Kelly wanita berusia 24 tahun. Wanita dengan paras wajah yang cantik dan sangat polos. Kelly Aditisy Maheswari. Dia dikenal sangat lugu dengan memakai kacamata karena memiliki mata yang minus.
Memiliki seorang ibu yang tidak peduli kepadanya dan bahkan membedakan kasih sayang terhadap dirinya dan sang kakak.
Keluguannya benar-benar sangat dimanfaatkan dan bahkan calon suaminya sendiri berselingkuh dengan Tasya dan terpaksa bertunangan dengan Kelly hanya karena suatu tujuan.
Sampai seketika Kelly menyadari semua itu, dia mulai menyadari bahwa dirinya sangat tidak diinginkan, bahwa dirinya selama ini dibodoh-bodohi oleh keluarganya sendiri dan calon suami.
Hal itu membuat Kelly membalas dendam yang setimpal dengan apa yang telah dia terima selama 24 tahun hidup dalam ketidakadilan.
Farand pria yang disukai sang kakak bersedia membantu diri.
Lalu bagaimana kedekatan Kelly dan Farand dalam balas dendam Kelly.
Mari kita lihat dalam Novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Kembali Bersandiwara.
Nafas Tasya naik turun yang benar-benar tidak menyangka dengan perkataan adiknya itu dan apalagi menatapnya begitu tajam yang benar-benar sangat menantang dirinya.
"Jangan terlalu marah seperti itu, Kak. Aku hanya bersenang-senang dengan laki-laki yang bukan milik siapa-siapa. Tetapi Kakak telah bersenang-senang dengan laki-laki yang akan menikah dan bahkan melakukan hal itu di hari pertunangannya. Aku sama sekali tidak menganggap ini sebuah pembalasan. Karena bagiku pembalasan harus jauh lebih parah dari pada ini," ucap Kelly dengan penuh penegasan yang sangat berani berbicara pada Tasya.
Setiap kata yang dikeluarkan dari mulutnya mampu membuat darah Tasya mengalir mendesir dengan giginya yang rapat yang benar-benar emosi kepada adiknya itu.
"Kau bilang apa?" tanya Tasya dengan suara tertekan.
"Aku ingin memperjelas kepada Kakak. Dia sama sekali tidak mengakui hubungan Kakak, dia sama sekali tidak menganggap siapa Kakak. Apa yang kami lakukan hanya untuk bersenang-senang dan tanpa menyakiti siapapun!" tegas Kelly dengan tersenyum miring yang sangat mengejek bagaimana rasa sakit hati yang didapatkan Tasya.
"Kurang ajar kau!" Tasya yang kembali terpancing ingin memberikan tamparan kepada Kelly lagi. Tetapi kali ini Kelly berhasil menahan tangan itu dengan mereka berdua saling menatap tajam dan penuh tantangan.
Mata Tasya yang melotot sampai bola mata itu ingin keluar melihat bagaimana tangan Kelly mencengkram lengannya sangat kuat.
"Aku membiarkan sekali menyentuh pipiku, karena aku sangat menghargai kemarahan mu dan seolah bisa merasakan sakit hatiku. Jika melakukan itu sekali lagi, maka aku akan membalas berkali-kali!" tegas Kelly yang langsung menjatuhkan tangan Tasya dengan kasar.
Tasya sampai merasakan begitu sakit pada pergelangan tangannya yang padahal tidak lama di cengkram oleh Kelly.
"Kau berani padaku Kelly," sahut Tasya dengan amarah yang semakin menggebu-gebu.
"Aku tidak punya alasan sama sekali untuk takut padamu," jawab Kelly dengan begitu sampainya.
"Apa katamu?" Tasya sudah tidak bisa berkata-kata lagi menghadapi adiknya itu.
"Sekarang keluar dari kamarku dan jangan menggangguku!" tegas Kelly tidak segan-segan mengusir wanita yang mengusik hidupnya itu.
"Kau berani mengusirku," sahut Tasya.
"Aku bilang keluar!" teriak Kelly.
Tasya benar-benar sangat tidak menduga adiknya itu. Karena Tasya yang masih tetap diam pada di tempatnya yang membuat Kelly langsung mengusir Tasya dengan mendorong Tasya.
"Apa-apaan kamu Kelly!" berontak Tasya yang teriak-teriak dan sampai akhirnya keluar dari kamarnya.
"Jangan pernah sekali-sekali untuk datang menggangguku!" tegas Kelly yang membuat Tasya terdiam dan tanpa basa-basi Kelly langsung menutup pintu kamar dengan kuat.
"Kurang ajar kau Kelly!" teriak Tasya dengan suara menggelegar dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Kelly.
Kelly yang bersandar di balik pintu dengan nafas naik turun dengan tangannya yang memegang dadanya dan jantungnya juga berdebar begitu kencang seperti benderang mau perang. Beberapa kali-kali mengatur nafasnya yang tidak terkendalikan sampai saat ini. Dia butuh sekali energi setelah banyak mengeluarkan tenaga.
