"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flashback : Batalkan Pertunangan!
Dua tahun kemudian.
"Buyarkan semua acara bodoh mu itu!" bentak Sonia.
"Kakekmu sedang di luar negeri saat ini. Kau ingin aku menyuruhnya pulang untuk mengusir mu dari rumah ini?!"
Karena kesibukannya mengurus perusahaan cabang yang ada di luar negeri, Sonia tidak memperhatikan pergerakan Lucifer. Dia pikir putranya itu hanya akan kuliah dengan tekun, sesuai janjinya yang tak ingin kuliah di luar negeri.
Namun dia mendapat kabar dari Yohan kalau Lucifer akan mengadakan pesta pertunangan. Saat itu juga Sonia meninggalkan pertemuan penting nya dan kembali negara Konoha.
"Alberto pasti kecewa di atas sana.." ucap frustasi Sonia sambil menyebut nama mendiang suaminya yang telah meninggal belasan tahun yang lalu.
"Aku mencintainya, Ma!" tegas Lucifer.
"Mama tidak sudi memiliki menantu busuk seperti itu!" bentak Sonia.
"Mama tau apa tentang dia. Dia gadis yang baik, dan dia juga yang telah menyelamatkanku dari penculikan waktu itu."
Sonia tercengang. Amarahnya semakin memuncak. Ternyata itu trik yang digunakkan nya untuk memikat putranya.
"Kecelakaan waktu itu di muat di berita, kamu tau kan?"
"Dia hanya bicara omong kosong! Gadis licik itu sama saja seperti Ibunya!"
"Jika kamu tidak membuyarkan semua itu, mama akan mengadopsi anak untuk menjadikannya pewaris perusahaan Killian!" ucap Sonia tanpa memberikan kesempatan bagi Lucifer untuk melawan, kemudian berlalu dari hadapan Lucifer.
Lucifer yang saat itu masih berusia 22 tahun merasa labil setelah mendengar kata pewaris dari mulut Ibunya. Namun tetap saja dia tidak bisa membuyarkan acara yang telah lama di bayangkan nya. Dan akhirnya dia tetap menjalankan acaranya itu.
Tiga hari sebelum acara itu. Sonia mengetahui sebuah kebenaran dari Yohan, kalau acara itu tetap dilanjutkan. Juga selama beberapa tahun terakhir ini Lucifer telah menghabiskan sejumlah uang dengan jumlah yang besar untuk Rose, laporan dari mata-matanya. Mereka bilang Rose menggunakan uang itu untuk membayar hutang Ibunya.
"Wanita-wanita licik itu benar-benar kurang ajar! Tidak cukup menghancurkan sahabatku, sekarang putrinya juga mengincar kekayaan ku?!" Sonia benar-benar murka.
"Tidak hanya membuat anakku membangkang, tapi dia juga sudah mengatakan omong kosong yang terlalu banyak!"
"Tolong jangan terlalu emosi, Bibi. Nanti tekanan darah Bibi naik.." tutur Yohan yang saat itu berada di ruangan Sonia.
"Sekarang katakan padaku, apa yang harus ku lakukan?" ucap Sonia dengan putus asa.
"Bagaimanapun posisi menantu hanya boleh diisi oleh Daisy!" gumam Sonia kemudian bangkit dari kursinya dan berlalu pergi.
Dia mendatangi tempat kerja Rose yang berada di kafe. Menjambak nya keluar dihadapan semua orang.
"Benar-benar wanita tak tau malu!"
"Kalau dalam keluarga mu memang mempunyai sifat yang sama, setidaknya kau harus punya otak!"
"Beraninya kau mendekati anakku seperti parasit?!"
Rose hanya tersenyum meremehkan sambil menatap Sonia dengan tatapan yang menjengkelkan.
"Apa itu salahku kalau dia jatuh cinta padaku? Tidak, kan?"
Tamparan keras mendarat di pipi Rose.
"Yang kau butuhkan hanya uang, kan?"
Sonia mengeluarkan amplop dari dalam tasnya yang berisikan cek. Lalu melemparkannya ke wajah Rose.
"Tinggalkan anakku!" tegasnya.
Tanpa rasa malu Rose mengambil amplop yang jatuh itu dan membukanya. Setelah melihat nominal yang tertulis di sana, dia tersenyum.
"Baiklah. Tapi aku punya permintaan lain."
"Sekolahkan aku di sekolah musik bergengsi di luar negeri.."
Sonia benar-benar geram. Namun jika itu bisa membuatnya pergi dari hidup putranya, hal itu akan dia lakukan meskipun terkesan bodoh.
"Baik."