NovelToon NovelToon
Setengah SETAN

Setengah SETAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Matabatin / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:64.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"

"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"

Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.

SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.

Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 21. Dia Mia??

Zoya pulang ke rumah nya di antar oleh Gani, dan ternyata masih juga mati lampu sampai Zoya pulang.

"Makasih, Ni." Ujar Zoya, setelah mereka sampai.

"Yup, gue liatin lu sampe masuk ke dalem." Ujar Gani, Zoya tersenyum mendengar nya.

"Makasih." Ujar Zoya, dia pun turun dari mobil Gani.

Zoya membuka gerbang dan masuk kedalam, suasana nya memang mengerikan saat sedang mati lampu apalagi hujan badai baru saja berhenti beberapa saat yang lalu.

Zoya membuka pintu dan terlihat rumah yang sangat gelap, tidak ada pencahayaan satu pun.

"Ayah nggak nyalain lilin?" Gumam Zoya, dia lalu menutup kembali pintu rumah dan menguncinya.

Zoya lalu berjalan masuk ke dalam menggunakan senter dari hp nya dan menyalakan lilin yang ternyata sudah ada di meja makan.

"Kling!" Suara notifikasi pesan dari Gani.

Gani menanyakan apakah aman atau tidak di dalam rumah Zoya, Zoya pun membalas nya dan mengatakan aman. Zoya menyuruh Gani pulang dengan hati - hati dan tidak lupa mengucap terimakasih banyak pada Gani.

"Lilin nya pada mati sendiri kali yah, pasti tadi angin nya masuk kedalem." Gumam Zoya.

Setelah menyalakan lilin di titik - titik yang sebelumnya ayah nya nyalakan, Zoya lalu membawa senter ponsel nya masuk ke dalam kamar mandi untuk dia membersihkan diri. Tidak ada apapun yang terjadi malam itu, Zoya tidak di ganggu sama sekali.

Zoya lalu masuk mengecek kamar ayah nya dan menyalakan lilin, ayah nya tidur dengan menutup seluruh tubuh nya dengan selimut. Tidak ada pergerakan sama sekali, tapi tumben ayah nya tidur sampai serapih itu.

"Mia tidur di atas, yah?" Gumam Zoya.

Zoya lalu kembali keluar dari kamar ayah nya dan naik ke atas, dan setelah sampai di atas.. Zoya terkejut melihat Mia yang malah meringkuk di sudut ruangan, Zoya pun langsung menghampiri Mia dan membangunkan nya.

"Dek, dek bangun. Kok lu tidur nya di lantai?" Tanya Zoya, sambil mengguncang tubuh Mia.

"Dek.." Panggil Zoya lagi.

"Hm.. aku takut kak, takut." Mia malah ketakutan.

"Takut apa, hei ini kakak." Ujar Zoya.

Mia bangun dan langsung memeluk Zoya erat - erat sampai zoya bingung kenapa dengan adiknya.

"Kak Yaya, tadi aku mimpi serem banget. Aku mimpi aku di tempat serba merah, serem kak." Ujar Mia, sambil terisak.

"DEG!" Zoya terkejut.

'Tempat serba merah, apa itu tempat yang sama yang aku lihat di dimensi lain?' Batin Zoya.

"Udah, itu cuma mimpi, yuk tidur ke atas." Ujar Zoya, dia membantu Mia bangun dan pindah ke ranjang.

Mia naik ke ranjang, dan Zoya pun menyelimuti tubuh mereka berdua dan dia membaringkan tubuh nya di samping Mia. Zoya mengusap - usap kepala Mia agar Mia tidak ketakutan, tapi sejujur nya Zoya masih memikirkan apa yang Mia katalan barusan.

'Ruangan serba merah..' Batin Zoya.

KE ESOKAN HARINYA..

Zoya bangun pagi dan turun ke bawah, sementara Mia masih tertidur dengan nyenyak. Di bawah Zoya melihat ayah nya sedang duduk di meja makan tapi dengan wajah yang sangat pucat sambil beberapa kali meneguk air dari gelas nya.

"Ayah sakit?" Tanya Zoya.

"Ng- nggak, nak." Jawab ayah nya dengan terbata.

"Ayah kenapa? Abis mimpi buruk?" Tanya Zoya lagi lalu duduk di depan ayah nya.

Ayah nya itu melirik ke sekeliling rumah nya sendiri, di otak nya dia masih teringat dengan suara yang meniup korek apinya semalam dan pocong busuk yang berbaring di belakang nya.

"Bau apa yah ini?" Gumam Zoya, ayah nya langsung melirik Zoya.

