Memiliki wajah cantik blesteran, membuatnya menonjol di antara gadis lainya. Tapi kisah hidupnya tak seindah wajahnya. Jessyca
Karena sang Mama meninggal sejak lama, membuat Ayahnya menikah lagi. Tapi keluarga baru, justru membuat hidupnya semakin sulit.
Hingga suatu saat, neneknya telah memilihkan jodoh untuknya. Yang menyebabkan ia 'kawin gantung' di usia muda.
Apakah kehidupan Jessy akan lebih baik? Atau malah sebaliknya!!!
Cuzzz kita lanjut ☺☺☺☺🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AuraAurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Restu
Jessy tetap membuang pandangannya ke arah jalanan yang di lalui mobil Nathan. Rasa malu masih menghinggapi nya setelah ia kepergok mengamati wajah tampan di sampingnya.
Siapa yang tidak ingin menatap wajah tampan jika itu sudah di depan mata. Sungguh sangat di sayangkan jika di biarkan begitu saja.
"Sebenarnya lo mau kemana?" Jessy memutuskan bertanya karena sedari tadi mobil itu masih melaju, entah dengan tujuan kemana.
Nathan melirik sekilas ke arah Jessy yang masih membuang muka, kemudian ia kembali fokus pada jalanan. "Nanti lo akan tau." sahutnya.
Jessy mencebikkan bibirnya mendengar itu.
Jessy kemudian mengerutkan keningnya ketika ia mulai familiar dengan jalan yang di lalui Nathan. Sudah satu bulan yang lalu ia tidak melawati jalan itu.
"Tidak mungkinkan kalau dia?" batin Jessy.
Jessy segera menggelengkan kepalanya saat menyadari pemikirannya. Itu sangat mustahil menurutnya.
Tapi sesaat kemudian, matanya membulat sempurna ketika mobil Nathan benar-benar berhenti tepat ditempat yang satu bulan lalu ia kunjungi.
"Lo nggak mau turun?" Nathan melihat Jessy yang pandangannya menatap lurus ke depan, dimana yang akan menjadi tujuannya mengajak Jessy.
Jessy kemudian mengalihkan pandangannya pada Nathan, ia tidak percaya cowok itu akan mengajaknya ke sana.
Nathan kemudian turun terlebih dahulu. Di susul Jessy yang masih terdiam.
"Gue masih belum tau tempatnya, lo yang tunjukkan jalannya," ucapnya setelah Jessy turun dari mobil.
Jessy menatap lekat wajah Nathan, sejuta pertanyaan memenuhi pikirannya.
"Kenapa?" tanya Nathan melihat Jessy terus menatapnya. Tapi sebenarnya ia tau bahwa gadis itu sedang di landa kebingungan.
Siapa yang tidak terkejut tiba-tiba seorang cowok yang biasanya akan mengajak ke sesuatu tempat yang indah, kini justru mengajaknya ke makam.
Tapi yang membuat Jessy bingung dari mana Nathan tau tempat makam ini! Makam tempat peristirahatan terakhir mama nya. Dan tujuannya untuk apa?
"Dari mana lo tau tempat ini?" tanya Jessy.
Nathan tersenyum tipis. Dan itu membuat Jessy baru tersadar, tentu saja dari nenek nya. Siapa lagi.
"Gue kepingin ketemu calon ibu mertua." Nathan tak berniat menjawab pertanyaan Jessy. Tapi ucapannya barusan membuat gadis itu terpaku.
Jessy melipat bibirnya kuat-kuat, entah ia harus mengatakan apa.
Tapi kemudian kakinya melangkah memasuki makam. Di ikuti Nathan yang berjalan di belakangnya.
Jejeran batu nisan sebagian besar sudah memenuhi makam itu. Setapak demi setapak kaki Jessy menuju tempat di mana makam mama nya berada.
Hingga langkahnya berhenti di samping makam dengan batu nisan yang bertuliskan nama Kasih, mama nya. Makam yang masih tetap terlihat terawat.
Nathan kemudian mendekat ke makam Kasih dan berjongkok. Ia kemudian membuka kedua telapak tangannya dan memanjatkan doa untuk Kasih, dan hal itu tak luput dari penglihatan Jessy yang berdiri di sampingnya.
Entah apa yang di rasakan Jessy saat ini, tapi hatinya sedikit bergetar melihat Nathan seperti itu.
Nathan kembali menutup kedua telapak tangannya setelah selesai memanjatkan doa. "Assalamu'alaikum," salamnya. Ia menatap pada butuh nisan Kasih. "Maaf saya masih belum tau harus memanggil apa," ucapnya terkekeh. Kemudian ia menengadah untuk melihat wajah Jessy. "Apa boleh gue panggil Mama?" tanya nya.
Lagi-lagi Jessy di buat tertegun oleh ucapan Nathan yang tidak bisa ia duga. Tapi kemudian ia mengangguk, tanda memperbolehkannya.
Nathan kembali menatap batu nisan Kasih. "Maaf Ma, Nathan baru bisa mengunjungi." ujarnya. "Kedatangan Nathan kesini selain untuk silaturahmi, juga untuk meminta restu Mama."
"Nathan akan menikahi anak Mama lusa, dan berharap Mama memberikan doa terbaik untuk kami." Kemudian ia kembali menoleh ke arah Jessy yang sekarang juga menatapnya dengan dalam. "Nathan akan berusaha menjaga Jessy," imbuhnya dengan menatap ke arah bola mata Jessy.
Setelah hari semakin sore, mereka berdua memutuskan untuk kembali.
Di dalam perjalanan hanya ada keheningan. Hingga beberapa saat Jessy baru sadar jika mobil yang di kendarai Nathan langsung melesat menuju rumah nenek nya.
"Motor gue?" tanya Jessy.
"Tenang aja, aman kok di sekolahan." jawab Nathan.
Saat mobil Nathan sudah memasuki halaman rumah Mariam, ternyata Mariam sedang duduk bersantai di teras rumah.
"Kalian sudah pulang?" Mariam menyambut kedatangan mereka.
Nathan dan Jessy segera menghampiri Mariam dan mencium punggung tangannya. "Maaf Nek, Nathan kelamaan?" ujarnya sedikit tidak enak.
"Tidak apa-apa, kalau kamu bawa Jessy pulang ke rumah kamu juga tidak apa-apa." Setelah mengatakan itu Mariam tergelak.
Jessy melotot ke arah Mariam, enak saja menyuruh Nathan membawanya pulang. Memangnya dia anak kucing.
...----------------...