NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:45.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 17

Sebulan telah berlalu dan keberadaan Shenina benar-benar hilang bak ditelan bumi.

"Dad, apa Daddy tidak mau mencari Shenina?" Tanya Jessica pura-pura peduli. Seperti biasa, ia akan menjelma bak malaikat baik hati yang sangat menyayangi saudari tirinya.

"Untuk apa Daddy mencarinya?" ketus Harold acuh tak acuh.

"Tapi kan Shenina putrimu, Dad. Apa Daddy tidak khawatir? Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada dirinya? Apalagi saat ini dia sedang hamil."

"Biarkan saja dia. Bukankah itu pilihannya sendiri."

"Dad, sebaiknya Daddy cari Shenina!"

"Apa kata Jessi benar, Dad. Kasihan dia, hamil seorang diri."

Ambar pura-pura iba. Padahal ia sengaja meminta Harold mencari Shenina agar mau membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Ambar benar-benar lelah mengerjakan semuanya seorang diri. Maklumlah, faktor U. Usia tak dapat berbohong, ia sudah tidak sekuat dulu lagi. Apalagi Ambar tidak pernah mau membantunya sama sekali.

"Sudahlah, tak perlu mengingat-ingat dia lagi," sentak Harold sambil menghela nafas kasar. Mengingat Shenina hanya membuat dirinya kembali kesal.

Setelah Harold masuk ke dalam kamar, Jessica pun duduk di samping ibunya.

"Bagaimana ini Mom, Daddy sepertinya tidak peduli lagi dengan wanita sialan itu," ucap Jessica sambil melahap kacang goreng.

Ambar menatap Jessica kesal, "makanya, kau itu seharusnya membantu Mommy. Apa kau tidak kasihan pada Mommy? Mommy sudah tua, waktunya istirahat, tapi kau tidak pernah mau membantu Mommy. Lagipula kau tidak bekerja. Kerajaanmu hanya keluyuran saja."

"Mom, kau kan tahu, orang kaya itu suka dengan perempuan yang cantik dan seksi. Kalau kulitku tidak mulus, bagaimana aku bisa memikat laki-laki kaya. Kalau mommy mampu mendapatkan pemilik minimarket, maka aku harus mendapatkan yang lebih lagi."

"Tapi kapan? Kapan kau bisa mendapatkan laki-laki kaya? Jangan hanya membual. Laki-laki memang suka gadis cantik, tapi kalau gadis itu pemalas dan cuma tau menghabiskan uang, mereka pun enggan. Setidaknya kau harus bekerja. Bekerja di perusahaan besar seperti Shenina. Siapa tau, kau bisa mendapatkan bosmu. Manfaatkan ijazahmu itu. Jangan cuma dijadikan pajangan saja," omel Ambar sambil berkacak pinggang. Kemudian Ambar pun gegas berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Ia akan mencoba membujuk Harold untuk mencari Shenina.

'Ck ... gadis sialan itu sebenarnya kemana? Hebat juga dia, sudah satu bulan menghilang tanpa kabar. Jangan bilang dia bunuh diri karena frustasi." batin Ambar sibuk menerka-nerka.

Ia pikir, Shenina hanya pergi untuk sementara. Tapi ternyata ia benar-benar menghilang. Padahal sebelumnya Ambar benar-benar senang Shenina diusir oleh Harold, tapi semenjak ia mengerjakan segala pekerjaan rumah seorang diri membuatnya sadar, kepergian Shenina justru menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Karena kepergian Shenina, Ambar kehilangan waktu untuk dirinya sendiri. Waktunya benar-benar tersita untuk mengurus rumah.

Setidaknya, meskipun ia membenci keberadaan Shenina, tapi Shenina selalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Tidak seperti putrinya sendiri yang benar-benar pemalas. Ambar lupa, Jessica bersikap seperti itu karena didikannya sendiri. Ambar lah yang sejak awal terlalu memanjakan Jessica dan melarangnya mengerjakan apapun. Namun nyatanya, kelakuannya memanjakan Jessica membuat gadis itu jadi benar-benar pemalas dan tak berguna.