"Kamu juga mencium nya, kan?? Bau busuk ini ngikutin ayah." Ujar ayah nya, tapi Zoya malah mengernyit.

"Bau busuk?? Yaya nyium bau orang jualan di depan, bau nya enak. Yaya beli sarapan dulu yah." Ujar Zoya, lalu dia bangun dan hendak keluar.

"Yaya, di rumah kita ada setan nya!" Ujar ayah nya tiba - tiba, seketika Zoya menghentikan langkah kakinya dan kembali berbalik menatap ayah nya.

"Semalam saat hujan badai, di rumah mati lampu nak. Ayah mengalami keanehan yang seumur hidup ayah baru ayah rasakan sekarang, keran menyala, ada bayangan, ada yang niup korek ayah waktu ayah mau nyalain lilin." Ujar ayah nya, Zoya terkejut.

"Dan yang paling mengerikan, ada pocong bau busuk yang ikut rebahan di belakang ayah. Muka nya ancur berdarah - darah, ayah liat dengan mata kepala ayah sendiri, nak." Imbuh ayah nya.

Zoya yang mendengar itu langsung kembali duduk di depan ayah nya, tidak heran semalam saat dia pulang kondisi rumah nya gelap gulita, ternyata ayah nya baru saja di teror.

"Ayah.. sebener nya ke anehan itu udah Yaya alamin sejak beberapa bulan yang lalu. Ayah sama Mama waktu itu belum percaya sama Yaya, sampe mama akhir nya liat sendiri." Ujar Zoya.

"Yaya rasa, ini ada kaitan nya sama Mia.." Imbuh Zoya, ayah nya menatap Zoya dengan tatapan tidak percaya.

"Apa maksudmu bawa - bawa adikmu??" Tanya Ayah nya, tapi saat itu juga Zoya melihat Mia turun.

Mia turun dengan wajah datar nya tapi kemudian dia menatap Zoya sambil tersenyum. Tapi.. Entah mengapa tatapan Mia itu seolah itu bulan Mia, tatapan nya lebis seperti ancaman.. Akhirnya Zoya mengurungkan niat nya..

"Yaya pergi beli sarapan dulu, yah." Ujar Zoya, dia bangun dan hendak pergi.

"Dek, kamu mau sarapan apa?" Tanya Zoya pada Mia, ayahnya menoleh melihat Mia.

"Apa aja kak, samaan sama kak Yaya juga boleh." Ujar Mia, sambil tersenyum.

"Okay." Zoya pun pergi, dengan wajah yang seolah berpikir.

'Ini.. Mia?' Batin Zoya sambil berjalan keluar.

Mia berjalan melewati belakang ayah nya menuju ke kamar mandi, dan saat itu juga ayah nya merasa tengkuk nya mendadak dingin dan merinding. Setelah mendengar Zoya berkata bahwa Mia ada kaitan nya dengan semua ke hororan yang terjadi, ayah nya kini malah jadi kepikiran.

"Ayah." Panggil Mia, dan ayah nya tersentak kaget.

"I- iya, nak?" Sahut ayah nya gugup.

"Mia berangkat sekolah sama ayah, yah.." Ujar Mia.

"Kamu mau sekolah? Emang udah sembuh?" Tanya ayah nya.

"Udah, Mia baik - baik aja kok. Mia mandi dulu yah, ayah jangan pergi duluan." Ujar Mia, dan ayah nya mengangguk.

Mia masuk kedalam kamar mandi dan setelah nya ayah nya mengusap tengkuk nya yang terasa dingin dan merinding.

Di luar rumah, Zoya sedang membeli makanan untuk sarapan. Letak rumah nya yang dekat dengan pasar pagi membuat nya mudah mencari makanan apapun, karena saat pagi di gang yang tak jauh dari rumah nya ada banyak orang berjualan makanan.

Pasar pagi itu bukan pasar besar, hanya seperti pasar dadakan yang buka jam setengah 5 pagi sampai jam 10 siang, tapi banyak yang menjual makanan dari makanan basah sampai kering. Ada juga yang jual sayuran, ikan dan daging, suasana nya ramai.

Dan saat ini Zoya sedang menunggu antrean membeli nasi uduk, setelah dia membeli susu kedelai dan beberapa gorengan lain.

"Tiga ya, bu." Ujar Zoya, ketika tiba giliran nya.

"Neng, gimana keadaan ibumu? Kok belum pulang - pulang?" Tanya salah satu penjual yang langganan dengan ibunya Zoya.

"Mama koma, bu. Minta doa nya, yah.." Ujar Zoya, ibu penjual nya kaget mendengar ibunya Zoya koma.

