih terus berdatangan tak ada hentinya.

Dalam beberapa jam pertarungan, kesatria suci gugur satu persatu tak dapat mempertahankan tanah air mereka. Hingga hanya dalam satu malam, Kerajaan Ereboska resmi runtuh dikuasai oleh Tartaros dan bahkan tak ada lagi satu penduduk pun yang tersisa. Kerajaan Ereboska, kini menjadi sarang iblis.

1
Raja Semut
semangat author up nya biar gua juga makin rajin ngasih hadiah nya
Yusei Shimizu: siap, sarannya diterima...
Raja Semut: author tolong klo buat novel usahakan fkus aja di satu karakter ngak usa terlalu banyak cerita in karakter sampingan klo gini mah judul nya ngak sesuai sama cerita nya karna ngak berfokus pada karakter utama/Speechless/
total 2 replies
ig : mcg_me
Menarik,
Mar Briyith ER
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
Yusei Shimizu: nantikan selalu updatenya ya kakak /Grin/
total 1 replies
Vash the Stampede
Aku udah ngebayangin situasi karakter-karakter disini ke kehidupan nyata, bisa ngeri ngeri sedap gitu loh!
Yusei Shimizu: nantikan selalu update terbarunya ya kakak /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!