Kyara harus menerima ujian pahit dalam hidupnya ketika dihadapkan dengan kenyataan harus menerima tawaran menjadi istri dari Bos tempat ia bekerja demi permintaan pria tua yang sangat ia sayangi. Membuat Kyara harus berada di posisi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Bagaimana nasib pernikahan yang Kyara jalani tanpa ada satu orang pun yang tahu jika dirinya sudah menikah bahkan tidak dianggap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menegangkan
Kyara mulai mengerjakan pekerjaannya sesuai arahan dari Sinta. Membersihkan ruangan presdir dan merapikan barang-barang yang sedikit berantakan agar lebih rapi. Dan semuanya harus sempurna sebelum presdir memasuki ruangannya. Dibandingkan pekerjaannya di lantai 10 yang cukup menguras tenaga, pekerjaannya kali ini cukup ringan, namun penuh ekstra kehati-hatian. Mengingat banyaknya berkas-berkas penting dan barang-barang mahal yang ada di dalam ruangan itu.
Kyara menatap sekeliling ruangan, memastikan pekerjaannya sudah sesuai dengan arahan sekretaris Sinta. Ruangan suaminya ini cukup mengagumkan dari segi apapun dilihat. Tatanan yang cukup rapi dan teratur, hingga perpaduan warna yang sesuai. Sudah pasti interior design di ruangan itu dilakukan oleh orang yang sangat profesional dalam bidangnya.
"Kau cukup cekatan dalam bekerja, Kyara." Puji Sinta melihat Kyara yang baru saja keluar dari dalam ruangan presdir. "Kau hanya perlu menyiapkan sedikit mental menghadapi sikap presdir nanti." Bisik Sinta dengan pelan.
Kyara hanya tersenyum menanggapinya. "Apa presdir akan datang ke perusahaan hari ini, Bu?" Tanya Kyara lirih. Sebenarnya sudah dari tadi ia ingin menanyakan keberadaan suaminya. Mengingat pembicaraan mereka di ruangan Bu Retno kemarin yang mengatakan jika presdir akan masuk kerja hari ini. Sedangkan tadi malam sampai pagi pun suaminya itu tidak ada menampakkan batang hidungnya di apartemen.
"Benar, Kya. Pak Gerry sudah kembali bekerja di perusahaan hari ini setelah seminggu belakangan melakukan perjalanan bisnis di luar kota." Jelasnya.
Kyara mengangguk mengerti. Ternyata Pak Gerry ada pekerjaan di luar kota. Tetapi kenapa tadi malam dia tidak tidur di apartemen? Apa Pak Gerry tidur di rumah Kakek? Batin Kyara menebak.
"Kyara, hei?" Panggil Sinta. Tangannya melambai di depan wajah Kyara yang masih termenung di tempatnya.
"Agh, Iya, Bu."
"Kamu kenapa, Kya?"
"Ti-tidak. Saya tidak apa-apa, Bu. Kalau begitu saya pamit mau ke pantry dulu, Bu!" Ucap Kyara cepat.
***
Deringan telepon di pantry memutuskan lamunan Kyara. Kyara bergegas menyambar telepon yang masih berbunyi kemudian meletakkan di daun telinga. Setelah menutup telepon, raut wajah Kyara yang semula lesu kini tampak tegang.
"Kau kenapa, Kya?" Tanya Nisa teman sesama OB yang bertugas di lantai khusus presdir bersamanya. Tidak mendapat jawaban dari Kyara, akhirnya Nisa kembali angkat bicara. "Apa kau mendapat tugas membuatkan presdir kopi hitam?" Tanyanya lagi.
"Iya, Nis. Aku diminta asisten Jimmy membuatkan kopi hitam untuk Pak Gerry." Sahut Kyara.
"Wah, kau harus cukup pandai menyeduh kopi yang sesuai dengan selera pak presdir. Karena yang biasanya membuat kopi untuk presdir itu adalah Boby. Bahkan Boby sampai 10 kali mengulang sampai buatan kopinya sesuai dengan selera presdir!" Cerita Nisa sambil bergedik ngeri.
"Apa benar begitu?" Kening Kyara nampak berkerut.
"Tentu saja. Untuk apa aku berbohong padamu Kya." Sungut Nisa.
"Memangnya kopi yang sesuai selera presdir seperti apa?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu pasti. Karena aku sama sekali tidak diberi kesempatan untuk membuatkan kopi lagi untuk presdir setelah 5x gagal." Gumam Nisa terkikik geli. "Kalau dari cerita Boby, pak presdir tidak menyukai manis. Dan yang aku lihat Boby hanya sedikit mencampurkan gula ke dalam kopi presdir." Jelasnya. "Ayolah, Kyara. Kau tunggu apa lagi? Cepat buatkan kopi untuk presdir sebelum asistennya menghampiri kau ke sini karena presdir tidak suka menunggu!" Perintahnya yang melihat Kyara belum beranjak dari posisinya.
**
Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
bab ini kata Calvin wajah Cilla mirip dengan Bianca
Eeeeee...ini masalah Citra juga lamban dalam mengatasi kecurigaan Rania. Bahkan sudah ada peristiwa berani pegang atau mau betulin dasi juga masih lamban mengatasi Citra. Tapi bukan William kalau tidak heboh dulu wkwkwk
Ato bumil...hajar tuh pelakor tanpa ampun