"Astagfirullah, koma?? Ya Allah kasian banget." Ujar penjual.

Dan setelah nya langsung lah kabar itu menjadi buah bibir di sana, ibu - ibu di sana memang selalu semangat saat ada kabar berita yang beredar.

Setelah membeli sarapan, Zoya lalu pulang dan melihat Mia yang sudah rapih dengan seragam sekolah nya.

"Loh, dek. Lu masuk sekolah? Emang udah nggak apa - apa?" Tanya Zoya.

"Mia nggak apa - apa, kok. Mia berangkat sama ayah hari ini, kak." Sahut Mia, sambil tersenyum.

Tapi lagi - lagi, senyuman Mia itu justru terasa menakutkan di mata Zoya.. Senyuman nya seperti smirk, bukan senyum polos Mia seperti biasanya.

"Ya udah, sarapan dulu nih. Kakak beli nasi uduk sama gorengan." Ujar Zoya, dan Mia mengangguk.

Zoya pergi ke belakang Mia karena dia akan menuang susu kedelai yang di belinya di pasar tadi, Zoya melirik Mia sebentar karena Mia hari ini menjadi sedikit aneh.. Semalam jelas - jelas Mia ketakutan dan tidur dalam pelukan nya, tapi paginya Mia seperti tidak mengalami apapun sebelumnya.. Mia benar - benar seperti orang lain.

Setelah menuang dua gelas sudu kedelai itu, ia lalu menyajikan nya untuk Mia. Mereka lalu memakan sarapan bersama, di susul oleh ayah mereka berdua.

"Berangkat dulu ya, kak.." Pamit Mia, dan Zoya mengangguk.

"Iya, ati - ati dek." Ujar Zoya.

Tiba - tiba Mia berjalan mendekat dan tersenyum pada Zoya, lalu tanpa aba - aba memeluk Zoya dengan hangat. Sungguh sangat jarang hal itu terjadi, dulu mereka memang sering berpelukan saat Zoya belum sibuk dengan dunia perkuliahan dan kerja sambilan nya, dan hari ini Mia memulai momen hangat itu lagi.

"Kalo ada apa - apa di sekolah, bilang kakak okay?" Ujar Zoya dan Mia mengangguk.

"Kak Yaya sayang Mia, kan?" Tanya Mia, Zoya yang mendengar itu tersenyum.

"Sayang lah, sayang banget. Udah berangkat gih, tar telat." Ujar Zoya, Mia lalu mengangguk dan melepas pelukan nya.

"Assalamualaikum, kak Yaya." Pamit Mia, dan Zoya menganggu sambil menjawab salam Mia.

Mia lalu pergi dengan ayah nya, membonceng di motor vespa milik ayah nya tapi terus melihat kebelakang menatap Zoya sambil tersenyum dan melambaikan tangan nya..

'Dia Mia, atau..' Batin Zoya dengan rasa curiga..

BERSAMBUNG..

1
Susilawati
kasihan Ruth, dia terjebak atau mungkin lebih tepatnya di jebak oleh suaminya sendiril.
Susilawati
lagi tegang bacanya, bersambung......

lanjut Thor lanjut
Susilawati
oooh jadi itu yg terjadi sama Gani, syukurlah kalo kayak gitu
Hidayah Hanan
lnjut kakak😍😍
Heri Wibowo
berarti banyak pengikut sekte yang awalnya kena tipu.
Aris Setyawan
wah,,kaya ritual gunung Kemukus ne kayaknya
Hary Nengsih
pnya anak tapi bukan anak nya
tundra mahkota
streesss nih suaminya
Heri Wibowo
lanjut kakak
neni nuraeni
lagi seru" nu eeeh bersmbung
wardah
y ampuun smakin deg2an
Hidayah Hanan
makin seru ya kak😘😘
Riska Salahudin
ya ampun deg deg an aku
(**𝖄𝖎 𝖃𝖎'𝖆𝖓**)
satu persatu jadi korban.. siapa sbnrnya yg mengganggu mereka.
Hary Nengsih
waspada
wasiah miska nartim
jreng...jreng...jreng hati ku jreeeeeeeng
🫡Ust_cing🌚off✈︎
done mampir, semangat ya
🫡Ust_cing🌚off✈︎
kenapa nggak bilang dulu ke pihak polis untuk menyewa rumah itu
🫡Ust_cing🌚off✈︎
ya klo di sewa ada yang pembunuhan
🫡Ust_cing🌚off✈︎
waduh mungkin kayak ada sesuatu terjadi nanti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!