"Apa yang kamu lakukan sudah benar Kelly. Kamu memang sangat wajib bertindak seperti itu. Dengan seperti itu dia tidak akan bisa memandang remeh kamu lagi dengan kamu. Orang seperti itu memang pantas mendapatkannya," gumam Kelly yang merasa yakin dengan apa yang telah dia lakukan adalah benar.
"Aku berharap lain kali, dia bisa berhati-hati kepadaku!" ucapnya.
"Tasya kenapa kamu teriak-teriak seperti ini?" Kelly mendengarkan suara Monica yang marah kepada Tasya.
"Kelly benar-benar sangat kurang ajar, Ma. Dia jelas-jelas telah menjalin hubungan dengan Farand. Kelly juga sudah mengakui semuanya kepadaku. Dia sengaja membuatku seperti orang gila. Dia bermuka dua, Ma!" jelas Tasya yang kembali menceritakan semua kepada Monica.
Monica masih terlihat kurang percaya dengan apa yang di katakan Tasya.
"Mama jangan menatapku seperti menganggap aku orang bodoh. Apa yang aku katakan adalah benar! Dia melakukan semua itu. Mah. Bukan hanya mataku yang melihat jelas kejadian itu dan bahkan barusan diam jujur kepadaku! telingaku menjadi saksi dengan semua yang telah dia lakukan bersama dengan Farand," Tasya menegaskan kepada Monica. Karena melihat keraguan di wajah Monica.
"Mama jangan diam saja!" tegas Tasya yang lama-lama bisa murka kepada Monica.
Monica menghela nafas dan langsung mengetuk pintu kamar Kelly.
"Kelly buka pintunya!" teriak Monica yang menggedor-gedor pintu itu.
"Kelly!"
"Kelly!"
Kelly tetap diam yang tidak membuka pintu itu sama sekali dan justru wajahnya tampak cemas dengan jantung yang berdebar begitu kencang. Dia sangat jelas bagaimana mendengar aduan Tasya kepada Monica ada jika dulu Tasya mengadu kepada Monica pasti di belakang Kelly agar Kelly tetap menganggap Tasya adalah Kakak yang baik.
Kelly juga sudah hafal bagaimana Monica jika marah dan pasti dirinya akan menjadi imbas tanpa ampunan.
"Kamu benar-benar kurang ajar Kelly!"
"Apa yang kamu lakukan hah! Kamu tetap ingin bersembunyi di dalam hah!" Monica terus berteriak-teriak.
Kelly menghela nafas yang berjalan menuju ranjang yang sama sekali tidak membuka pintu itu. Dia benar-benar berusaha untuk tetap pada pendiriannya yang melawan dan membangkang yang tidak ingin dianggap lemah.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan," ucapnya dengan gugup dengan jari-jarinya yang saling memencet.
"Anak ini benar-benar biadab," kesal Monica dan sudah tidak terdengar lagi suara Monica berteriak-teriak.
Tidak lama mata Kelly melihat kearah pintu yang terdengar suara putaran kunci dan kanopi pintu yang juga bergerak. Sesuai dengan dugaan Kelly daun pintu itu dibuka dari luar yang pasti memang memiliki kunci cadangan. Monica dan Tasya yang sekarang sudah berada di hadapan Kelly.
"Kamu tuli. Sejak tadi saya berteriak sampai mulut saya berbusa memanggil kamu dan kamu malah dengan santai duduk di sini. Kamu tidak mendengarkan saya hah!" umpat Monica dengan marah-marah.
Wajahnya yang garang sudah jelas semakin terlihat yang sangat ingin sekali menerkam Kelly dan mungkin terbawa emosi dengan semua yang dikatakan Tasya.
"Sekarang bisu! Kamu tidak punya mulut untuk menjawab saya hah!" tegas Monica.
"Aku sedang ingin istirahat. Jangan menggangguku!" hanya jawaban itu yang di berikan Kelly.
"Apa katamu!" Monica benar-benar sangat tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Kelly.
"Mama dengar sendiri bukan, apa kata dia. Itu yang aku terima dari dia dan sekarang mama sadar bukan. Jika apa yang aku katakan sama sekali tidak salah. Dia memang bermuka dua," sahut Tasya yang semakin memberikan bukti kepada Monica.
"Aku tidak bermuka dua. Aku tidak melakukan apapun. Kakak saja yang sangat berlebihan kepadaku yang menganggap aku melakukan sesuatu hal yang sama sekali tidak aku lakukan," sahut Kelly yang jika berada di depan Monica dia tidak akan mengakui semuanya.
"Kau benar-benar!" umpat Tasya yang semakin geram dengan kamu.
"Mama juga sebaiknya keluar dari kamarku. Aku benar-benar ingin istirahat," sahut Kelly.
"Lancang sekali kamu mengusir saya!" Monica yang terbawa emosi menghampiri Kelly yang ingin bermain tangan yang membuat Kelly memejamkan mata yang siap dengan tamparan itu.
"Ada apa ini?" suara itu mampu membuat Tasya tidak jadi melancarkan aksinya yang ternyata Danu sudah berada di depan pintu.
Bersambung....