"Apa-apaan ini?" teriak Alea
"Nikah sama aku!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa
"Kamu nolak siap-siap aku hancurin karier kamu juga kehidupan kamu!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sembilan Belas
Nicholas memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri. Ia butuh sesuatu untuk mengalihkan amarahnya. Kini dirinya ada dalam perjalanan, menuju mansion pribadinya. Sepanjang perjalanan Nicholas bertarung dengan dirinya sendiri, ketika mengingat hubungannya dengan Emma.
Dulu setelah ayahnya meninggal, Emma adalah obat penenangnya, tetapi siapa sangka perempuan itu justru mengkhianati hubungannya, membuat dirinya jatuh lebih dalam lagi.
Nicholas sudah mampu melupakan wanita itu, tetapi sialnya perempuan itu datang kembali ke dalam hidupnya, membuat ketenangan hidupnya hancur. Bukan karena masih cinta, tetapi melihat Emma justru membangkitkan kemarahan dalam dirinya.
"Sialan!" umpat Nicholas.
Beberapa saat kemudian, Nicholas sampai di mansion pribadinya. Ia meminta pada penjaga untuk menyimpan mobilnya. Setelah itu masuk ke dalam rumah. Langkahnya lebar, tatapannya datar dan dingin.
"Di mana istriku?" tanya Nicholas pada salah satu pelayan rumahnya.
"Nyonya berada di ruang billiar, Tuan," jawab pelayan itu.
Tidak menunggu waktu lagi Nicholas melangkah menuju ruangan billiar yang ada di lantai tiga.
Sementara itu Alexa masih betah di ruangan biliar, menghabiskan waktu berjam-jam di tempat itu untuk bisa mengalihkan stres yang sedang di rasakannya.
Alexa berjalan memutari meja biliar, kembali mencari sasarannya. Setelah menemukan sasarannya, Alexa membungkuk, mengarahkan ujung stik ke bola sasarannya. Saat akan menyodok bola incarannya, fokusnya teralihkan oleh pemilik tubuh tegap, pemarah, dan mesum, dia adalah suaminya sendiri. Pria itu baru saja masuk ke ruangan itu. Alexa melirik sekilas ke arah Nicholas kemudian menyodok bola incarannya.
"Pergilah!" perintah Nicholas pada Diana.
"Baik, Tuan." Diana membungkukkan tubuhnya, untuk memberi salam sebelum keluar dari ruangan itu.
"Kenapa kamu pulang terlalu cepat. Stres yang aku rasakan datang lagi," ejek Alexa sarkas.
Nicholas hanya mendengkus menanggapi ucapan Alexa yang terkesan sedang menyindirnya.
Pria itu menggulung lengan tangannya sampai batas siku, membuka dua kancing atas kemejanya kemudian mengambil stik yang ada di sudut ruangan.
Alexa kembali dibuat terpana, bahkan dalam penampilan yang berantakan Nicholas masih terlihat tampan. Segera Alexa menepis pikirannya, ia tidak mau diperdaya lagi oleh Nicholas.
"Apa yang membuat kamu kembali begitu cepat? Dia begitu memuaskan atau sebaliknya?" ejek Alexa.
Nicholas membungkuk, mengarahkan stik ke bola sasarannya. Mendengar pertanyaan Alexa membuat Nicholas melirik malas ke arah sang istri. "Diem atau mau aku telanjangin di sini."
Alexa mengerucutkan bibirnya sebal. "Dasar mesum," batin Alexa.
Bukan Alexa namanya jika tidak bisa membuat darah tinggi Nicholas naik. "Bagus ada tempat ini di sini. Kamu jadi memiliki objek untuk melatih kesabaranmu."
Nicholas kembali menegakkan tubuhnya, melihat ke arah Alexa, menatap wanita itu dengan tajam. Mungkin jika bukan Alexa yang mengatakan itu, bisa dipastikan orang itu akan lenyap dari muka bumi detik itu juga.
"Ayo bertaruh!" tantang Nicholas.
"Ide bagus." Alexa menaruh stik biliar ke atas meja biliar lantas maju beberapa langkah untuk mempersempit jaraknya dengan Nicholas.
Alexa menatap nakal Nicholas sebelum mengalungkan kedua tangannya ke leher pria itu. "Bagaimana kalau aku yang menang?" tanya Alexa.
"Minta apapun yang kamu mau," jawab Nicholas.
Satu tangannya melingkar ke pinggang Alexa, satu tangannya lagi masih memegang stik biliar.
"Yakin, apapun boleh?" tantang Alexa.
"Hmm," gumam Nicholas.
"Kalau aku minta pisah, bagaimana?" tanya Alexa. Ekspresi wajahnya masih mencoba mengoda Nicholas.
Seketika aura wajah Nicholas menggelap. "I will kill you!"
Alexa tidak menunjukkan ketakutan justru mengerucutkan bibirnya, terlihat sebal dengan jawaban Nicholas. "Jahat sekali."
Nicholas mendengkus, tetapi tatapannya masih lekat ke wajah Alexa, tatapan tajam seolah sedang mengintimidasi wanita yang ada di hadapannya.
