"Seharusnya aku tahu, kalau sejak awal kamu hanya menganggap pernikahan ini hanya pernikahan kontrak tanpa ada rasa didalamnya. Lalu kenapa harus ada benihmu didalam rahimku?"
Indira tidak pernah mengira, bahwa pada suatu hari dia akan mendapatkan lamaran perjodohan, untuk menikah dengan pria yang bernama Juno Bastian. Indira yang memang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Juno, langsung setuju menikah dengan lelaki itu. Akan tetapi, tidak dengan Juno yang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap Indira. Dia mengubah pernikahan itu menjadi pernikahan kontrak dengan memaksa Indira menandatangani surat persetujuan perceraian untuk dua tahun kemudian.
Dua tahun berlalu, Indira dinyatakan positif hamil dan dia berharap dengan kehamilannya ini, akan membuat Juno urung bercerai dengannya. Namun takdir berkata lain, ketika kehadiran masa lalu Juno yang juga sedang hamil anaknya, sudah mengubah segalanya.
Apa yang akan terjadi pada rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
Perselingkuhan yang diketahui Juno tentang istrinya ini membuat Juno sangat terluka. Jika dulu sebelum menikah, Juno masih bisa memaafkan Sheila yang selingkuh dengan seseorang dibelakangnya. Terlebih lagi, dulu hubungan mereka sempat break karena pendidikan Sheila. Akan tetapi, perselingkuhan yang diketahui Juno sebagai perselingkuhan kedua ini dilakukan Sheila saat mereka masih berada dalam ikatan pernikahan. Juno agak ragu bahwa dia bisa memaafkannya.
"Juno! Please jangan bilang gitu..."
"Aku sudah pernah bilang sama kamu sebelumnya dan kita juga udah janji Shei. Jika salah satu dari kita berkhianat, orang yang dikhianati berhak mengambil keputusan dalam hubungan."
Deg!
Jantung Sheila semakin tak karuan mendengar perkataan Juno, firasatnya mengarah pada hal negatif. Dia tahu benar saat ini Juno sangat marah mengetahui perselingkuhannya.
Sheila menggeleng panik. "Nggak Jun! Apa maksud kamu keputusan? Jangan bilang kamu mau menceraikan aku? Nggak kan? Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kamu sangat mencintai aku dan tidak mungkin kita bercerai semudah itu!" tutur Sheila dengan tegas, dia tidak akan pernah mau bercerai dengan Juno. Selain Juno adalah sumber donaturnya, Juno juga memperlakukannya dengan baik selama ini.
"Aku memang mencintai kamu Shei, tapi... bukan berarti aku akan menerima pengkhianatan," ucap Juno dengan sorot mata yang menyiratkan luka dihatinya akan pengkhianatan Sheila.
"Aku janji, aku nggak akan pernah melakukan itu lagi Jun."
Dari perkataan Sheila, Juno bisa menangkap bahwa Sheila mengakui dia sudah berselingkuh. Hati Juno semakin sakit, karena banyak sekali yang dia korbankan untuk Sheila, demi hubungan mereka. Dia bahkan selalu menolak Indira sebagai istrinya, mengabaikan Indira demi masa lalu, demi menjaga perasaannya pada Sheila. Tapi ujung-ujungnya dia dikhianati? Sakit rasanya, berjuang untuk cinta pertama yang selalu dia puja-puja.
"Jadi kamu mengakuinya? Perselingkuhan itu benar," ucap Juno dengan penuh penekanan.
"Juno, aku minta maaf...aku janji tidak akan mengulanginya lagi." Mohon Sheila seraya mengatupkan kedua tangannya dan menangis didepan pria itu. Dengan harapan pria itu akan luluh saat melihatnya menangis seperti biasanya.
"Tunggu surat gugatan cerai dariku tiba, Sheila!" ujar Juno yang membuat Sheila terbelalak mendengarnya. Juno sama sekali tidak luluh padanya, dia malah memantapkan keputusannya untuk berpisah dengan Sheila. Seakan cintanya sirna seketika dalam sekejap, padahal Juno mencintai Sheila dari kecil.
Tanpa mereka sadari, seorang pria tua yang duduk dikursi roda dan seorang pria dibelakangnya melihat, bahkan mendengar percakapan Juno dan Sheila. Lebih tepatnya pertengkaran sengit pasangan suami-istri itu dilorong hotel yang kebetulan sedang sepi.
"Jun... sayang please. Kita nggak mungkin cerai, kita saling cinta."
"Kalau kita saling cinta, kenapa harus ada perselingkuhan Shei? Itu artinya sebagai seorang pria aku banyak kekurangan, aku nggak bisa memuaskan kamu sampai kamu mencari pria lain!" sentak Juno yang penuh emosi. Mengingat foto Sheila dan pria itu berciuman, membuat hati dan pikiran Juno kembali diliputi amarah, cemburu, sakit!
Setelah mengatakan itu, Juno pun melangkah pergi meninggalkan Sheila di sana. Namun Sheila tidak berhenti mengekorinya.
"Juno! Kamu seperti ini karena wanita kampung itu dan anaknya kan? Kamu menceraikan aku gara-gara kamu bertemu mereka lagi! Mereka mempengaruhi kamu!" teriak Sheila dengan urat-urat emosi yang tampak jelas di wajahnya.
Juno pun membalikkan tubuhnya, tepat setelah dia mendengar perkataan Sheila.
"Kamu nggak sadar diri ya Shei," sinis Juno yang terlihat dingin. Dia tidak banyak berkomentar, sebab dia lelah berdebat. Sheila selalu mau menang sendiri, dia yang harus mengalah selama ini. Juno lelah mengalah terus.
Pria itu berjalan menuju ke kamarnya dan dia melihat Pak Edwin bersama Dito di sana. Juno menghentikan langkahnya. "Kamu sudah sadar Juno? Gimana... dengan wanita pilihan kamu itu?"
****
Hai guys sambil nunggu up lagi, mampir kesini yuk
Maaf author upnya Dikit, badan lagi drop belum bisa ketik banyak ,😭
penyesalan mu lagi otw juno