"Benar kata Mommy, aku harus bekerja. Siapa tahu aku bisa mendapatkan bos di tempat kerjaku itu. Siapa yang sanggup menolak pesonaku, aku yakin aku bisa mendapatkan laki-laki kaya dengan mudah," ucap Jessica penuh percaya diri.

Sementara itu, di perusahaan Rainero.

"Laporan sampah. Apa kau tidak bisa bekerja, hah?"

Karyawan Rainero bergidik ngeri. Wajahnya telah pucat pasi. Siapa tak tahu, sudah satu bulan ini sikap atasan mereka jadi lebih dingin dan pemarah. Entah apa yang terjadi pada atasan mereka itu. Ada saja sesuatu yang membuat atasan mereka itu murka. Dan kali ini, kepala divisi produksi lah yang menjadi sasaran kemarahan seorang Rainero.

Axton yang berada di ruangan sebelah hanya bisa menghela nafas panjang. Ia sendiri sudah sering kena semprot dan damprat laki-laki yang merupakan atasan sekaligus sahabatnya itu.

"Rain, Rain, makin hari sikapmu makin mengerikan," gumam Axton.

"Maafkan saya, pak," ujar kepala divisi produksi itu.

"Aku tidak mau tahu menahu, segera perbaiki dan antarkan kembali satu jam kemudian. Ingat, waktumu hanya satu jam dari sekarang. Cepat laksanakan!" seru Rainero lantang membuat perempuan itu gelagapan.

"Ba-baik, pak," jawab perempuan itu gugup.

Baru saja perempuan itu hendak berlalu dari sana, tapi tiba-tiba suara Rainero menghentikan langkahnya dengan mata membulat.

"Kau memakai parfum apa, hah? Bunga bangkai? Kenapa bau sekali," ucap Rainero sambil mengusap cuping hidungnya yang tak nyaman menghidu aroma parfum kepala divisi perusahaannya itu.

Perempuan itu lantas mengendus bajunya pun bagian ketiak, "wangi kok, Pak. Saya memakai parfum beraroma vanilla," jawab perempuan itu apa adanya.

Rainero berdecih, "vanilla? Kau ingin mengatakan penciumanku bermasalah, begitu?" sentak Rainero kesal membuat karyawannya itu makin gelagapan.

"Bu-bukan itu maksudnya, Pak."

"Keluar dari sini dan segera ganti parfummu itu. Perutku rasanya benar-benar mual mencium aromanya. Benar-benar busuk. Huek ... "

Rainero pun gegas berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

Begitu pula karyawan Rainero, ia pun segera beranjak dari sana sebelum atasannya itu kembali memarahinya. Padahal ia sengaja menyemprot banyak parfum di tubuhnya untuk memikat Rainero. Tapi bukannya terpikat, Rainero justru memarahinya.

"Kau kenapa?" tanya rekan kerja karyawan wanita tadi.

Ia pun menghembuskan nafas panjang, "pak Rainero kenapa akhir-akhir ini bersikap aneh sih? Sudahlah kena marah karena laporanku yang tidak memuaskannya, eh masalah parfum pun jadi masalah," aku perempuan itu memasang wajah masam.

"Parfum? Kenapa dengan parfummu?" tanya rekan kerjanya penasaran.

"Coba cium parfumku, bagaimana menurutmu aromanya?"

Perempuan itu pun mengendus aroma parfum kepala divisi produksi itu yang menguar di udara, "wangi kok. Aroma vanilla nya enak. Nggak bikin enek."

"Wangi kan?" rekan kerjanya pun mengangguk. "Tapi kenapa menurut pak Rainero bau. Kau tahu apa katanya?" perempuan tadi menggeleng. "Katanya parfumku baunya seperti bunga bangkai." Sontak saja, rekan kerja perempuan itu membelalakkan matanya. Kini, deretan keanehan Rainero makin bertambah saja. Karyawannya sampai bingung, sebenarnya apa yang terjadi pada atasan mereka tersebut?

"Rain, sepertinya kau harus memeriksa dirimu ke rumah sakit," ujar Axton memberi saran setelah melihat tubuh Rainero tampak lemas karena muntah-muntah.

Rainero menggeleng, "aku tidak sakit. Itu karena perempuan itu memakai parfum yang aromanya sangat busuk. Bahkan aroma kotoranku tak sebau itu."

Plakkk ...

Axton melemparkan bolpoin ke meja Rainero.

"Mulutmu itu ... "

"Kenapa? Aku serius. Lihat, setelah dia pergi, aku tidak muntah-muntah lagi. Bahkan aroma parfum mu pun tidak membuatku mual seperti tadi. Berarti memang parfumnya kan yang bermasalah. Jangan-jangan sebelum ke sini, dia habis dari kandang kambing. Karena itu baunya melebihi bau kambing."

Axton hanya bisa geleng-geleng kepala, makin hari tingkah Rainero kian tak tertolong.

"Sepertinya kau sudah tak waras lagi," desis Axton seraya beranjak meninggalkan Rainero di ruangannya.

Sepeninggal Axton, Rainero menghela nafas panjang, "apa benar aku sudah tak waras lagi?" gumamnya seperti orang bodoh. "Hah, kenapa aku jadi merindukan aromanya ya?" desahnya tiba-tiba saat sekelebat bayangan Shenina lewat di depannya.

...***...

Maaf, othor nggak bisa ngetik panjang-panjang hari ini, cuaca kelewat panas buat kepala othor nyut-nyutan. Bukan sekedar kepala, gigi pun ikut-ikutan. 😭😭😭

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Nur Rahmawati
kesian
Sri Astuti
keren Jen.. luarbiasa
Sri Astuti
okelah klo bgt
Sri Astuti
hahaha... naik trail otomatis membantu terbukanya jln lahir.. untung ga brojol di jln.. 🤣🤣🤣🤣
Sri Astuti
setidaknya Eve menyadari kesalahannya dan menrbus dgn memberi kehidupan pd anak semata wayangnya...
Nur Rahmawati
heh gak tunggu pembalasn nya
Sri Astuti
semoga saja Jeffri tertolong..
Sri Astuti
ada aps dgn Jeffri
Sri Astuti
hehehe.. kacang yg dimakan Rose jd adik Jeffri.. keren ya Jeff.. selamat
Sri Astuti
blm sadar klo Rose hamil ya
Sri Astuti
nah bgt seharusnya Bas.. kamu beruntung punya istri Morra yg setia dan berbudi.. jgn kamu sia" kan lagi.. bahagialah dgn keluargamu sendiri
Sri Astuti
salut dgn Morra
Sri Astuti
anak kecil msh polos dibuat terkontaminasi.. bagus papa" muda siap terima hukumannya🤣🤣🤣
Sri Astuti
skrg waktu menuai ya bpknya Bastian br sadar hidupnya sdh berakhir tak bisa mengelak lagi..
semoga Bastian jg sgr pulih dan sadar telah melsngksh di jln yg keliru
Sri Astuti
semoga mrk bahagia
Sri Astuti
Lega sdh untuk Rose yg kini bs tenang menjalsni hidup dan Jev jg bs tenang dgn istri yg mengasihi anak semata wayangnya..
sebenernya antara Rose dan Eve ada kesamaan masa lalunya. eve ga ada ibu sedang Rose ga ada bpk. tapi cara hidup dan sikap pandang mrk berbeda
Nur Rahmawati
oh ya ampun
Nur Rahmawati
gabut bener crazy rich satu ini
Nur Rahmawati
heh sykurin loe
LEiMERA AQUEENZA
dan yang baca pun senyum-senyum sendiri /Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!