"Aku hanya bercanda. Jangan tunjukkan ekspresi wajah itu. Sangat mengerikan tahu." Alexa menarik tangannya dari leher Nicholas, memberi jarak dengan sang suami, kemudian kembali mengambil stik billiar yang ada di atas meja.
"Lagi pula aku belum mau pisah sekarang. Aku belum menguras hartamu. Rugi jika kita pisah sekarang," ucap Alexa sembari mengoleskan master tip ke ujung stik miliknya. Kemudian berbalik menatap Nicholas. "Kalau aku menang, aku mau satu mobil sport yang ada di garasimu."
Nicholas menaikan satu alinya, menatap remeh Alexa. "Semua untukmu kalau aku memang."
"Serius?" seru Alexa.
"Hmmm. Jangan senang dulu! Buktikan kalau kamu bisa menang dariku," ucap Nicholas. Bibirnya menyunggingkan senyuman remeh.
"Oke. Siapa takut," balas Alexa penuh percaya diri. "Sekarang apa yang kamu mau kalau kamu menang?" tanya Alexa.
Nicholas menarik pinggang Alexa, menempelkan tubuh wanita itu ke tubuhnya, menatap Alexa dengan tatapan mesum. Nicholas kemudian memiringkan kepalanya, mensejajarkan mulutnya dengan telinga Alexa. "Kalau aku menang, entar malam kita main, tapi kamu yang gerak."
Bisikan Nicholas membuat tubuh Alexa merinding. "Dasar mesum, di otakmu cuma ada itu doang."
"Kenapa? Kamu istriku, 'kan?Tubuhmu milikku," ucap Nicholas.
"Istri bayaran," koreksi Alexa.
"Aku membayarmu mahal. Jadi jangan membuat aku kecewa," ucap Nicholas sarkas. Kemudian menarik diri memberikan jarak dengan Alexa. "Ladies first!"
Nicholas menata bola di atas meja, memberikan kesempatan untuk Alexa untuk bermain lebih dulu. Awal permainan Alexa bermain bagus, tetapi setelah itu tidak. Nicholas mengambil alih permainan.
"Boleh aku bertanya, Nick?" tanya Alexa bermaksud memecahkan konsetrasi Nicholas.
"Apa?" Nicholas bertanya, tetapi tatapannya masih mengarah pada meja biliar, mencari sasaran berikutnya.
"Apa kamu masih mencintai, Emma?" tanya Alexa.
"Menurutmu?" tanya balik Nicholas.
"Kalau aku tahu, aku tidak akan bertanya," jawab Alexa kesal.
"Bukan urusanmu!" kata Nicholas datar.
Alexa mendengkus, Nicholas memang selalu bisa membalikkan keadaan. Niatnya ingin membuat Nicholas marah dan memecah konsertasinya gagal, justru kini dirinya yang merasa kesal oleh perkataan pria itu.
Alexa kembali fokus pada permainan. Mereka bergantian menyodok bola. Keduanya sama-sama mengulur waktu bermain. Sampai mereka tidak tahu waktu sudah gelap.
Mereka mulai lelah. Bola terakhir dimasukkan oleh Nicholas, menyisakan satu bola berwarna putih.
"Aku memang," ucap Nicholas bangga membuat Alexa mengerucutkan bibirnya.
Nicholas menaruh stik ke meja billiar kemudian duduk di tepi meja biliar. Tatapannya terus mengarah pada Alexa.
"Sini!" Nicholas memerintah Alexa untuk mendekat.
Alexa juga menaruh stik ke atas meja,.sebelum mendekat ke tempat Nicholas. Mereka sudah berdiri saling berhadapan dalam jarak yang begitu dekat.
"Kamu kalah," bisik Nicholas.
Alexa lagi-lagi mengerucutkan bibirnya. "Kamu kenapa tidak memberikan kesempatan aku menang. Aku kalah ataupun menang kamu juga tetap mendapatkan jatah."
Perkataan Alexa membuat Nicholas terkekeh. Pria itu lantas mengalunkan kedua tangannya di pinggang Alexa, menekannya, membuat jarak mereka semakin menipis. "Ambil mobil mana pun yang kamu mau."
"Serius." Seketika ekspresi wajah Alexa berubah sumingrah.
"Hmm," gumam Nicholas.
"Dua boleh?" tanya Alexa disambut anggukkan oleh Nicholas. "Aaa, terima kasih." Alexa berseru kemudian memeluk dan mencium rahang Nicholas.
"Tidak gratis." Nicholas memperlihatkan senyuman jahat, melunturkan senyuman Alexa.
"Mau apa?" Alexa bertanya dengan suara gagap. Ia melihat adanya bahaya.
"Puasin aku!" bisik Nicholas.
Hah!
Nicholas mengangkat Alexa, memanggulnya seperti karung beras.
"Aaaa, turunkan aku!" Alexa meronta di gendongan Nicholas, memukul punggung pria itu berkali-kali, tetapi sang suami tidak bergeming. "Dasar pria mesum," maki Alexa.
sabaaaar yaaa ,,sebentar juga malam
ditunggu jawabannya thoor ,,kalo bisa jangan kelamaan hehe
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang